Kasus Pedofilia di Tangerang Telan 41 Korban, Bagaimana Cara Agar Anak Terhindar dari Pedofil?
Pedofilia merupakan bentuk penyimpangan seksual berupa nafsu seksual terhadap remaja atau anak-anak di bawah usia 14 tahun. Seseorang yang mengidap pedofilia disebut pedofil.
Namun, tidak semua pedofil melakukan pelecehan pada anak, dan tentunya tidak semua orang yang melakukan kekerasan seksual pada anak-anak merupakan pedofil.
Di Indonesia, kasus pedofilia bukanlah hal baru. Kasus ini sudah banyak sekali menelan korban. Seperti yang baru-baru ini terjadi di kawasan Tangerang, Banten, Jawa Barat, dimana pelaku WS melakukan aksi cabulnya hingga memakan 41 korban.
Kepada polisi, WS mengaku sejumlah anak sering mendatangi dirinya di gubug yang didirikan tersangka. Mereka menganggap WS memiliki kesaktian untuk mengobati orang sakit. Sementara sehari-hari WS berprofesi sebagai guru honorer di salah satu SD di kawasan Rajeg, Tangerang.
WS bersedia memberikan ajian semar mesem pada bocah-bocah tesebut dengan kompensasi uang. Namun, karena mereka tak punya cukup uang, WS mengatakan hal itu bisa diganti asalkan anak-anak bersedia disodomi.
Baca Juga : 5 Cara Lindungi Anak dari Bahaya Merokok, Miras, dan Narkoba
Rupanya hal ini sudah berlangsung cukup lama. Hingga pada 2 Desember 2017, tersangka kembali melakukan aksi kekerasan seksual kepada 3 anak laki-laki. Salah satu dari mereka lalu menceritakan peristiwa itu ke orangtuanya. Kemudian, WS dilaporkan ke pihak berwenang.
Dari hasil penyelidikan WS mengaku melakukan aksinya pada 41 anak laki-laki dengan rentang usia 10-15 tahun. Anehnya, setelah melakukan pemeriksaan kejiwaan, WS dinyatakan normal meski melakukan aksi pedofil.
Bagaimana Agar Anak Peka Mengenali Bahaya Pedofilia?
Bergaul di lingkungan sekitar memang penting bagi Si Kecil, terutama untuk membuat mereka berani berinteraksi dengan orang lain. Meski demikian, dalam bersosialisasi Si Kecil perlu mengenali bahaya yang mungkin terjadi pada mereka.
Tapi, bagaimana caranya? Agar Si Kecil terhindar dari bahaya pedofilia, berikut ini cara yang bisa Moms lakukan:
- Ajari Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh Orang Lain
Sebelum Si Kecil berusia 3 tahun, ajari mereka mengenali bagian-bagian tubuh sendiri. Lalu jelaskan bagian tubuh mana yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain. Misalnya, di area leher ke bawah, sekitar organ intim, dan wajah. Katakan padanya, hanya kedua orangtuanya yang boleh melihat dan menyentuh bagian tubuh tersebut.
Berikan simulasi dan terapkan berulang kali hingga ia mengerti. Dengan begitu sejak usia dini Si Kecil dapat membedakan hal yang pantas dan tak pantas dilakukan orang lain padanya.
Baca Juga : 4 Ciri Predator Seksual Anak yang Wajib Diketahui Si Kecil dan Orang Tua
- Jelaskan Pentingnya Privasi
Jelaskan pada anak bahwa dalam keseharian ada tempat dan barang tertentu yang tak boleh dimasuki atau disentuh orang lain. Misalnya, kamar tidur, lemari, dan kamar mandi.
Hal ini sama pentingnya seperti saat Moms mengajarkan bahwa orang lain tak boleh melihat Si Kecil saat mandi atau berganti pakaian baik di rumah sendiri maupun saat berada di tempat umum.
- Ingatkan Si Kecil Tentang Konsep dan Bahayanya Orang ‘Asing’
Tegaskan pada anak agar jangan pernah mengiyakan ajakan orang asing yang tak pernah ia kenal, masuk ke dalam rumah atau mobil yang tampak asing baginya.
Begitupula jika ada iming-iming hadiah dari orang yang tak dikenal. Terus pantau dan berlakukan aturan ini hingga anak sudah cukup besar untuk menilai mana orang asing yang berbahaya dan tidak.
Baca Juga : Rekaman CCTV Ungkap Penculikan Anak di Mal Ambassador, Ajari Anak 7 Cara Ini Agar Terhindar Dari Penculikan
- Upayakan Anak Selalu Bercerita
Bangun komunikasi yang luwes dan menyenangkan agar anak mau bercerita kesehariannya pada orang tua. Buatlah mereka mengerti bahwa hanya Moms yang akan selalu menjadi sosok yang mereka butuhkan, sehingga apapun yang ada dalam keseharian mereka harus melibatkan Moms.
Itulah tadi 4 tips yang bisa kita terapkan agar anak terhindar dari bahaya pedofilia. Semoga hal ini tidak pernah menimpa buah hati tercinta.
Jika Moms punya pengalaman serupa atau tips lainnya, silakan berbagi juga yuk di kolom komentar..
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.