Dampak Makanan Chiki dan MSG pada Anak, Simak Kata Dokter!
Camilan asin memang menjadi favorit bagi anak-anak, dan Moms mungkin berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Si Kecil dari konsumsi camilan kaya MSG (monosodium glutamat) seperti makanan chiki.
Mengutip Very Well Family, banyak anak usia sekolah mengonsumsi natrium lebih tinggi dari yang direkomendasikan, hal ini dilaporkan oleh CDC dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, edisi November 2016.
Kali ini, dr. Isti Ansharina Kahtin, Sp.A akan memberikan penjelasan tentang dampak konsumsi MSG pada anak. Simak yuk!
Baca Juga: 12 Makanan untuk Anak Diare yang Baik Dikonsumsi, Cek, Moms!
Dampak Buruk Makanan Chiki dan MSG pada Anak
Dokter Isti menjelaskan, konusmsi MSG berlebihan dapat berdampak buruk pada anak.
Pada anak yang sensitif terhadap MSG, dapat terjadi efek samping sakit kepala, mual muntah, keringat dingin, hingga jantung berdebar-debar.
Berikut potensi efek samping dari konsumsi makanan chiki yang berlebihan pada anak-anak.
1. Menyebabkan Reaksi Alergi
Makanan chiki yang mayoritas memiliki cita rasa gurih memang disukai banyak orang. Namun, ada beberapa potensi efek samping yang perlu diwaspadai terutama pada anak-anak.
Salah satu kemungkinan efek samping dari konsumsi makanan chiki adalah bisa menyebabkan reaksi alergi, Moms.
Dalam Indian Journal of Critical Care Medicine disebutkan bahwa ada beberapa gejala seperti sakit kepala, gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan, gatal, dan sakit perut yang dialami beberapa orang sesaat setelah mengonsumsi makanan sarat MSG.
Jika hal ini dialami oleh Si Kecil, tentu akan menimbulkan gejala yang tidak nyaman.
Mereka pun akan lebih rewel dan mudah menangis, serta sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Mengakibatkan Obesitas pada Anak
Kemungkinan efek samping lainnya dari mengonsumsi makanan chiki adalah bisa menimbulkan obesitas (berat badan berlebih).
Pasalnya, MSG dalam makanan chiki dapat menyebabkan gangguan hormon yang dikenal sebagai leptin.
Leptin dapat mengatur asupan makanan dan keseimbangan energi dengan menghambat rasa lapar.
Namun ketika tubuh kita mengandung leptin dalam jumlah tinggi, itu akan menyebabkan kenaikan berat badan dan menyebabkan obesitas.
International Journal of Food Properties pun menyebutkan bahwa mengonsumsi MSG dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan rasa lapar, asupan makanan, dan risiko sindrom metabolik, sekaligus sekelompok gejala yang meningkatkan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung serta diabetes.
3. Memengaruhi Kualitas Tidur Anak
Tidak hanya sampai di situ, konsumsi makanan chiki secara berlebihan juga dapat memengaruhi kualitas tidur Si Kecil.
Makanan chiki yang sarat dengan kandungan MSG bisa menyebabkan insomnia, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.
Tentu saja, hal ini dapat menimbulkan efek yang serius pada anak-anak.
Sebab, Si Kecil membutuhkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas agar tumbuh kembangnya lebih optimal.
4. Menyebabkan Anak Hiperaktif
Selain memengaruhi kualitas tidur, anak yang mengonsumsi makanan chiki berlebihan akan tumbuh menjadi pribadi hiperaktif.
Hal ini karena excitotoxins dalam MSG dapat mengganggu fungsi mental norma pada anak.
Oleh karenanya, banyak orang tua yang menghilangkan asupan MSG dalam pola makan anak hiperaktif untuk memperbaiki gejala perilaku mereka.
5. Mengganggu Fungsi Sel Normal di Otak
European Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa konsumsi MSG secara terus-menerus memiliki efek pada fungsi kognitif.
Tidak tanggung-tanggung, efek negatif MSG secara berlebihan dalam makanan chiki bisa mengganggu fungsi sel normal di otak.
Meski begitu, Dokter Isti mengatakan belum ada penelitian yang menjelaskan bahwa MSG dapat menghambat perkembangan otak anak.
Baca Juga: 5 Tips Menjalankan Diet Garam dan Manfaatnya
MSG Bikin Anak Bodoh, Benarkah?
Banyak anggapan yang menyebut bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan anak menjadi bodoh atau kurang cerdas.
