22 Maret 2021

Waspada! Gangguan Pencernaan Bisa Hambat si Kecil Tumbuh Hebat

Hindari aneka gangguan pencernaan anak dengan merawat saluran cernanya!
Waspada! Gangguan Pencernaan Bisa Hambat si Kecil Tumbuh Hebat

Foto: Orami Photo Stocks

Moms, jangan pernah menutup sebelah mata akan gangguan pencernaan pada anak. Pasalnya, gangguan pencernaan pada anak sangat berpengaruh besar, terutama mereka yang masih melewati masa golden age.

Gangguan pencernaan biasanya mengacu pada perasaan tidak nyaman di perut yang kerap terjadi setelah makan. Selain itu, penting diingat bahwa gangguan pencernaan pada anak bukanlah sebuah penyakit, melainkan efek dari pola makan yang salah.

Baca Juga: Cukupi Kebutuhan Asam Amino Esensial Anak Demi Tumbuh Kembang yang Optimal

Aneka Gangguan Pencernaan pada Anak

Saat orang dewasa mengalami gangguan pencernaan, mulas menjadi keluhan umum yang mereka alami, terutama setelah menikmati makanan pedas.

Gangguan pencernaan yang sama juga bisa dirasakan oleh Si Kecil. Mereka bahkan juga bisa mengalami sensasi terbakar di dada.

Dikutip dari Web MD, sekitar 2% dari anak usia 3 hingga 9 tahun, dan 5% anak usia 10 hingga 17 tahun, mengalami heartburn atau sensasi panas di dada saat mengalami gangguan pencernaan.

Gejala-gejala ini bahkan dapat dimulai pada masa bayi. Lalu apa saja gangguan pencernaan pada anak yang biasa terjadi?

Baca Juga: 7 Camilan yang Mengandung Probiotik, Baik untuk Pencernaan Anak

1. GERD

gangguan pencernaan pada balita
Foto: gangguan pencernaan pada balita

Foto: health.clevelandclinic.org

"Gastroesophageal reflux salah satu gangguan pencernaan pada anak. Ini terjadi ketika isi lambung naik ke kerongkongan. Itu bisa sangat normal bahkan hingga 73 kali sehari, tetapi beberapa pasien memiliki lebih banyak episode dan itu menyebabkan iritasi pada kerongkongan mereka. Ketika itu terjadi, itu dianggap penyakit refluks gastroesophageal, atau GERD. Ini adalah saat pasien mulai menunjukkan gejala yang lebih jelas," dokter Kristen Cares, M.D., ahli gastroenterologi pediatrik di Children's Hospital of Michigan.

Jika Si Kecil mengalami gangguan pencernaan ini, pastikan agar anak tidak terburu-buru saat makan. Sediakan pula makanan ringan dalam jumlah sedikit tapi sering.

Pastikan Si Kecil tidak makan sebelum tidur dan tetap tegak selama setengah jam atau lebih setelah makan.

Saat ia akan tidur, tambahkan bantal untuk mengangkat kepala anak agar. Cara ini dapat membantu gangguan pencernaan pada anak terasa lebih ringan dan Si Kecil dapat tidur dengan lebih nyaman.

2. Celiac

pencernaan balita
Foto: pencernaan balita

Foto: foodbusinessnews.net

Celiac merupakan gangguan pencernaan pada anak karena terjadinya intoleransi usus terhadap gluten, yaitu protein yang ditemukan dalam gandum.

Ketika anak dengan penyakit celiac makan makanan yang mengandung gluten, sistem kekebalan tubuh mereka akan menyerang dan merusak lapisan usus kecil. Bahkan, ini dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dalam makanannya.

Dikutip dari Healthgrades, kira-kira 1 dari 133 anak di Amerika menderita penyakit seliaka. Anak-anak yang orang tuanya, saudara kandung, bibi atau pamannya memiliki penyakit yang sama kemungkinan besar akan mengalami kondisi tersebut.

Baca Juga: 3 Cara Menjaga Kesehatan Pencernaan Balita yang Senang Jajan

3. Radang Usus

gangguan pencernaan pada balita
Foto: gangguan pencernaan pada balita

Foto: hennepinhealthcare.org

Inflammatory Bowel Disease atau radang usus juga merupakan gangguan pencernaan pada anak. Ini merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan.

