Ciri-Ciri Haid Menjelang Menopause
Menjelang menopause, tubuh Moms akan mengalami berbagai perubahan, termasuk pada siklus menstruasi.
Perubahan ini bisa menimbulkan kebingungan, terutama jika belum mengetahui apa yang diharapkan.
Artikel ini akan membantu Moms mengenali ciri-ciri haid yang terjadi menjelang menopause, sehingga bisa lebih siap menghadapi masa transisi ini.
Menopause dan Perimenopause: Apa Bedanya?
Menopause adalah fase ketika seorang wanita berhenti mengalami menstruasi secara permanen, biasanya setelah 12 bulan berturut-turut tanpa haid.
Usia rata-rata wanita mengalami menopause adalah sekitar 51 tahun.
Namun, sebelum mencapai menopause, Moms akan memasuki fase perimenopause, yaitu masa transisi yang dapat berlangsung dari beberapa bulan hingga 10 tahun.
Selama perimenopause, hormon estrogen dan progesteron mulai mengalami fluktuasi.
Perubahan hormonal ini mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan berbagai gejala yang mungkin belum pernah Moms alami sebelumnya.
Baca Juga: 14+ Tanda Hamil Sebelum Telat Haid, Moms Perlu Tahu!
Ciri-Ciri Haid Menjelang Menopause
Berikut beberapa ciri haid menjelang menopause:
1. Bercak (Flek) di antara Periode Menstruasi
Salah satu tanda awal yang sering terjadi adalah munculnya bercak darah di luar jadwal menstruasi.
Flek ini biasanya muncul sebagai hasil dari perubahan hormon dan penumpukan endometrium (lapisan rahim). Moms mungkin menemukan bercak darah pada pakaian dalam di antara periode menstruasi yang tidak memerlukan pembalut atau tampon.
Flek dapat muncul sebelum haid dimulai atau setelah haid berakhir. Selain itu, bercak juga umum terjadi di pertengahan siklus sekitar waktu ovulasi.
Jika Moms mengalami bercak secara teratur setiap dua minggu, hal ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon dan sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan.
2. Perdarahan Berat
Menjelang menopause, beberapa wanita mengalami perdarahan yang lebih berat dari biasanya.
Ini terjadi ketika kadar estrogen dalam tubuh lebih tinggi dibandingkan progesteron, menyebabkan lapisan rahim yang lebih tebal dan luruh dengan lebih banyak darah saat menstruasi.
Perdarahan dianggap berat jika Moms harus mengganti tampon atau pembalut setiap jam selama beberapa jam berturut-turut, memerlukan perlindungan ganda (tampon dan pembalut sekaligus), atau jika pendarahan berlangsung lebih dari tujuh hari.
Perdarahan hebat ini juga bisa menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko anemia, jadi penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala ini.
3. Perubahan Warna Darah Menstruasi
Darah menstruasi menjelang menopause mungkin akan berubah warna, dari merah terang menjadi cokelat tua.
Warna cokelat atau gelap ini menandakan bahwa darah yang lebih tua sedang keluar dari tubuh.
Perubahan ini biasanya terjadi di akhir siklus menstruasi dan dapat menjadi tanda bahwa Moms semakin mendekati menopause.
Selain perubahan warna darah, Moms juga mungkin mengalami perubahan dalam keputihan, yang bisa menjadi lebih tipis dan berair atau malah lebih tebal dan menggumpal.
Jika perubahan ini menimbulkan kekhawatiran, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
4. Periode Menstruasi Lebih Pendek atau Lebih Panjang
Selama perimenopause, Moms mungkin melihat bahwa siklus menstruasi menjadi lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya.
Ketika kadar estrogen rendah, lapisan rahim menjadi lebih tipis, sehingga pendarahan mungkin lebih ringan dan berlangsung lebih singkat.
Di awal perimenopause, Moms mungkin mendapati bahwa menstruasi hanya berlangsung selama 2 atau 3 hari, atau siklus menstruasi berlangsung setiap 2 atau 3 minggu.
Namun, seiring berjalannya waktu, siklus menstruasi bisa menjadi lebih lama, dengan jarak antara satu siklus ke siklus berikutnya semakin panjang.
5. Tidak Haid di Bulan Tertentu
Salah satu ciri lain dari perimenopause adalah siklus menstruasi yang mulai tidak teratur.
Moms mungkin akan melewati satu atau beberapa bulan tanpa menstruasi, yang merupakan tanda bahwa tubuh sedang menuju menopause.
Namun, jika haid masih muncul meski tertunda, artinya Moms masih mengalami ovulasi dan kemungkinan untuk hamil masih ada, meskipun kemungkinannya semakin kecil.
Baca Juga: Ciri-Ciri Darah Keguguran dan Bedanya dengan Darah Haid
Gejala Lain Menjelang Menopause
Selain perubahan pada siklus menstruasi, Moms juga mungkin mengalami beberapa gejala fisik lain yang menandakan datangnya menopause, seperti:
- Hot Flashes: Wajah dan tubuh Moms mungkin terasa panas tiba-tiba, terutama pada malam hari, yang dikenal sebagai "hot flashes".
- Keringat Berlebihan di Malam Hari: Berkeringat di malam hari tanpa alasan yang jelas bisa menjadi salah satu tanda menopause.
- Vagina Kering: Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan vagina menjadi kering dan membuat hubungan seksual terasa tidak nyaman.
- Perubahan Hasrat Seksual: Moms mungkin mengalami penurunan hasrat seksual atau perubahan dalam cara merasakan kepuasan seksual.
- Kesulitan Buang Air Kecil: Beberapa wanita mengalami kesulitan buang air kecil atau sering merasa ingin buang air kecil saat mendekati menopause.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Moms mengalami gejala-gejala ini atau ada kekhawatiran terkait kesehatan, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter.
Mereka dapat memberikan saran tentang cara mengelola gejala dan memastikan bahwa perubahan yang dialami adalah bagian normal dari proses menuju menopause.
Mengetahui apa yang diharapkan dan bagaimana menghadapi perubahan ini dapat membantu Moms merasa lebih tenang dan siap menghadapi masa transisi ini.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dan informasi dari sumber yang terpercaya.
- https://www.healthline.com/health/menopause/perimenopause-periods
- https://www.periodprohelp.com/what-is-the-last-period-before-menopause-like/
- https://www.verywellhealth.com/premenopausal-5192486
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.