Begini Penjelasan Para Ahli Tentang Prediksi Kapan Pandemi Corona Akan Berakhir
Pandemi virus COVID-19 masih berlangsung di Indonesia dan seluruh dunia. Sudah banyak negara melakukan kebijakan lockdown, sementara Indonesia sendiri melaksanakan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk wilayah DKI Jakarta.
Moms mungkin bertanya-tanya kira-kira kapan prediksi pandemi corona akan berakhir. Mengingat virus ini sangat menginfeksi dan telah memakan ratusan ribu jiwa di seluruh dunia.
Namun, jawaban yang bisa didapatkan masih sekadar dari prediksi para ahli menggunakan ragam metode. Baca lebih lanjut seperti apa prediksi yang telah dibuat berikut ini.
Prediksi Pandemi COVID-19 Berakhir di Indonesia
Foto: Orami Photo Stock
Menurut beberapa kelompok peneliti di Indonesia, berikut ini prediksi kapan wabah corona akan berakhir di Nusantara:
Ahli UGM: Pandemi Corona Berakhir Mei 2020
Ahli statistika dan alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) memprediksi, pandemi COVID-19 akan berhenti pada 29 Mei 2020 di Indonesia.
Model yang dibuat dalam prediksi ini dinamai model probabilistik yang didasarkan pada data nyata, atau disebut dengan probabilistic data-driven model (PPDM).
Prediksi tersebut menyebutkan bahwa akan terdapat minimal 6.174 orang yang positif terinfeksi virus corona. Prediksi bahwa pandemi corona akan selesai pada akhir Mei tersebut bisa berjalan jika ada intervensi ketat pemerintah seperti partial lockdown, tak ada mudik, dan meniadakan kegiatan seperti salat tarawih di masjid selama Ramadan.
Baca Juga: Jangan Panik, Mayoritas Kasus Virus Corona COVID-19 Ringan dan Bisa Disembuhkan
Ahli ITB: Pandemi Corona Akan Berakhir Mei atau Awal Juni 2020
Selain UGM, ahli dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (P2MS ITB) juga memprediksi bahwa pandemi corona akan berakhir pada akhir Mei atau awal Juni 2020.
Dilansir dari Kompas, ITB memperkirakan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia akan mencapai puncaknya pada minggu kedua atau ketiga April 2020.
Prediksi ini berubah dari prakiraan P2MS ITB sebelumnya, yang memperkirakan bahwa pandemi akan selesai pada April 2020. Hal ini terjadi karena angka kasus COVID-19 terus bertambah dan berefek pada perhitungan parameter model yang digunakan.
Perubahan tersebut juga memengaruhi perubahan proyeksi, baik dari sisi jumlah total kasus (akumulasi) dan puncak kasus.
Prediksi BIN: COVID-19 Memuncak pada 2-22 Mei 2020
Pada 13 Maret 2020 silam, Badan Intelijen Nasional (BIN) memprediksi bahwa puncak kasus COVID-19 di Indonesia akan terjadi sekitar 60-80 hari sejak pengumuman kasus positif pada 2 Maret silam.
Berdasarkan hari tersebut, diperkirakan puncak dari kasus COVID-19 yakni tanggal 2 hingga 22 Mei 2020.
Baca Juga: 10 Mitos dan Fakta Tentang Virus Corona yang Harus Moms Ketahui
Guru Besar UI: COVID-19 Bisa Berakhir Mei 2020
Hasbullah Thabrany, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, memprediksi pandemi corona di Indonesia bisa berakhir pada Mei 2020.
Dikutip dari Tempo, kemungkinan ini bisa terjadi apabila masyarakat bisa disiplin, seperti menjaga jarak dan tidak ada kontak tatap muka.
Ahli UNS: Puncak COVID-19 Bisa Terjadi pada Pertengahan Mei 2020
Menurut Ilmuwan Matematika Universitas Sebelas, Sutanto Sastraredja, puncak COVID-19 di Indonesia bisa terjadi terjadi pada pertengahan Mei 2020.
Dilansir dari Kompas, prediksi ini didasarkan pada model SIQR. Sutanto juga menggarisbawahi bahwa wabah bisa berakhir bergantung pada kebijakan pemerintah.
Prediksi Tentang Cara Pandemi Corona Akan Berakhir
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari The Hill dan Live Science, berikut ini cara yang memungkinkan agar pandemi corona bisa berakhir:
1. Melalui Pembendungan atau Containment
Skenario ini seharusnya dijalankan saat infeksi corona masih terbatas pada wilayah asalnya. Apabila kasus COVID-19 bisa diketahui dengan cepat sejak awal, kebijakan containment bisa dilakukan sehingga tak menginfeksi masyarakat di daerah lain.
Baca Juga: Pneumonia Karena Virus Corona Novel, Ini Menurut Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan
2. Dibantu Perubahan Cuaca
Ada potensi bahwa pandemi corona secara alami bisa menurun karena faktor alam. Misalnya, cuaca yang yang lebih hangat bisa memengaruhi virus penyebab flu dan jenis virus corona lain.
Ada harapan bahwa SARS-CoV-2 juga mungkin tak bertahan di suhu panas, namun spekulasi ini belum bisa terkonfirmasi secara ilmiah.
3. Tak Ada Lagi Calon Inang untuk Diinfeksi
Menurut ahli epidemiologi New York University, Joshua Hopkin, kasus COVID-19 juga bisa menurun bila virus kehabisan orang yang rentan untuk terinfeksi.
Namun, skenario ini mungkin bisa cepat selesai pada populasi yang kecil, dan akan butuh waktu lama untuk terjadi di daerah dengan populasi yang lebih besar.
4. Pandemi Berubah Jadi Endemi
Endemi artinya penyakit yang menyerang populasi pada laju konstan, tetapi jumlah kasusnya cukup tinggi. Pandemi corona yang bersifat global mungkin bisa berakhir apabila infeksi virus SARS-CoV-2 menjadi endemik untuk masyarakat.
Artinya, COVID-19 yang dipicu virus ini sama seperti flu musiman, yang datang sekali setahun.
Baca Juga: 9 Istilah Selama Pandemi COVID-19, Moms Sudah Tahu Semuanya?
5. Physical Distancing
Skenario lain untuk mengakhiri pandemi corona adalah kerjasama masyarakat dan pemerintah melalui physical distancing.
Cara ini mungkin tengah diterapkan, termasuk berdiam di rumah, menjaga jarak sejauh mungkin dari orang lain, dan bekerja dari rumah.
Cara ini juga dapat membantu petugas medis di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain untuk lebih fokus dalam menangani pasien yang sudah terinfeksi virus corona.
6. Ada Obat Antivirus dan Terapi Lain untuk Tangani COVID-19
Sudah ada perusahaan farmasi yang melakukan uji coba dalam proses pembuatan obat antivirus yang bisa mengobati infeksi SARS-CoV-2. Uji klinis diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas suatu obat.
Hingga saat ini, para peneliti tengah menguji 10 jenis obat yang nantinya dapat digunakan untuk mengatasi infeksi COVID-19.
7. Adanya Vaksin
Saat ini sejumlah kelompok peneliti tengah mengembangkan vaksin untuk memberikan perlindungan dari infeksi virus corona. Vaksin corona bisa melindungi orang yang belum terinfeksi, walau sifatnya tidak 100 persen.
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sumber: sehatq.com
Konten ini merupakan kerja sama yang bersumber dari SehatQ
Isi konten di luar tanggung jawab Orami Parenting
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.