Ketahui 10 Komplikasi Hamil Kembar yang Bisa Terjadi
Saat Moms dan Dads mengetahui kehamilan kembar tentu membuat kegembiraan berlipat ganda.
Tetapi, tak luput menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang kesehatan para janin di kandungan. Ada komplikasi hamil kembar yang bisa terjadi, tetapi tak sebanyak yang Moms juga Dads pikirkan.
Semua ibu tentu mengharapkan kehamilan yang relatif lancar. Sementara itu, beberapa risiko dan komplikasi lebih sulit untuk dihindari, Moms mungkin dapat mencegah risiko munculnya komplikasi ini.
Memahami risiko kehamilan kembar setelah mengandung anak kembar juga penting. Misalnya, Moms dapat mendidik diri sendiri tentang tanda-tanda dan gejala persalinan prematur, karena prematur adalah risiko bayi kembar.
Tidak semua risiko dapat dihindari atau berada dalam kendali. Namun, mengetahui apa yang harus diwaspadai dapat membantu mengurangi kejutan di masa kehamilan dan meningkatkan kesadaran Moms akan gejala yang berpotensi menyusahkan.
Baca Juga:Tips Tetap Sehat Saat Hamil Bayi Kembar
Komplikasi Hamil Kembar
Tidak ada kehamilan yang sepenuhnya bebas dari risiko. Namun, jangan biarkan hal ini membuat Moms maupun Dads khawatir.
Karena dengan perawatan prenatal yang baik, maka akan ada peningkatan peluang untuk menikmati kehamilan dan bayi yang sehat. Nah, berikut ini beberapa komplikasi hamil kembar yang bisa diketahui.
1. Persalinan Prematur
Foto: Orami Photo Stock
Ketika persalinan terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai persalinan prematur. Ini merupakan salah satu dari komplikasi hamil kembar.
Menurut pedoman dari National Institute for Health and Clinical Excellence, disimpulkan bahwa hampir 60 persen risiko kehamilan kembar berakhir dengan kelahiran prematur.
Persalinan prematur terjadi dengan ketuban pecah dini. Akibatnya, permulaan persalinan dimulai dalam kurang dari 37 minggu kehamilan. Tubuh si kembar prematur tidak berkembang dengan baik. Organ tidak sepenuhnya matang, dan bayi biasanya kecil dan berat lahir rendah.
Karena organ tetap tidak berkembang, bayi membutuhkan perhatian medis untuk makan, bernapas, melawan infeksi dan dijaga agar tetap hangat.
Bayi prematur tetap rentan terhadap kuman yang menginfeksi, dan karenanya mereka membutuhkan perhatian medis khusus. Bayi kembar prematur sering membutuhkan perawatan khusus di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Baca Juga: Berat Badan Lahir Bayi Rendah Mempengaruhi Kecerdasannya?
2. Berat Lahir Rendah
Dokter sering mengaitkan berat lahir rendah bayi kembar Moms dengan kelahiran prematur. Berat lahir bayi yang rendah yaitu bila kurang dari 5,5 pon atau 2.500 gram.
Dilansir dari University of Rochester Medical Center, bayi kembar dengan berat badan lahir rendah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kesehatan jangka panjang.
Risiko hamil kembar termasuk gangguan pendengaran, masalah penglihatan, cerebral palsy dan keterbelakangan mental
3. Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin (IUGR)
Foto: Orami Photo Stock
Salah satu komplikasi hamil kembar, adalah tingkat pertumbuhan anak kembar mulai melambat pada 30 hingga 32 minggu. IUGR terjadi selama fase tersebut ketika plasenta tidak dapat lagi menangani pertumbuhan kembar.
Karena kedua bayi bersaing untuk mendapatkan nutrisi yang cukup, tubuh Moms tidak dapat menangani proses pertumbuhan lagi. Dokter kandungan bisa mendeteksi permulaan IUGR dengan ultrasonografi dan mengukur ukuran perut.
Baca Juga: Penyebab Preeklamsia pada Kehamilan Kedua dan Penanganannya
4. Preeklamsia
Mengutip Very Well Family, selama kehamilan kembar, Moms juga berisiko lebih tinggi terkena preeklamsia dan Kehamilan Terinduksi Hipertensi (PIH).
Tetapi, dengan perawatan prenatal yang memadai, Moms dapat mengurangi risiko mengembangkan masalah serius akibat preeklampsia.
