03 Juni 2022

Fakta Seputar Gurah Hidung, Amankah untuk Mengatasi Gangguan Sinus?

Ketahui efek sampingnya juga di sini, Moms!

Gurah hidung adalah cara pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir dari dalam tubuh dengan menggunakan ramuan herbal.

Pengobatan ini memanfaatkan ramuan cairan srigunggu. Kemudian, cairan akan ditetes melalui hidung dengan maksud agar lendir keluar.

Pengobatan gurah hidung biasanya dilakukan untuk mereka yang mengalami gangguan sinus.

Lantas, apakah cara pengobatan teradisional ini aman? Yuk, simak informasi selengkapnya!

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab dan Gejala Sinusitis, Penyakit yang diderita Vanessa Angel

Jenis-Jenis Pengobatan Gurah

Jenis Pengobatan Gurah
Foto: Jenis Pengobatan Gurah

Foto: pinterest.com

Sebelum mengenal gurah hidung, di Indonesia berkembang banyak pengobatan tradisional dengan metode gurah.

Beberapa diantaranya adalah:

1. Gurah Hidung

Dilakukan dengan cara meneteskan langsung ramuan gurah ke lubang hidung lalu pasien diminta tengkurap agar lendir kotor mengalir keluar.

Jenis ini paling efektif dilakukan untuk membersihkan saluran napas termasuk untuk mengatasi gejala asma.

2. Gurah Mulut

Untuk membersihkan lendir dan dahak di sekitar pita suara, ramuan gurah juga bisa diteteskan lewat mulut.

Cara ini sama ampuhnya dengan gurah hidung karena di sekitar pangkal lidah terdapat percabangan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan.

3. Gurah Vagina

Terapis tidak melakukan gurah vagina melainkan hanya memberikan ramuan berikut instruksi atau petunjuk penggunaannya.

Pasien akan memasukkan sendiri ramuan gurah (tersedia dalam bentuk padat bukan cair) ke dalam vagina untuk mengatasi keluhan lendir yang terlalu banyak maupun keputihan.

Baca Juga: Mengenal Ayurveda, Pengobatan Tradisional India untuk Tubuh dan Pikiran yang Sehat

Bagaimana Cara Pengobatan Gurah Hidung?

Cara Pengobatan Gurah Hidung
Foto: Cara Pengobatan Gurah Hidung (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Bahan utama dalam pengobatan gurah hidung adalah tanaman srigunggu atau senggugu. Akar pohon srigunggu yang basah lalu dikeringkan.

Setelah kering, akar srigunggu digilas sampai mengeluarkan busa kemudian disaring dengan kain bersih hingga diperoleh cairan yang jernih.

Kemudian, cairan tersebut ditambahkan air matang sebelum digunakan.

Saat melakukannya, biasanya Moms juga akan ditemani dengan tukang pijat supaya merasa lebih santai.

Pijatan yang diberikan juga akan mengurangi rasa sakit pada hidung selama prosedur gurah hidung.

Pasalnya, proses pengobatan ini bisa memakan waktu hingga 2 jam.

Tidak hanya akarnya saja, daun dan batang srigunggu juga sering diolah menjadi ekstrak herbal dalam bentuk kapsul untuk diminum.

Berdasarkan sebuah artikel di Journal of Ethnopharmacology, tanaman ini pada umumnya digunakan sebagai tanaman obat untuk mengurangi rasa sakit.

Selain itu, juga digunakan sebagai obat peradangan, rematik, gangguan pernapasan, demam, dan demam akibat malaria di India.

Metode gurah hidung ini pertama kali diperkenalkan oleh Marzuki pada tahun 1900 di Giriloyo, Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.

Moms juga tak perlu khawatir akan keamanannya.

Gurah hidung sudah digolongkan ke dalam pengobatan tradisional yang masuk dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

Alhasil, gurah hidung telah sejajar dengan jamu, tabib, sinshe, homoeopathy, aromatherapist, dan pengobatan tradisional lain.

Baca Juga: Hati-hati, Tidak Semua Pengobatan Tradisional Cocok Untuk Anak

Amankah Gurah Hidung untuk Sinus?

Gurah Hidung untuk Sinus
Foto: Gurah Hidung untuk Sinus (https://pediatrixmd.com/wp-content/uploads/2019/01/Cold-and-Flu-Season-Does-Your-Child-Have-the-Flu-or-the-Cold.jpg)

Foto: Orami Photo Stock

Banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan metode gurah hidung untuk mengatasi sinus.

