Fentanil untuk Merdakan Nyeri, Ketahui Dosis dan Aturan Pakainya!
Pernah mendengar tentang Fentanil, Moms? Ini adalah salah satu obat generik yang dapat meredakan nyeri atau rasa sakit. Ini memiliki potensi kecanduan yang tinggi dan sering disalahgunakan.
“Fentanil adalah opioid sintetis yang diresepkan untuk manajemen nyeri, biasanya untuk individu yang menderita sakit parah,” jelas Kathryn Lee, EdM, MA, MHC, psikoterapis di Intuitive Healing Psychotherapy Practice di New York dilansir WebMD.
Ini juga merupakan opioid sintetik kuat yang diresepkan untuk mengobati rasa sakit yang parah. Namun, ada juga yang menyalahgunakannya karena kemampuannya menghasilkan perasaan euforia yang kuat dan tinggi.
Baca Juga: Manfaat Obat Cilostazol untuk Mengatasi Nyeri dan Kram pada Kaki
Mengenal Fungsi Fentanil
Foto: Everydayhealth.com
Fentanil adalah obat resep yang dapat berbentuk:
- Patch transdermal, patch yang ditempatkan di kulit
- Tablet bukal, tablet yang dilarutkan di antara pipi dan gusi
- Tablet sublingual, tablet yang dilarutkan di bawah lidah
- Semprotan sublingual, disemprotkan di bawah lidah
- Permen oral, permen yang dihisap sampai larut
- Semprotan hidung,
- Suntik, injeksi yang hanya diberikan oleh penyedia layanan kesehatan
Patch transdermal Fentanil tersedia sebagai obat bermerek Duragesic. Ini juga tersedia sebagai obat generik yang biasanya lebih murah daripada versi bermerek.
Dalam beberapa kasus, obat bermerek dan versi generik mungkin tersedia dalam bentuk dan kekuatan yang berbeda.
Patch transdermal fentanil dapat digunakan sebagai bagian dari terapi kombinasi. Ini berarti Moms mungkin perlu menggunakannya dengan obat lain.
Patch transdermal Fentanil digunakan untuk mengobati nyeri kronis pada orang yang toleran terhadap opioid. Fentanil bekerja di otak untuk mengubah cara tubuh merasakan dan merespons rasa sakit.
Fentanil termasuk dalam kelas obat yang disebut agonis opioid. Kelas obat adalah sekelompok obat yang bekerja dengan cara yang sama. Obat ini sering digunakan untuk mengobati kondisi serupa.
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), seperti obat opioid lainnya seperti heroin dan morfin, fentanil bekerja dengan mengikat reseptor opioid di tubuh yang mengontrol rasa sakit dan emosi.
Ketika menggunakannya berkali-kali, otak akan menjadi tergantung padanya dan bisa menjadi kecanduan. Dilihat dari situs BPOM RI, Fentanil tersedia sebagai obat generik dan berbentu cairan injeksi serta memiliki kekuatan 0.05 mg/mL.
Baca Juga: Kenali Obat Methylergometrine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Fentanil
Foto: Mprnews.org
Fentanil dapat menyebabkan efek samping ringan atau serius. Efek samping yang lebih umum yang dapat terjadi saat mengkonsumsi Fentanil meliputi:
- Kemerahan dan iritasi pada kulit
- Mual
- Muntah
- Kelelahan
- Pusing
- Susah tidur
- Sembelit
- Peningkatan keringat
- Merasa dingin
- Sakit kepala
- Diare
- Kehilangan selera makan
Efek ini sebenarnya dapat hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Jika lebih parah atau tidak hilang sama sekali, segera bicarakan dengan dokter.
Baca Juga: Amfetamin, Obat Golongan Psikotropika yang Bantu Atasi ADHD
Ada juga efek samping yang serius namun jarang terjadi, seperti:
- Masalah pernapasan yang serius. Gejalanya bisa meliputi: pernapasan sangat dangkal (sedikit gerakan dada dengan pernapasan) pingsan, pusing, atau kebingungan
- Tekanan darah sangat rendah. Gejalanya bisa meliputi: pusing, terutama jika berdiri terlalu cepat
- Kecanduan fisik, ketergantungan, dan merasa panik ketika menghentikan obat. Gejalanya bisa meliputi: kegelisahan, lekas marah atau cemas, susah tidur, peningkatan tekanan darah, laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, pupil melebar, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, diare dan kram perut, berkeringat, menggigil, sakit otot dan sakit punggung
- Insufisiensi adrenal. Gejalanya bisa meliputi: kelelahan yang berkepanjangan, kelemahan otot sakit perut
- Kekurangan androgen. Gejalanya bisa meliputi: kelelahan, susah tidur, energi berkurang
- Sembelit adalah efek samping yang sangat umum dari Fentanil dan obat opioid lainnya.
