Mengenal Code Blue Asthma yang Diduga Jadi Penyebab Didi Kempot Meninggal
Penyanyi campursari Dionisius Prasetyo atau yang lebih dikenal dengan nama Didi Kempot, meninggal dunia pada Selasa (5/05/2020) di RS Kasih Ibu Solo.
Kabar ini dibernarkan oleh Asisten Manajer Humas Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Divan Fernandez. Menurutnya Didi meninggal pukul 07.30 WIB, tidak lama setelah masuk rumah sakit.
Meski belum diketahui dengan pasti apa penyebab kematian Didi Kempot ini, di media sosial ramai dibahas Didi meninggal karena ‘code blue asthma’. Apa itu ‘code blue asthma’ yuk kita simak penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: Didi Kempot Meninggal Dunia, Diduga Akibat Kelelahan
Mengenal Code Blue Asthma
Foto: medicalnewstoday.com
Berdasarkan sebuah jurnal dalam The Peer-Reviewed Journal of Clinical Excellence, code blue atau kode biru adalah salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiac respiratory arrest atau henti jantung, sehingga menjadi tidak responsif atau tidak berdenyut.
Dalam pedoman American Heart Association (AHA), meminta bantuan dan memulai CPR harus dilakukan secara simultan untuk respon terhadap kondisi ini.
Protokol untuk code blue ini berbeda-beda tergantung pada kebijakan rumah sakit, namun semua staf harus terbiasa dengan prosedur untuk memanggil kode biru di fasilitas mereka.
Setiap menit adalah waktu yang penting karena kesempatan hidup akan semakin berkurang seiring waktu jika tidak diberi penanganan yang tepat. Ada pelatihan yang disediakan untuk perawat sehingga mereka akan terampil dalam menanggapi situasi kode biru dengan tepat.
Baca Juga: Selain Didi Kempot, Ini 5 Artis Lain yang Meninggal di Tahun 2020
Peranan Responden
Foto: scrubsmag.com
Peran responden pertama sangat penting karena mereka akan memulai upaya resusitasi pada pasien yang mengalami henti jantung.
Berikut adalah tugas rinci dari responden pertama terhadap code blue berdasarkan pedoman dari American Heart Association:
1. Responder Pertama
- Panggilan bantuan.
- Pastikan pasien berbaring rata di tempat tidur. Angkat bantal dan jatuhkan kepala tempat tidur.
- Periksa nadi pasien. Tempat terbaik untuk ini adalah denyut nadi karotis.
- Mulai kompresi.
2. Responder Kedua
- Membawa e-cart dan peralatan darurat lainnya ke tempat kode.
- Amankan papan di bawah pasien.
- Atur jalan napas dengan menggunakan tas ambu atau masker saku dengan katup satu arah.
- Beralih peran dengan responden pertama dalam memberikan kompresi dada kepada pasien.
3. Responder Ketiga
- Nyalakan AED / defibrillator dan gunakan untuk pasien yang tidak berdenyut.
Baca Juga: Meninggal Dunia, Ini Potret Didi Kempot dengan Istri yang Jarang Diumbar
4. Responden Keempat
- Pastikan cairan IV dan obat-obatan darurat siap digunakan oleh Tim Kode.
5. Responden Kelima
- Bertanggung jawab atas dokumentasi.
Sekarang Moms sudah tidak bingung dengan istilah code blue asthma kan?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.