Walaupun demikian, efektivitas dari penggunaan gurah dalam mengobati gangguan sinus masih menjadi perdebatan.

Masih dibutuhkan penelitian mendalam untuk membuktikan efektivitas dan keamanannya.

Namun, sebuah penelitian yang dikutip dari Universitas Gadjah Mada pada laman resminya, menunjukkan bahwa gurah hidung cukup efektif dalam menangani rhinitis kronis.

Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa gurah bisa mengurangi gejala rhinitis, seperti mengurangi lendir dan frekuensi bersin, serta keluhan hidung tersumbat.

Namun, pada beberapa kondisi tertentu, gurah hidung juga tidak disarankan karena bisa menyebabkan komplikasi.

Mulai dari otitis media, serta peradangan pada saluran pernapasan seperti rinosinusitis akut berat, tonsilofaringitis akut, dan peritonsilitis akut.

Menurut Ketua Program Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL UGM Dr. dr. Bambang Hariwiyanto, Sp.THT KL, gurah membuktikan dengan jelas mengurangi keluarnya ingus dan frekuensi bersin pada hari kedua setelah digurah.

Sedangkan pada hari kesepuluh, efeknya mulai berkurang.

Baca Juga: Mengenal Infeksi Sinus dari Jenis, Gejala hingga Pengobatan

Cara Mengatasi Sinus Tanpa Gurah Hidung

Selain gurah hidung, Moms juga bisa melakukan hal berikut ini untuk mengatasi sinus:

  • Menghirup uap panas untuk membantu mengurangi pembengkakan dan sumbatan pada rongga hidung
  • Meletakkan handuk hangat basah di wajah
  • Menggunakan pelembap ruangan (humidifier)
  • Bersihkan lendir dan jaga agar sinus tetap lembap dengan air garam
  • Minum banyak air untuk membantu mengencerkan lendir dan mengurangi penyumbatan pada sinus
  • Istirahat yang cukup
  • Kurangi konsumsi minuman beralkohol, karena dapat memperparah sinus
  • Jangan sembarangan menggunakan obat-obatan, karena bisa membuat gejala gangguan sinus menjadi lebih parah

Baca Juga: 5 Obat Alami Hidung Mampet saat Hamil, Ampuh!

Efek Samping Gurah Hidung

Efek Samping Gurah Hidung
Foto: Efek Samping Gurah Hidung (shutterstock)

Foto: Orami Photo Stock

Ada pula yang meyakini bahwa gurah hidung berisiko menyebabkan efek samping hilangnya daya penciuman, atau yang disebut dengan anosmia.

Ini adalah kondisi di mana hidung tak lagi mampu mencium aroma atau wewangian apa pun.

Kondisi anosmia cukup banyak ditemukan pada orang-orang yang pernah berobat dengan menggunakan metode gurah.

Munculnya gejala anosmia yang banyak dikeluhkan pasien kemungkinan disebabkan banyaknya lendir yang keluar hingga mengeringkan pembuluh darah.

Kehilangan daya penciuman mungkin terdengar sepele jika terjadi dalam waktu singkat.

Namun, kondisi ini tentunya akan menyulitkan jika berlangsung dalam waktu lama.

Menurut National Health Service, anosmia bisa pulih kembali dalam waktu yang bervariasi, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Namun, lagi-lagi belum ada penelitian yang mendukung mengenai pernyataan-pernyataan di atas, terutama mengenai efeknya pada tubuh manusia.

Masih dibutuhkan penelitian medis lebih lanjut mengenai manfaat dan risiko gurah hidung ini. Sekalipun alami, obat herbal belum tentu aman.

Periksa keamanan dan efektivitas obat herbal yang Moms gunakan, salah satunya adalah dengan cara melihat apakah sudah mendapat rekomendasi dari BPOM atau belum.

Itu dia Moms serba serbi seputar gurah hidung, yang merupakan pengobatan tradisional Indonesia.

  • https://www.halodoc.com/artikel/ini-fakta-yang-perlu-dipahami-sebelum-menjalani-gurah
  • https://www.ugm.ac.id/id/berita/1042-gurah-mampu-atasi-rinosinusitis-kronis
  • https://www.alodokter.com/fakta-tentang-gurah-untuk-mengobati-gangguan-sinus
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24727551/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acute-sinusitis/diagnosis-treatment/drc-20351677
  • https://www.webmd.com/allergies/sinusitis-and-sinus-infection
  • https://www.nhs.uk/conditions/lost-or-changed-sense-smell/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.