Penyakit gangguan pencernaan ini terdiri dari dua jenis, yaitu Ulcerative Colitis atau Kolitis Ulserativa dan Crohn’s Disease.

Kolitis ulserativa menyebabkan pembengkakan di usus besar, sedangkan penyakit Crohn dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran pencernaan. Tanda yang biasa terjadi adalah feses berdarah atau berair dan sakit perut.

IBD juga dapat memperlambat pertumbuhan anak atau menunda pubertas. Selain itu, kedua jenis radang usus ini bisa menyebabkan nyeri sendi, mata iritasi, batu ginjal, penyakit hati, dan tulang lemah atau rapuh.

4. Short Bowel Syndrome

gangguan pencernaan pada balita
Foto: gangguan pencernaan pada balita

Foto: raisingchildren.net.au

Short Bowel Syndrome atau sindrom usus pendek membuat anak tidak memiliki cukup usus untuk menyerap nutrisi dan cairan dengan baik. Beberapa anak mengalami hal ini karena menjalani operasi untuk mengangkat bagian usus.

Penyebab lain sindrom usus pendek adalah penyakit Crohn, intususepsi, pembuluh darah yang tersumbat yang dapat memperlambat aliran darah ke usus, cedera pada usus, atau kanker.

Tanda umum yang bisa dilihat gangguan pencernaan pada anak ini adalah Si Kecil yang mengalami diare.

Sindrom usus pendek dapat menyebabkan masalah seperti kekurangan gizi, dehidrasi, batu ginjal, dan ruam popok yang parah. Perubahan pola makan dan menyusui dengan infus atau tabung dapat membantu.

Baca Juga: Penuhi 3 Unsur Ini untuk Menjaga Kesehatan Pencernaan Anak

Walau terkesan menyeramkan, beragam gangguan pencernaan pada anak di atas masih dapat diatasi. Yuk, mulai terapkan pola hidup sehat pada Si Kecil dan harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi Si Kecil.

Makanan yang Harus Dihindari saat Terjadi Gangguan Pencernaan pada Anak

Berikut ini adalah makanan yang sebaiknya tidak Moms berikan pada Si Kecil saat terjadi gangguan pencernaan pada anak.

1. Makanan Bersifat Asam

5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 2.jpg
Foto: 5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 2.jpg

Foto: Freepik.com

Mengutip informasi National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, makanan bersifat asam juga termasuk makanan yang harus dihindari ketika terjadi gangguan pencernaan pada anak.

Mengonsumsi jenis makanan bersifat asam, seperti buah sitrus, saus tomat, minuman bersoda, dan lainnya, dapat membuat iritasi dan radang pada lapisan lambung menjadi semakin parah.

2. Makanan Berlemak

5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 3.jpg
Foto: 5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 3.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: Freepik.com

Makanan berlemak dapat menstimulasi kontraksi di saluran pencernaan, yang berefek melambatkan pengosongan lambung dan memperparah sembelit atau sebaliknya mempercepat gerakan usus serta memperparah diare.

Contoh makanan berlemak yang harus dihindari sampai gangguan pencernaan pada anak hilang yaitu gorengan, mentega, es krim, daging merah, dan keju.

Baca Juga: Awas, 5 Hal Ini Bisa Mengganggu Kesehatan Pencernaan Anak

3. Makanan Terlalu Manis atau Asin

5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 4.jpg
Foto: 5 Makanan Yang Harus Dihindari Saat Anak Mengalami Gangguan Pencernaan 4.jpg

Foto: Freepik.com

Saat pencernaan sedang bermasalah, hindari memberikan makanan manis atau asin berlebihan. Sampai kondisi Si Kecil normal, lebih baik Moms memberikan makanan dengan rasa yang netral dan lebih mudah dicerna.

Untuk sementara, hentikan juga konsumsi makanan dengan kandungan sorbitol, yaitu salah satu jenis gula yang sulit dicerna. Selain terkandung secara alami dalam buah seperti apel, prune, dan peach, sorbitol juga banyak digunakan sebagai pemanis buatan dalam produk permen karet dan makanan diet.

