Infeksi Ginjal: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Infeksi ginjal adalah jenis infeksi saluran kemih (ISK) yang umumnya dimulai di uretra atau kandung kemih dan menyebar ke salah satu atau kedua ginjal.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga dengan pielonefritis dan memerlukan perhatian medis segera.
Pasalnya, jika tidak diobati dengan benar, infeksi ginjal dapat merusak ginjal secara permanen atau bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan kemudian menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa.
Melansir StatPearls Journal, pengobatan infeksi ginjal biasanya mencakup pemberian obat antibiotik.
Namun, untuk kasus dengan gejala yang berat, pasien mungkin memerlukan rawat inap.
Yuk, Moms ketahui gejala, pengobatan, dan pencegahan infeksi ginjal berikut!
Baca Juga: Batas Darat dan Batas Laut Pulau Sumatera dan Letak Astronomisnya Berdasarkan Peta
Gejala Infeksi Ginjal
Gejala infeksi ginjal biasanya muncul sekitar dua hari setelah terinfeksi.
Tiap pengidap bisa mengalami gejala yang berbeda-beda, tergantung usianya.
Secara umum, berikut gejala infeksi ginjal yang perlu diwaspadai:
1. Demam dan Menggigil
Demam dan menggigil bisa menjadi pertanda bila infeksi sudah menyebar sampai ke ginjal.
Gejala ini muncul karena tubuh berusaha melawan infeksi dengan meningkatkan respons kekebalan tubuh, sehingga membuat suhu tubuh naik.
2. Sering Buang Air Kecil
Sering buang air kecil atau adanya dorongan terus menerus untuk buang air kecil bisa menjadi salah satu gejala awal infeksi ginjal yang perlu diwaspadai.
Kandung kemih yang meradang akibat infeksi bisa menjadi lebih sensitif terhadap tekanan dari urine.
Akibatnya, Moms akan merasakan sensasi penuh pada kandung kemih, sehingga menjadi lebih sering ingin buang air kecil.
3. Nyeri atau Sensasi Terbakar Saat Buang Air Kecil
Jika merasakan nyeri atau seperti terbakar ketika buang air kecil, sebaiknya Moms perlu berhati-hati.
Sebab bisa saja kondisi tersebut menandakan adanya infeksi ginjal.
Bakteri tak hanya menyerang lapisan kandung kemih dan ginjal, namun juga menyusup ke ujung jaringan dan saraf saluran kemih yang dapat mengaktifkan reseptor rasa nyeri di area tersebut.
Oleh sebab itu, buang air kecil pun terasa menyakitkan atau perih.
Perlu diperhatikan, kondisi nyeri saat buang air kecil juga dapat disebabkan oleh penyakit lain, seperti batu ginjal, kista ovarium, dan penyakit menular seksual.
Baca Juga: 10 Samudra dan Laut Terbesar di Dunia, Ada yang Luasnya Ratusan Kilometer Persegi!
4. Urine Bau atau Keruh
Urine yang keruh dan berbau busuk ketika buang air kecil, bisa menjadi salah satu gejala infeksi ginjal yang dialami.
Kondisi ini merupakan bentuk fermentasi bakteri dan tubuh mengirimkan sel darah putih untuk melawan infeksi.
Jadi, yang Moms lihat dalam urine adalah sel-sel darah dan bakteri yang menumpuk.
Akan tetapi, masalah ini tidak dapat langsung disimpulkan sebagai infeksi ginjal karena urine yang keruh berwarna seperti teh pekat dan bau juga dapat menjadi tanda Moms mengalami dehidrasi.
5. Nyeri Punggung
Ginjal yang terinfeksi akan membengkak dan menjadi lunak.
Infeksi ginjal ini juga bisa menyebabkan nyeri pada satu atau kedua sisi tubuh yang berkisar dari ringan hingga berat.
Karena letak ginjal lebih dekat ke punggung daripada ke perut, maka rasa sakit yang tajam biasanya muncul pada punggung bagian bawah atau bahkan pinggang.
6. Pusing
Infeksi ginjal yang tak mendapat penanganan bisa menyebar ke aliran darah sehingga mendatangkan masalah pada seluruh tubuh.
Peradangan dari bakteri pun menyebabkan pembuluh darah membesar sehingga membuat tekanan darah Moms turun hingga merasa pusing.
