Tanda Dehidrasi pada Anak saat Puasa dan Cara Mencegahnya!

Ditinjau secara medis oleh
dr. Radhian Amandito, Sp. ADokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah — Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah
Daftar isi artikel
Intinya Nih Moms!
- Dehidrasi terjadi karena kurangnya asupan cairan saat puasa.
- Tanda anak dehidrasi saat puasa meliputi mulut kering, lemas, dan jarang buang air kecil.
- Minum cukup air saat sahur dan berbuka dapat mencegah dehidrasi.
- Anak sebaiknya berpuasa secara bertahap agar tubuhnya terbiasa.
Dehidrasi pada anak saat puasa adalah salah satu risiko yang perlu diwaspadai, terutama bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa.
Selama hampir 14 jam, tubuh harus menahan haus dan lapar, yang dapat membuat anak lebih rentan kehilangan cairan, apalagi jika cuaca panas atau anak tetap aktif beraktivitas, terutama di luar ruangan.
Padahal, cairan sangat penting untuk mendukung berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, pencernaan, pengaturan suhu, dan kerja sel, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kekurangan cairan bisa menyebabkan kelelahan, sakit kepala, hingga gangguan konsentrasi. Jika dibiarkan, dehidrasi bisa berujung pada masalah kesehatan yang serius.
Lalu, bagaimana cara Moms mencegah dehidrasi saat anak berpuasa? Yuk, baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui tips dan trik menjaga anak tetap sehat selama Ramadan!
Penyebab Dehidrasi pada Anak saat Puasa

Dehidrasi pada anak saat puasa bisa terjadi karena beberapa faktor yang membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat daripada asupannya.
Berikut adalah beberapa penyebab utama dehidrasi pada anak saat puasa yang perlu Moms perhatikan:
1. Kurang Asupan Cairan Saat Sahur dan Berbuka
Saat sahur dan berbuka, anak mungkin tidak minum cukup air karena terburu-buru makan atau merasa sudah kenyang.
Padahal, tubuh membutuhkan cukup cairan untuk bertahan sepanjang hari puasa, terutama untuk menggantikan cairan yang hilang selama beraktivitas.
2. Aktivitas Fisik Berlebihan
Anak yang tetap aktif bermain di luar ruangan, berolahraga, atau melakukan aktivitas fisik berat saat puasa cenderung lebih cepat kehilangan cairan melalui keringat.
Apalagi jika dilakukan di siang hari saat cuaca panas, risiko dehidrasi bisa semakin tinggi.
3. Cuaca Panas dan Lembap
Paparan sinar matahari langsung dan suhu udara yang tinggi dapat meningkatkan penguapan cairan dari tubuh, bahkan saat anak tidak melakukan aktivitas fisik berat.
Hal ini membuat anak lebih cepat merasa haus dan berpotensi mengalami dehidrasi.
4. Mengonsumsi Makanan Asin atau Tinggi Gula
Menurut dr. Radhian Amandito, Sp. A Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Pondok Indah, makanan yang terlalu asin atau mengandung gula tinggi saat sahur dan berbuka dapat meningkatkan rasa haus.
"Garam dan gula berlebih membuat tubuh mengalami efek osmotik, yaitu menarik lebih banyak air untuk menjaga keseimbangan cairan, sehingga anak lebih cepat mengalami dehidrasi," jelasnya.
5. Kurang Istirahat
Kurang tidur atau istirahat yang tidak cukup dapat memengaruhi keseimbangan cairan tubuh.
Anak yang kelelahan cenderung memiliki metabolisme yang tidak stabil, sehingga tubuhnya lebih cepat kehilangan cairan.
Cara Mencegah Dehidrasi pada Anak saat Puasa