Baca Juga: 3 Cara Agar Pencernaan Anak Tetap Sehat, Tengok di Sini!

Ingat Moms, segala makanan pedas, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga termasuk makanan yang harus dihindari saat terjadi gangguan pencernaan pada anak.

Menurut rekomendasi Academy of Culinary Nutrition, Moms bisa memberikan makanan rendah lemak, makanan kaya protein, makanan fermentasi, sayuran matang, pisang matang, roti, nasi putih, kaldu, dan oatmeal yang mudah dicerna sekaligus membantu mengembalikan kesehatan pencernaan.

Gangguan Pencernaan Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Moms harus tahu kalau saluran pencernaan, terutama usus, punya hubungan komunikasi yang erat dengan otak dan bisa memengaruhi kondisi emosi serta tumbuh kembang anak.

Dalam jurnal yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, dikatakan bahwa jaringan komunikasi yang menghubungkan usus dan otak anak disebut Gut-Brain Axis atau poros otak-usus.

Jaringan komunikasi ini terbentuk karena di dalam usus terdapat sel saraf yang kompleks dan bisa berkomunikasi dengan sistem saraf pusat atau otak, yang disebut sistem saraf enterik atau ENS (enteric nervous system). Itulah yang membuat usus dan otak punya hubungan yang kompleks dan saling memengaruhi.

Jika terjadi gangguan pencernaan, maka akan terjadi masalah dalam Gut-Brain Axis yang ternyata bisa memengaruhi tiga hal penting yang penting untuk tumbuh kembang serta kecerdasan anak, yaitu kemampuan berpikir, kekebalan tubuh, dan kondisi emosionalnya.

1. Kemampuan Berpikir

Pertolongan Pertama Pada Balita yang Keracunan Makanan
Foto: Pertolongan Pertama Pada Balita yang Keracunan Makanan (https://www.replenishhealth.net/wp-content/uploads/2018/12/girl-fruit-vegetables-crop.jpg)

Foto: Orami Stock Photos

Selain berfungsi mencerna makanan, usus juga bertugas menyerap nutrisi dari makanan yang diolah dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh, termasuk otak. Jadi, pencernaan yang sehat akan memberikan dampak maksimal untuk penyerapan nutrisi yang lebih optimal.

Namun ketika Si Kecil mengalami gangguan pencernaan, tidak hanya penyerapan nutrisi jadi terhambat, tetapi sistem saraf enterik juga akan memberikan sinyal ke otak yang membuat anak sulit untuk konsentrasi, susah berpikir, dan yang paling parah bisa menyebabkan sakit kepala.

Menghindarkan Si Kecil dari gangguan pencernaan sama dengan membantu tumbuh kembang otaknya maksimal untuk berpikir dan jadi anak yang cerdas.

2. Kekebalan Tubuh

Tabel-Tinggi-Badan-Ideal-Balita-2-5-Tahun.jpg
Foto: Tabel-Tinggi-Badan-Ideal-Balita-2-5-Tahun.jpg

Foto: Orami Stock Photos

Selain berkomunikasi dengan otak, lewat Gut-Brain Axis, pencernaan juga memengaruhi sistem kekebalan yang bisa membantu tubuh memerangi virus dan bakteri yang masuk.

Dalam jurnal yang diterbitkan di National Intitution of Health, dikatakan bahwa saluran pencernaan merupakan rumah bagi 70% sistem kekebalan tubuh. Di saat yang sama, saluran cerna juga merupakan pintu masuk virus dan bakteri dalam tubuh.

Ketika terjadi gangguan pencernaan, maka usus tidak bisa bekerja maksimal dalam melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh sehingga bisa menyebabkan tubuh Si Kecil sakit dan menghambat tumbuh kembang yang maksimal.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Prebiotik, Bakteri yang Aman untuk Tubuh

3. Kondisi Emosional

5 Tips Meningkatkan Kemampuan Bicara Balita, Yuk Coba!
Foto: 5 Tips Meningkatkan Kemampuan Bicara Balita, Yuk Coba!

Foto: Orami Stock Photos

Dikutip dari Pshychology Today, gangguan pencernaan bisa menyebabkan Gut-Brain Axis tidak bekerja maksimal. Efeknya bisa memengaruhi kondisi emosional Si Kecil dan membuatnya mudah stres, cranky, dan sering merasa sedih.