Baca Juga: Ini 8 Hadist Menebar Salam, Salah Satunya Bisa Masuk Surga Lho!
7. Mual dan Muntah
Sebagian orang yang terkena infeksi ginjal bisa mengalami gejala berupa mual dan muntah.
Gejala ini juga terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang berusaha untuk melawan infeksi.
8. Kaki Membengkak
Gejala infeksi ginjal tidak sehat juga bisa diamati dari pembengkakan kaki.
Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan retensi natrium.
Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, khususnya area pergelangan kaki.
Pembengkakan pada ekstremitas bawah tubuh juga bisa menjadi tanda penyakit jantung, penyakit hati, dan masalah vena kaki kronis.
9. Kulit Kering dan Gatal
Gejala infeksi ginjal lainnya adalah masalah kulit.
Ginjal bertugas menghilangkan limbah dan cairan ekstra dari tubuh, membantu membuat sel darah merah, membantu menjaga tulang tetap kuat dan bekerja untuk mempertahankan jumlah mineral yang tepat dalam darah.
Ketika ginjal bermasalah, mineral, dan nutrisi dalam darah bisa terganggu keseimbangannya.
Hal ini bisa membuat kulit kering dan gatal.
Baca Juga: Sinopsis Until Tomorrow, Kisah Cinta Tragis yang Diadaptasi dari Cerita Nyata!
Segeralah buat janji dengan dokter jika Moms atau orang terdekat memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan.
Jika Moms sedang dirawat karena infeksi saluran kemih tetapi tanda dan gejala tidak kunjung membaik, buatlah janji temu dengan dokter.
Ingat, infeksi ginjal yang parah dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Cari pertolongan medis segera jika Moms atau orang terdekat memiliki gejala infeksi ginjal yang dikombinasikan dengan urine berdarah atau mual dan muntah.
Penyebab Infeksi Ginjal
Penyebab paling umum dari infeksi ginjal adalah masuknya bakteri ke saluran kemih melalui tabung yang membawa urine dari tubuh (uretra) dan mereka pun berkembang biak dan berjalan ke ginjal.
Bakteri dari infeksi di tempat lain di tubuh juga dapat menyebar melalui aliran darah ke ginjal. Meskipun jarang terjadi, ia sangat mungkin terjadi.
Misalnya, jika Moms memiliki sendi buatan atau katup jantung yang terinfeksi. Infeksi ginjal juga bisa terjadi setelah operasi ginjal.
Selain itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko infeksi ginjal meliputi:
1. Berjenis Kelamin Wanita
Uretra pada wanita lebih pendek daripada pria, yang membuat bakteri lebih mudah berpindah dari luar tubuh ke kandung kemih.
Kedekatan uretra dengan vagina dan anus juga menciptakan lebih banyak peluang bagi bakteri untuk masuk ke kandung kemih.
Begitu berada di kandung kemih, infeksi dapat menyebar ke ginjal. Wanita hamil bahkan berisiko lebih tinggi terkena infeksi ginjal.
2. Ada Sumbatan Saluran Kemih
Ini termasuk apa pun yang memperlambat aliran urine atau mengurangi kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih saat buang air kecil.
Termasuk batu ginjal, yakni sesuatu yang abnormal pada struktur saluran kemih atau, pada pria, pembesaran kelenjar prostat.
Baca Juga: KB IUD: Kelebihan, Kekurangan dan Tanda Jika Alat Bermasalah serta Pantangan Penggunaannya
3. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Ini termasuk kondisi medis yang merusak sistem kekebalan, seperti diabetes dan HIV.
Obat-obatan tertentu, seperti obat yang diminum untuk mencegah penolakan organ transplantasi, memiliki efek yang sama.
4. Kerusakan Saraf di Sekitar Kandung Kemih
Kerusakan saraf atau sumsum tulang belakang dapat menghalangi sensasi infeksi kandung kemih sehingga Moms tidak menyadarinya ketika berkembang menjadi infeksi ginjal.
Selain itu, Moms juga bisa terinfeksi jika menggunakan kateter urine atau memiliki kondisi yang menyebabkan urine mengalir dengan cara yang salah.
5. Memiliki Riwayat Diabetes
Diabetes adalah penyebab paling umum dari gagal ginjal.
Terutama apabila penderitanya tidak mengelola masuknya kadar gula darah.
