4 Bahaya Formalin bagi Tubuh, Zat Beracun yang Ganggu Pernapasan, Pencernaan, hingga Memicu Kanker!
Formalin menjadi salah satu jenis bahan kimia yang umum digunakan sebagai bahan pengawet dan pembunuh kuman.
Bahan kimia ini juga sering ditemukan dalam produk pembersih rumah tangga. Namun, penggunaannya perlu kehati-hatian agar tidak menimbulkan dampak tersendiri.
Pasalnya, paparan formalin dalam jangka panjang dapat memicu munculnya gangguan kesehatan serius. Simak selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Mengulik Makanan Tambahan Balita, Manfaatnya hingga Contoh Makanannya
Mengenal Formalin
Dilansir dari Canadian Cancer Society, formalin adalah larutan kimia yang tidak berwarna dan berbau tajam.
Bahan kimia ini banyak digunakan di industri dan produk rumah tangga, seperti cat, kosmetik, pencuci piring, produk kayu, disinfektan, antiseptik, dan rokok.
Meski takarannya tidak lebih dari 1 persen, bahan kimia ini mampu menimbulkan bahaya buruk bagi kesehatan tubuh, lo.
Selain sejumlah produk tersebut, formalin juga dipakai sebagai pengawet mayat, pun perabotan rumah tangga yang berasal dari kayu.
Untuk kebutuhan industri, penggunaan formalin tidak dilarang. Namun, setiap pekerja harus ekstra hati-hati, mengingat risikonya lebih besar ketimbang manfaatnya.
Dilansir dari American Cancer Society, formalin memiliki sebutan lain, formol, morbicid, methanal, formic aldehyde, methylene aldehyde, karsan, dan oxomethane.
Selain itu, methyl oxide, oxymethylene, tetraoxymethylene, formoform, paraforin, polyoxymethylene glycols, methylene glycol, tetraoxymethylene, formalith, dan trioxane.
Jadi, jika Moms ingin memilih produk rumah tangga yang aman untuk dipakai, disarankan untuk membaca label kemasan terlebih dulu.
Jika terdapat sejumlah istilah tersebut, dapat dipastikan jika produk tersebut mengandung formalin.
Baca juga: Menurut Penelitian, Masih Ada Sedikit Zat Racun yang Ditemukan dalam Makanan Bayi
Bahaya Formalin bagi Tubuh
Formalin dapat menunjukkan efek samping secara langsung jika terhirup, terpapar pada kulit, atau tidak sengaja tertelan.
Pasalnya, ini merupakan bahan kimia yang larut dalam air, sehingga sangat cepat diserap oleh tubuh saat terhirup, terpapar pada kulit, atau tertelan.
Berikut ini beberapa bahaya formalin bagi tubuh yang perlu Moms waspadai:
1. Bahaya Bagi Saluran Pernapasan
Hanya dengan menghirupnya saja, formalin dapat memicu iritasi pada saluran pernapasan.
Akibatnya, Moms akan mengalami sejumlah gejala, seperti batuk-batuk, radang tenggorokan, nyeri dada, dan mengi.
Apalagi jika Moms sudah memiliki riwayat penyakit asma dan bronkitis. Gejala kedua penyakit tersebut bisa saja muncul dalam intensitas yang lebih parah.
Bukan hanya memicu iritasi saluran pernapasan saja, formalin yang terhirup juga dapat memicu iritasi hidung, tenggorokan, dan rongga mata.
Jika terpapar dalam jangka waktu yang lama, penyakit yang lebih serius seperti luka pada organ paru-paru bisa saja dialami.
Baca Juga: Jenis Kemasan Makanan Terbaik untuk Berbagai Kebutuhan
2. Bahaya bagi Sistem Pencernaan
Bahaya formalin selanjutnya adalah memicu iritasi pada sistem pencernaan. Efek samping yang satu ini dialami saat zat tersebut tertelan masuk ke dalam tubuh.
Hal tersebut bisa saja terjadi, mengingat formalin menjadi salah satu bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan makanan, meski sangat berbahaya.
Jika makanan tersebut dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang, bukan hanya dapat merusak saluran pencernaan saja.
Moms juga akan mengalami munculnya sejumlah gejala dalam intensitas parah.
Gejala termasuk diare, sakit perut, dan peradangan mulut, kerongkongan, lambung, maupun usus.
Jika sejumlah gejala dibiarkan begitu saja, perdarahan pada organ dalam tubuh, termasuk lambung atau usus mungkin saja dialami.