Dokter Isti menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara konsumsi MSG dengan kecerdasan anak.
Menanggapi hal tersebut, rupanya terjadi mispersepsi di tengah masyarakat.
"Isu ini pertama kali muncul karena adanya penelitian pada tahun 2014 yang melibatkan hewan uji berupa tikus, yang diberikan MSG dan menimbulkan masalah pada respons kognitif dan gangguan memori. Namun semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaannya diperbolehkan dan aman jika tidak berlebihan," jelas dr. Isti.
Batasan Konsumsi MSG untuk Anak
Dokter Isti mengatakan, sebenarnya, tidak ada anjuran takaran MSG. Konsumsi MSG sebaiknya secukupnya saja.
"Dalam MSG ada kadar natrium/sodium yang hanya diperbolehkan maks 0,8 gram pada anak 1-3 tahun, dan maks 1,2 gram pada anak yg lebih besar. Sebisa mungkin MSG dihindari pada anak, arena MSG bukanlah zat esensial yang harus diperoleh anak," jelas Dokter Isti.
Berikut beberapa contoh makanan tinggi MSG:
1. Makanan Olahan
Banyak makanan olahan mengandung MSG untuk meningkatkan rasa, seperti:
- Sosis dan daging olahan lainnya
- Makanan beku siap saji, seperti pizza beku dan makanan cepat saji lainnya
- Sup kemasan dan kaldu bubuk
2. Makanan Cepat Saji
Sebagian besar makanan cepat saji mengandung MSG untuk membuat rasa menjadi lebih menarik, termasuk:
- Kentang goreng
- Ayam goreng
- Burger
3. Saus dan Bumbu
Beberapa saus dan bumbu yang sering digunakan dalam memasak juga mengandung MSG, seperti:
- Kecap asin
- Saus tiram
- Saus BBQ
4. Makanan Tradisional Asia
Banyak masakan Asia menggunakan MSG, baik yang alami maupun tambahan, seperti:
- Mie instan
- Makanan berbasis kedelai seperti tempe dan tauco
- Makanan laut kering seperti teri dan cumi asin
5. Snack
Beberapa jenis snack juga tinggi MSG, seperti:
- Keripik kentang
- Snack jagung
- Popcorn rasa keju
Cara Mengurangi Konsumsi Sodium pada Anak
Moms bisa membantu mengurangi konsumsi sodium pada anak seperti makanan chiki untuk menghindari risiko dari tekanan darah tinggi dan obesitas yang bisa terjadi di masa kanak-kanak.
Berikut ini beberapa tips untuk mengurangi konsumsi sodium pada makanan sehari-hari:
1. Baca Label Nutrisi
Pastikan untuk membaca label nutrisi dan perhatikan kandungan natrium di dalamnya.
Selalu bandingkan suatu merek dengan merek lainnya, dan pilih opsi yang mengandung lebih sedikit garam.
Jika memungkinkan, pilih makanan segar atau beku daripada makanan siap saji karena cenderung mengandung jumlah sodium yang tinggi.
2. Perhatikan Kadar Sodium dalam Makanan Favorit Anak
Studi CDC menemukan bahwa ada 10 jenis makanan yang bisa memenuhi 50 persen kadar natrium yang dibutuhkan anak-anak.
Makanan ini termasuk makanan favorit anak-anak seperti pizza, sandwich (termasuk burger), sup instan, camilan gurih, keju, dan bahkan susu.
3. Masak dengan Menggunakan Sedikit Garam
Saat memasak di rumah, tingkatkan jumlah bumbu dapur yang digunakan, seperti bawang putih dan rempah-rempah, dan kurangi garam.
Gunakan bahan-bahan segar jika memungkinkan, dan hindari menggunakan bahan cepat saji seperti sayuran beku untuk makanan harian.
Buat saus menggunakan bumbu yang diolah sendiri.
Baca Juga: Bolehkah Bayi Makan Makanan Instan? Berikut Penjelasannya!
Itu dia Moms, dampak buruk makanan chiki dan bagaimana tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi asupan sodium pada anak.
- https://www.verywellfamily.com/foods-high-in-salt-2633919
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5278591/
- https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10942912.2017.1295260
- https://www.nature.com/articles/s41430-018-0349-x
- https://www.healthline.com/nutrition/foods-with-msg#Is-MSG-harmful?
- https://myloveearth.com/what-is-msg-and-the-5-side-effects-on-kids-
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.