Bahayanya, kondisi stres justru semakin membuat usus lebih mudah ditembus bakteri dan menyebabkan dysbiosis, yaitu ketidakseimbangan antara jumlah bakteri baik dan bakteri jahat dalam usus.

Sedangkan dalam jurnal yang sama, Marwa Azab Ph.D., mengatakan bahwa 90 persen hormon serotonin yang berfungsi mengelola suasana hati diproduksi di saluran pencernaan, bukan di otak.

Itulah yang membuat pencernaan sehat punya pengaruh besar dalam membangun keseimbangan emosi anak dan membuatnya lebih bahagia. Jadi penting bagi Moms untuk menghindarkan Si Kecil dari gangguan pencernaan untuk membuat tumbuh kembangnya semakin maksimal.

Baca Juga: 5 Tips Mengendalikan Emosi pada Anak

Bantu Anak Terhindari Dari Gangguan Pencernaan

Ada banyak cara untuk menjaga Si Kecil agar terhindar dari gangguan pencernaan, dan yang paling penting adalah pemberian asupan makanan yang bernutrisi.

Selain itu jaga juga pola serta kebiasaan makan anak agar selalu mengunyah makanan perlahan-lahan.

Terakhir, bantu juga dengan pemberian nutrisi tambahan, terutama yang bisa mendukung kesehatan saluran cerna Si Kecil dan menjaga Gut-Brain Axis bekerja maksimal demi tumbuh kembang dan kecerdasan anak.

Nutrisi yang paling dibutuhkan untuk menjaga menjaga saluran cerna tetap sehat adalah prebiotik yang merupakan bakteri baik dalam usus.

Prebiotik berperan memberi makan beberapa mikrobiota pada saluran cerna dan mengurangi bakteri patogen penyebab penyakit.

Salah satu mikrobiota yang diberi makan oleh prebiotik adalah bifidobacterial yang bertugas menstimulasi pertumbuhan spesies Bifidobacterium dan lactobacillus tertentu.

Mikrobiota ini bertugas berkomunikasi dengan otak, salah satunya meminta otak mengatur emosi dan perilaku Si Kecil.

Prebiotik bisa didapatkan oleh Si Kecil lewat Bebelac 3 yang menghadirkan prebiotik FOS:GOS dengan perbandingan 1:9 yang memberikan nutrisi tepat dan konsumsi serat yang cukup untuk saluran cerna anak.

Bebelac yang hadir untuk anak usia 1 tahun hingga usia pra-sekolah. Untuk anak usia 1-3 tahun, Moms bisa berikan Bebelac 3 yang dibuat dengan komposisi khusus Prebiotik FOS & GOS untuk membantu mempertahankan fungsi cerna bayi.

Bebelac 3 juga mengandung minyak ikan, Omega 3, Omega 6, serta 13 vitamin dan 9 mineral, mulai dari zat besi, zinc, iodium, vitamin A, dan kalsium untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil.

Sedangkan untuk anak usia 3-6 tahun atau usia pra-sekolah, si Kecil bisa diberikan Bebelac 4 sebagai lanjutannya. Mengandung Prebiotik FOS & GOS yang sama, Bebelac 4 akan semakin mendukung pertumbuhan optimal anak jelang masuk sekolah.

Bebelac 4 juga bantu hindari si Kecil dari gangguan perncernaan dan jaga kondisi usus dengan kandungan minyak ikan, Omega 3, Omega 6, serta 11 vitamin dan 4 mineral di dalamnya, termasuk juga zat besi, zinc, iodium, vitamin A, dan kalsium.

Bebelac 3 dan Bebelac 4 tersedia dalam dua rasa, yaitu vanila dan madu yang bisa Moms pilih dan berikan untuk anak.

Baca Juga: 15 Makanan Pelancar Pencernaan Anak, Harus Si Kecil Coba!

Yuk, hindari Si Kecil dari gangguan pencernaan dengan pemberian nutrisi yang tepat, Moms!

(ADV)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.