18 Juli 2024

5 Penyebab Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk Kata Dokter!

Salah satunya bisa disebabkan karena faktor genetik
5 Penyebab Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk Kata Dokter!

Foto: Shutterstock

Gigi anak tumbuh bertumpuk merupakan kondisi umum yang kerap dialami oleh anak-anak dan mungkin Si Kecil juga, ya Moms.

Terlebih, gigi anak tumbuh bertumpuk menyebabkan tampilan yang kurang estetik dan posisi gigi yang tidak sempurna saat menutup.

Untuk itu, yuk simak penjelasan lengkap tentang gigi anak tumbuh bertumpuk menurut drg. Heidy Stefanie Yonathan Sp. K. G. A Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak di RS Pondok Indah.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak, Catat Ya Moms!

Penyebab Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk

Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk
Foto: Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk

Menurut drg. Heidy, gigi anak tumbuh bertumpuk menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan rahang dan gigi, atau dalam istilah medis disebut sebagai ‘maloklusi’.

Si Kecil mungkin merasa kurang percaya diri ketika kondisi ini terjadi.

Selain itu, Si Kecil juga bisa saja mengalami kesulitan mengunyah, kelainan gusi dan sendi rahang, juga kesulitan membersihkan gigi-giginya.

Lalu pada akhirnya, berisiko menyebabkan gigi berlubang.

Umumnya, kondisi ini sering terjadi ketika adanya pergantian dari gigi sulung menjadi gigi dewasa atau permanen, Moms.

Nah, terdapat tiga tahap perkembangan gigi yang bisa Moms ketahui, yakni:

  • Periode gigi sulung (0-6 tahun)
  • Gigi bercampur/mixed dentition (6-13 tahun)
  • Permanen (di atas 13 tahun).

Istilah ‘bertumpuk’ dan ‘berjejal’ perlu Moms pahami karena keduanya memiliki perbedaan yang penting.

Gigi bertumpuk sering diartikan sebagai tumpang tindih antara gigi anak yang belum tanggal dengan gigi dewasa yang sudah muncul.

Dalam istilah medis, kondisi ini disebut “persistence” atau persistensi (lihat gambar di sebelah kiri).

Kondisi ini terjadi dalam satu area, seperti depan-belakang.

Namun, ada juga kondisi tumpang tindih lainnya yang terjadi pada gigi sulung dengan gigi sulung atau gigi permanen dengan gigi permanen lainnya.

Posisi gigi yang berlapis dengan gigi sebelahnya ini secara medis umumnya disebut “dental crowding” atau gigi berjejal (lihat gambar di sebelah kanan).

Nah, ini penyebabnya menurut drg. Heidy:

1. Genetik

Penyebab gigi anak tumbuh bertumpuk yang pertama adalah faktor genetik.

Ukuran gigi dan rahang yang tidak sesuai, misalnya ukuran gigi terlalu besar, atau ukuran rahang yang terlalu kecil.

Ruang yang berkurang menyebabkan gigi pengganti kekurangan tempat sehingga terjadi tumpang tindih

Posisi benih gigi yang kurang tepat, contoh posisi gigi permanen lebih ke arah lidah

Variasi sifat genetik yang diturunkan dari orang tua atau generasi sebelumnya. Sering kali orang tua juga memiliki gigi yang ukurannya besar.

Sifat ini diturunkan juga kepada anak, menyebabkan adanya dental crowding.

2. Kehilangan Gigi Secara Dini (Premature Loss)

Penyebab gigi anak tumbuh bertumpuk selanjutnya adalah karena kehilangan gigi secara dini.

Gigi sulung yang hilang secara dini (karena berlubang atau kecelakaan) menyebabkan gigi lainnya miring dan berpindah posisi ke daerah yang hilang.

Baca Juga: Gigi Tonggos Bikin Tak Pede, Bagaimana Perawatannya?

3. Kebiasaan Buruk ketika Kecil (Oral Habit)

Faktor risiko dari gigi anak tumbuh bertumpuk dapat berupa kebiasaan buruk tertentu yang menyebabkan pertumbuhan rahang tidak ideal.

Kebiasaan tersebut seperti mengisap ibu jari, bernapas melalui mulut, menggigit-gigit kuku/pensil/bibir atau mendorong lidah.

Kondisi tersebut membuat otot mulut dan pipi terus aktif sehingga mengakibatkan bentuk rahang atas dan bawah menyempit atau melebar.

Penggunaan dot dan empeng (pacifier) berkepanjangan juga membuat gigi bertumpuk.

American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan untuk mencegah penggunaan dot bagi anak berusia di atas 2 tahun dan beralih pada sippy cup (gelas).

Selain itu, jarang mengunyah makanan dengan tekstur keras membuat otot-otot pengunyahan melemah sehingga membuat tumbuh kembang rahang tidak ideal

4. Kelainan Kongenital dan Tumor

Terdapat kelainan pada jumlah gigi yang berlebih (ekstra) atau bentuknya anomali.