5. Diabetes Gestasional
Foto: Orami Photo Stock
Komplikasi hamil kembar lainnya adalah hal yang umum terjadi yaitu diabetes gestasional. Nah, kedua plasenta meningkatkan resistensi terhadap produk insulin dan tubuh Moms secara tiba-tiba mengalami peningkatan kadar gula darah.
Melansir Mom Junction, beberapa faktor lain yang menyebabkan diabetes kehamilan pada kehamilan kembar termasuk ukuran plasenta yang lebih besar dan peningkatan kadar hormon plasenta.
Baca Juga: 3 Fakta tentang Diabetes Gestasional, Bumil Wajib Tahu!
6. Solusio Plasenta
Dalam jurnal National Library of Medicine, solusio plasenta lebih mungkin terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Ini bisa menjadi bentuk komplikasi hamil kembar lainnya.
Meningkatnya risiko pengembangan preeklampsia membebani membran dan solusio plasenta yang tiba-tiba.
Solusio plasenta membebankan kondisi serius di mana plasenta terlepas dari dinding rahim Moms sebelum melahirkan.
Solusio plasenta sebagian besar terjadi selama trimester ketiga kehamilan. Praktisi medis sering menghubungkan solusio plasenta dengan merokok, asupan obat-obatan berbahaya dan kekurangan gizi.
Moms dapat mengatasi solusio plasenta yang merupakan komplikasi kehamilan kembar dengan melakukan diet seimbang dan mengikuti tindakan perawatan prenatal yang tepat dari dokter kandungan.
7. Kematian Janin
Foto: Orami Photo Stock
Kematian janin intrauterin memang jarang terjadi. Dokter kandungan memeriksa kondisi kesehatan Moms dan memutuskan apakah intervensi medis diperlukan atau tidak.
Jika kehamilan bersifat dikorionik dan memiliki bayi kembar, maka intervensi tidak segera dilakukan. Tetapi jika kehamilan memiliki satu chorion tunggal, persalinan segera dianjurkan jika kematian janin.
Baca Juga: 15 Kelainan Jantung Bawaan Pada Bayi, Moms Sudah Tahu?
8. Cacat Lahir
Komplikasi lain dari kehamilan kembar yaitu meningkatkan risiko kelainan bawaan pada bayi kembar yang baru lahir. Beberapa cacat lahir yang biasa dialami adalah kelainan jantung, cacat tabung saraf (seperti spina bifida) dan gangguan pencernaan.
9. Sindrom Transfusi Twin-Ke-Twin
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip University of Rochester Medical Center, ini adalah kondisi medis yang biasanya berkembang hanya dengan kembar identik yang berbagi plasenta yang sama. Pembuluh darah yang ada dalam plasenta memasok darah dan oksigen dari satu janin ke janin lainnya.
Dalam TTTS (Twin-to-Twin Transfusion Syndrome), aliran darah dari satu janin ke janin lainnya melalui koneksi pembuluh darah umum. Seiring waktu, janin penerima menerima pasokan darah berlebih dari yang lain. Ini membebani sistem kardiovaskular dan meningkatkan kadar cairan ketuban.
Menurut Medline Plus, Janin donor tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup sehingga memiliki jumlah cairan ketuban yang lebih sedikit.
Untuk menangani komplikasi hamil kembar ini, dokter kandungan menangani sindrom transfusi kembar-ke-kembar selama kehamilan dengan menarik cairan berlebih menggunakan jarum.
10. Tali Pusar Melilit
Tali pusar melilit di dalam kantung ketuban oleh si kembar identik. Dalam kasus seperti itu, dokter memantau laju pertumbuhan janin selama trimester ketiga. Jika terlihat ada kerumitan, dokter menganjurkan kelahiran prematur.
Tapi, Moms tak perlu berkecil hati karena kehamilan kembar pun tetapi bisa dilahirkan secara normal, menurut American Pregnancy Association, ketika:
- Usia kehamilan lebih dari 32 minggu
- Kembar A (bayi yang paling dekat dengan serviks) adalah yang terbesar
- Twin A mengarah ke bawah
- Twin B mengarah ke bawah, Sungsang, atau menyamping
- Twin B lebih kecil dari twin A
- Tidak ada bukti gawat janin
- Tidak ada disproporsi cephalopelvic (CPD)
Walaupun ada risiko kehamilan kembar, baik bagi Moms atau janin, tetapi perawatan pranatal yang baik dapat membantu mengurangi beberapa risiko ini. Bicaralah dengan dokter kandungan atau bidan tentang masalah apa pun.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.