Sebuah penelitian Journal of the American Heart Association, menunjukkan bahwa gula darah tinggi yang terus menerus dapat merusak organ tubuh, termasuk ginjal.
Tanpa pengelolaan yang tepat, gula darah tinggi dapat menyebabkan ginjal memburuk dari waktu ke waktu sehingga menyebabkan gagal ginjal.
Untuk itulah, jika Moms memiliki penyakit diabetes, maka pastikan untuk mengelola gula darah dan tekanan darah demi mencegah atau membatasi kerusakan ginjal.
Baca Juga: 8+ Jenis Penyimpangan Seksual dan Terapi untuk Mengatasinya
Diagnosis Infeksi Ginjal
Untuk mendiagnosis infeksi ginjal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat penyakitnya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk suhu tubuh dan tekanan darah pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari:
1. Tes Urine
Dokter akan mengambil sampel urine untuk diperiksa di laboratorium.
Pemeriksaan sampel urine dilakukan untuk mendeteksi infeksi di ginjal dan saluran kemih, serta untuk menentukan jenis bakteri penyebab infeksi.
2. Pemindaian
Pemindaian saluran kemih dengan CT scan dan USG bertujuan untuk mendeteksi masalah di organ ginjal.
Melalui pemindaian, dokter dapat mengetahui seberapa parah infeksi ginjal yang dialami oleh pasien.
Cara Mengobati Infeksi Ginjal
Ada beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan, seperti:
1. Antibiotik
Antibiotik adalah pengobatan pertama untuk infeksi ginjal. Moms pun bisa menemukan obat infeksi ginjal di apotik.
Obat yang dogunakan dan untuk berapa lama tergantung pada kondisi kesehatan dan bakteri yang ditemukan dalam tes urine.
Biasanya, tanda dan gejala infeksi ginjal mulai hilang dalam beberapa hari pengobatan. Namun, Moms mungkin perlu melanjutkan antibiotik selama seminggu atau lebih.
Konsimsi seluruh antibiotik yang direkomendasikan oleh dokter bahkan setelah Moms sudah tidak mengalami gejala.
Dokter mungkin merekomendasikan kultur urine berulang untuk memastikan infeksi telah sembuh. Jika infeksi masih ada, Moms perlu minum antibiotik lain.
2. Rawat Inap
Jika cukup parah, dokter mungkin memasukkan Moms ke rumah sakit. Perawatan mungkin termasuk antibiotik dan cairan yang diterima melalui pembuluh darah di lengan.
Berapa lama Moms akan tinggal di rumah sakit tergantung pada tingkat keparahan kondisi.
3. Pengobatan untuk Infeksi Berulang
Masalah medis yang mendasari seperti saluran kemih yang cacat dapat menyebabkan Moms mengalami infeksi ginjal berulang.
Dalam hal ini, Moms mungkin akan dirujuk ke spesialis ginjal (ahli nefrologi) atau ahli bedah saluran kemih (ahli urologi) untuk evaluasi.
Moms mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki kelainan struktural.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Maskara Waterproof yang Tak Hilang Usai Wudu
Cara Mencegah Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risikonya. Cara yang dapat dilakukan adalah:
- Minum banyak cairan, terutama air putih. Pasalnya cairan dapat membantu menghilangkan bakteri dari tubuh saat berkemih.
- Hindari menunda buang air kecil saat merasa ingin buang air kecil.
- Buang air kecil sesegera mungkin setelah hubungan seksual sehingga ini bisa membantu membersihkan bakteri dari uretra, mengurangi risiko infeksi.
- Menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan setelah buang air besar membantu mencegah bakteri menyebar ke uretra.
- Hindari penggunaan produk kewanitaan di area genital. Menggunakan produk seperti semprotan deodoran di area genital atau douche dapat menyebabkan iritasi.
Baca Juga: Penyakit Vertigo: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi hingga Obat yang Dapat Diberikan
Itulah yang perlu Moms pahami soal infeksi ginjal.
Jadi, jika ada gejala yang dicurigai terjadi akibat kondisi ini, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519537/
- https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/HYPERTENSIONAHA.116.08560
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-infection/symptoms-causes/syc-20353387
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/kidney-infections-symptoms-and-treatments
- https://www.kidneyfund.org/all-about-kidneys/other-kidney-problems/kidney-infection
- https://www.healthline.com/health/kidney-infection
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.