Moms harus pastikan agar anak tidak mengalami dehidrasi saat puasa, karenanya ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
1. Hidrasi Kembali Tubuh Anak Saat Berbuka dan Sahur
Beri anak minum air putih sebanyak 8 hingga 12 gelas air di antara waktu berbuka puasa dan sahur.
"Lebih baik minum air hangat daripada air dingin karena air hangat akan diserap oleh tubuh lebih lambat, sehingga dapat menjaga hidrasi tubuh lebih lama," saran dr. Radhian.
Moms juga dianjurkan untuk memberikan anak asupan sup setiap hari selama bulan Ramadan karena sup adalah sumber cairan yang baik.
2. Hindari Menggunakan Garam Secara Berlebihan
Untuk mencegah dehidrasi pada anak saat puasa, lebih baik Moms menghindari makanan yang mengandung banyak rempah saat berbuka puasa karena ini meningkatkan kebutuhan tubuh akan air.
Baca Juga: 9 Cara Mengajarkan Konsep Puasa pada Anak Sejak Dini
3. Jangan Biarkan Anak Banyak Makan Permen
Terlalu banyak makan permen saat sahur atau berbuka bisa meningkatkan risiko dehidrasi pada anak saat puasa, lho, Moms!
Permen mengandung gula dalam jumlah tinggi yang dapat menarik cairan dari dalam tubuh, membuat anak lebih cepat merasa haus.
Akibatnya, kebutuhan cairan tubuh tidak terpenuhi dengan baik, terutama saat berpuasa.
Sebaiknya, ganti camilan manis dengan buah-buahan segar yang tidak hanya lebih sehat, tetapi juga membantu menjaga hidrasi tubuh anak.
4. Hindari Paparan Sinar Matahari atau Aktivitas Fisik di Siang Hari
Suhu tinggi dan paparan sinar matahari langsung, berisiko membuat tubuh anak lebih mungkin mengalami dehidrasi dan peningkatan rasa haus selama puasa.
Waktu terbaik untuk berolahraga selama periode puasa adalah setelah berbuka puasa karena tubuh telah diberi makanan dan minuman untuk memasok energi.
Tetapi jika anak tidak memungkinkan berolahraga malam hari, opsi keduanya adalah berolahraga di waktu jelang berbuka puasa.
Ketika selesai berolahraga, anak bisa langsung minum dan makan mengisi energi yang hilang.
Si Kecil pun memiliki cukup waktu untuk mengisi kembali cairan yang hilang selama berolahraga.
5. Pilih Makanan Kaya Air
Selain air putih, Moms bisa memberikan makanan yang mengandung banyak air seperti buah-buahan (semangka, melon, jeruk) dan sayuran segar (timun, selada, tomat).
Jenis makanan ini membantu menjaga hidrasi tubuh anak lebih lama.
6. Hindari Minuman Manis Berlebihan
Minuman manis seperti sirup, soda, atau teh manis dingin memang menggoda saat berbuka, tapi justru bisa membuat anak lebih cepat haus.
Gula dalam minuman ini dapat menarik cairan dari dalam tubuh, meningkatkan risiko dehidrasi.
Selain itu, minuman manis juga bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang membuat anak cepat lemas dan merasa haus kembali setelah beberapa saat.
"Lebih baik konsumsi lebih banyak protein dan lemak sebagai sumber tenaga yang bisa lebih tahan lama selama puasa," kata dr. Radhian.
Kebutuhan Cairan pada Anak

Kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh.
Berikut perkiraan kebutuhan cairan pada anak:
- Bayi usia 0−6 bulan: 700 mL/hari
- Bayi usia 7−12 bulan: 800 mL/hari
- Anak usia 1−3 tahun: 1.300 mL/hari
- Anak usia 4−8 tahun: 1.700 mL/hari
Si Kecil dapat memenuhi kebutuhan cairannya melalui berbagai asupan makanan dan minuman, seperti makanan berkuah, buah-buahan, susu, jus buah, dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Penyebab Anak Lesu Setelah Demam, Bisa Jadi Dehidrasi
Tanda Anak Mengalami Dehidrasi

Mengutip Health Direct, anak atau balita yang mengalami dehidrasi bisa dilihat dari tanda berikut ini:
- Anak merasa haus (merasa haus adalah tanda anak sudah mengalami dehidrasi ringan)
- Merasa pusing atau kepala terasa ringan
- Anak mulai mual
- Sakit kepala
- Urine Si Kecil berwarna kuning gelap atau coklat
- Bibir, lidah, mulut atau tenggorokan yang kering
- Anak tidak ke toilet sesering biasanya atau tidak banyak buang air kecil
Moms perlu peka terhadap tanda-tanda dehidrasi ringan, seperti mulut kering, lemas, jarang buang air kecil, atau urine yang berwarna pekat.
Jika anak menunjukkan gejala tersebut, segera beri perhatian lebih dan konsultasikan ke dokter spesialis anak jika perlu.
Jadi pastikan Moms memberikan Si Kecil asupan cairan yang cukup saat berbuka hingga sahur ya.
- https://kidshealth.org/en/parents/dehydration.html
- https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Dehydration/
- https://www.healthdirect.gov.au/hydration-tips-for-children
- https://smartreader.edu.my/2024/03/27/fasting-tips-for-children-during-ramadan
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.