Seperti pada kasus 2 gigi sulung menjadi satu (fusi) atau 1 gigi berbentuk dua mahkota (geminasi), sehingga ukuran gigi tersebut sangat besar.

Hal ini menyebabkan ruang dalam rahang berkurang, sehingga gigi tumbuh bertumpuk.

Selain itu ada beberapa kondisi penyakit lainnya yang menyebabkan gigi bertumpuk, seperti:

  • Celah bibir dan langit-langit
  • Tumor rahang mulut
  • Tambalan gigi atau mahkota yang kurang baik.

5. Variasi Normal

Penyebab gigi anak tumbuh bertumpuk yang terakhir adalah variasi normal.

Gigi bertumpuk akibat dental crowding memiliki tingkatan dari ringan hingga berat.

Jika tidak ada keluhan yang dirasakan Si Kecil atau tingkat keparahannya sangat minim, maka dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak mungkin tidak akan melakukan perawatan.

Namun, akan menyarankan kontrol rutin untuk membersihkan gigi Si Kecil yang bertumpuk.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Dokter Gigi Anak Jakarta, Bikin Si Kecil Betah


Cara Mengatasi Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk

Jika Si Kecil telah telanjur memiliki gigi yang bertumpuk, orang tua dapat mempertimbangkan untuk segera melakukan beberapa langkah berikut:

1. Berkonsultasi

Konsultasi ke Dokter Gigi
Foto: Konsultasi ke Dokter Gigi (Carlsbaddentist.info)

Cara mengatasi gigi anak tumbuh bertumpuk yang pertama adalah konsultasi dan lakukan pemeriksaan ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak

Dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dapat memastikan penyebab gigi bertumpuk yang si kecil alami.

Jika gigi bertumpuk disebabkan persistensi, dapat dilakukan pencabutan gigi sulung.

Space maintainer dan regainer dapat diberikan juga untuk kasus-kasus kehilangan gigi dini dan mencegah gigi lain timpang.

Alat ini digunakan dengan catatan gigi permanen belum tumbuh.

Namun, jika gigi bertumpuk disebabkan dental crowding, dokter gigi spesialis ortodonti akan melakukan pemeriksaan dan perawatan lanjutan.

2. Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus gigi bertumpuk akibat crowding umumnya perlu dilakukan pemeriksaan sinar X (rontgen) untuk mengetahui kondisi gigi, rahang, dan tulang.

Selain itu, pencetakan juga dilakukan pada tahap ini

3. Perawatan Ortodontik dengan Dokter Gigi Spesialis Ortodontik

Setelah pemeriksaan lengkap, maka dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dan spesialis ortodontik dapat bekerja sama untuk menentukan perawatan ideal.

Keuntungan perawatan ortodontik dini dan “age-appropriate” sesuai periode gigi memastikan tumbuh kembang yang optimal untuk rahang, gigi, dan wajah anak.

Dokter gigi spesialis ortodontik berusaha memperbaiki lengkung gigi dan rahang anak.

Perawatan dental crowding tidak selalu dengan pencabutan, teeth contouring, atau alat cekat palatal expander.

Baca Juga: 8 Cara agar Anak Memiliki Gigi Sehat dan Bersih, Simak Moms!

Mencabut Gigi Anak Tumbuh Bertumpuk

Dokter Gigi Anak
Foto: Dokter Gigi Anak (Thedentalcare.com.sg)

Nah, pasti yang ada dibenak Moms ketika gigi anak tumbuh bertumpuk adalah mencabutnya, bukan?

Namun, mencabut gigi anak tumbuh bertumpuk harus disesuaikan, Moms.

Apabila gigi Si Kecil telah bertumpuk karena persistensi, perlu segera dilakukan pencabutan karena dapat mengganggu pertumbuhan gigi permanen.

"Selain itu, pencabutan gigi sulung juga direkomendasikan sesuai dengan usia prediksi erupsi gigi permanen untuk mencegah maloklusi di kemudian hari," kata drg. Heidy

Gigi sulung berjumlah 20 dan gigi tetap berjumlah 32. Berikut adalah urutan pertumbuhan gigi permanen:

  • Geraham pertama (M1): 6-7 tahun
  • Gigi seri tengah (I1 : 6-8 tahun
  • Gigi seri lateral (I2): 7-8 tahun
  • Gigi premolar/geraham kecil 1 (P1): 10-12 tahun
  • Gigi taring (C): 9-12 tahun
  • Gigi premolar/geraham kecil 2 (P2): 10-12 tahun
  • Gigi geraham kedua (M2): 11-13 tahun
  • Gigi geraham ketiga/bungsu (M3): 17-21 tahun

Baca Juga: 15 Cara Merapikan Gigi Tanpa Menggunakan Behel, Yuk Coba!

Itulah informasi seputar gigi anak tumbuh bertumpuk sesuai dengan penjelasan dokter gigi!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.