Baca Juga: Dikenal sebagai Obat Anestesi, Ini Fungsi dan Efek Samping Lidocaine
Dosis Penggunaan Fentanil
Foto: Thestar.com
Dosis fentanil yang diresepkan oelh dokter akan tergantung pada beberapa hal, seperti:
- Jenis dan tingkat keparahan kondisi sakit
- Umur
- Bentuk Fentanil yang digunakan
- Kondisi medis lain yang mungkin dimiliki
- Pernah menggunakan opioid sebelumnya atau tidak
- Tingkat toleransi rasa sakit
Biasanya, dokter akan memberikan dosis rendah dan menyesuaikannya dari waktu ke waktu untuk mencapai dosis yang tepat.
Informasi berikut menjelaskan dosis yang umum digunakan. Namun, pastikan untuk mengambil dosis yang diresepkan dokter, karena akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk Fentanyl generik dengan bentuk patch transdermal memiliki kekuatan 12,5 mikrogram (mcg)/jam, 25 mcg/jam, 37,5 mcg/jam, 50 mcg/jam, 62,5 mcg/jam, 75 mcg/jam, 87,5 mcg/jam, dan 100 mcg/jam
Untuk merk Duragesic yang berbentuk patch transdermal, memiliki kekuatan 12,5 mcg/jam, 25 mcg/jam, 37,5 mcg/jam, 50 mcg/jam, 75 mcg/jam, dan 100 mcg/jam.
1. Dosis untuk Dewasa
Untuk dosis dewasa atau yang berusia 18-64 tahun, dokter akan mendasarkan dosis awal pada jenis obat dan dosis yang saat ini digunakan untuk mengendalikan rasa sakit.
Dokter akan meresepkan Fentanil dalam jumlah paling sedikit untuk mengendalikan rasa sakit, dengan jumlah efek samping yang paling sedikit.
Dokter dapat meningkatkan dosis berdasarkan tingkat rasa sakit. Dosis tidak akan ditingkatkan lebih cepat dari 3 hari setelah mengambil dosis pertama. Setelah itu, dokter dapat meningkatkan dosis setiap 6 hari sesuai kebutuhan.
Dokter juga akan memeriksa secara teratur untuk melihat apakah Moms masih perlu tetap menggunakan obat ini. Dan patch harus diganti setiap 72 jam.
Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!
2. Dosis untuk Anak
Untuk anak usia 2-17 tahun, dokter akan mendasarkan dosis awal anak pada jenis obat dan dosis yang digunakan anak saat ini untuk mengendalikan rasa sakit.
Dokter akan meresepkan Fentanil dalam jumlah paling sedikit untuk mengendalikan rasa sakit anak, dengan jumlah efek samping yang paling sedikit.
Dokter juga akan meningkatkan dosis berdasarkan tingkat rasa sakit anak. Dosis tidak akan ditingkatkan lebih cepat dari 3 hari setelah anak mengambil dosis pertama.
Setelah itu, dokter dapat meningkatkan dosis setiap 6 hari sesuai kebutuhan. Dokter juga akan memeriksa secara teratur untuk melihat apakah anak masih perlu tetap menggunakan obat ini. Moms harus mengganti patch untuk anak setiap 72 jam.
3. Dosis untuk Bayi
Untuk bayi usia 0-1 tahun, patch transdermal Fentanil belum ditetapkan sebagai kategori obat yang aman atau efektif untuk digunakan pada anak di bawah 2 tahun.
4. Dosis untuk Lansia
Untuk usia 65 tahun ke atas, ada beberapa pertimbangan dalam penggunaannya. Salah satunya karena ginjal orang dewasa yang lebih tua mungkin tidak bekerja sebaik dulu.
Ini dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat. Akibatnya, lebih banyak obat tinggal di tubuh untuk waktu yang lebih lama dan meningkatkan risiko efek samping.
Dokter mungkin akan memberi dosis yang lebih rendah atau jadwal pemberian dosis yang berbeda. Ini dapat membantu menjaga kadar obat ini agar tidak menumpuk terlalu banyak di dalam tubuh.
Meski memiliki efek ‘menyenangkan’, gunakan Fentanil secara bijak dan sesuai dengan anjuran dokter agar tidak menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan ya Moms.
- https://www.healthline.com/health/drugs/fentanyl-transdermal-patch#warnings
- https://www.webmd.com/connect-to-care/addiction-treatment-recovery/prescription/what-is-fentanyl
- https://nida.nih.gov/drug-topics/trends-statistics/overdose-death-rates
- https://pionas.pom.go.id/obat/fentanyl
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.