Kerusakan pada organ hati, limpa, pankreas, dan ginjal pun tidak dapat dihindari.
Jika sudah begitu, kematian menjadi komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi.
3. Bahaya bagi Kulit
Bahaya formalin bagi kulit dapat terjadi jika area tersebut terpapar dalam jangka pendek.
Paparan zat ini pada kulit akan memicu sejumlah gejala efek samping berupa gatal, iritasi, dan sensasi rasa terbakar pada kulit.
Pada penderita alergi bahan kimia tertentu, paparan formalin ditandai dengan iritasi kulit parah, yang menyebabkan munculnya jaringan parut.
4. Memicu Munculnya Kanker
Dilansir dari National Cancer Institute, paparan formalin dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Hal tersebut bisa saja terjadi jika seseorang terpapar dalam waktu bertahun-tahun, dalam dosis yang tinggi.
Formalin adalah karsinogenik, yaitu bersifat menjadi penyebab kanker pada manusia.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan guna mengetahui berapa kadar pasti formalin yang dapat memicu kanker.
Baca juga: Tanaman Sri Rejeki Beracun? Ketahui Gejala dan Pertolongannya
Hal yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Paparan Formalin
Bahaya formalin dapat mengancam seseorang hanya dengan menghirup atau menyentuhnya.
Pekerjaan paling berisiko terkena paparan bahan kimia ini dalam kadar yang tinggi adalah para pekerja pabrik.
Bukan itu saja, petugas kesehatan, teknisi laboratorium, dan pekerja rumah jenazah memiliki risiko yang sama terhadap munculnya efek samping.
Selain pekerjaan, Moms mungkin saja terpapar formalin dari perabotan rumah tangga hingga kosmetik yang digunakan.
Bukan hanya dihirup atau terpapar pada kulit saja, efek samping dapat muncul dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Meskipun tau efek sampingnya sangat fatal, produsen makanan dan minuman yang merupakan oknum masih saja menggunakan formalin sebagai pengawet.
Baca juga: Mengenal Fungsi Korteks pada Ginjal sebagai Pertahanan Pertama Lawan Penyakit
Pada makanan, formalin umum ditemukan pada ayam potong, ikan segar, mie basah, dan tahu. Namun, tidak semua penjual berbuat curang.
Berkaitan dengan hal tersebut, Moms perlu lebih seksama dalam memilih bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi di rumah.
Jika Moms menjumpai produk makanan yang segar, awet, dan tidak busuk hingga berhari-hari, kemungkinan saja penjual memakai formalin sebagai pengawet.
Sepertinya, Moms memang tidak bisa benar-benar menghindari paparan formalin, mengingat bahan kimia ini terkandung di mana pun.
Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat Moms lakukan untuk mengurangi paparan formalin di rumah, dilansir dari American Lung Association:
- Pastikan mencuci pakaian baru sebelum digunakan.
- Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah dengan membuka semua jendela.
- Perhatikan suhu di dalam ruangan. Pakai humidifier jika diperlukan.
- Ajak anggota keluarga untuk menghirup udara segar di luar rumah.
- Jangan merokok di dalam ruangan.
- Gunakan insektisida atau produk pembersih di luar rumah.
- Rajin mencuci tangan dan membersihkan tubuh.
- Pastikan untuk mencuci bahan makanan sebelum dimasak.
- Biasakan memasak hingga matang.
- Membeli daging ikan atau ayam yang masih segar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, bukan hanya penggunaan formalin saja yang dilarang untuk bahan pangan.
Ada beberapa bahan kimia lain yang juga dilarang, seperti nitrobenzene, dihydrosafrole, asam borat, nitrofurazon, dan minyak esensial, seperti tansy oil serta minyak sassafras.
Meski tidak sepenuhnya bisa terhindar, setidaknya Moms sudah berusaha meminimalisir paparan formalin dengan menerapkan beberapa langkah di atas.
Jika mencurigai telah terpapar bahan kimia tersebut, Moms disarankan untuk memeriksakan diri guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Perhatikan gejalanya, ya, Moms, dan atasi dengan langkah yang tepat!
- https://www.lung.org/clean-air/at-home/indoor-air-pollutants/formaldehyde
- https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/substances/formaldehyde/formaldehyde-fact-sheet
- https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/formaldehyde.html
- https://cancer.ca/en/cancer-information/reduce-your-risk/know-your-environment/formaldehyde
- https://www.regulasip.id/book/4957/read
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.