21 Maret 2019

Mengenal Obsessive Compulsive Disorder (OCD) Pada Anak

Kondisi OCD membuat anak cemas bila tidak melakukan sesuatu, kok bisa?


Mendengar kondisi OCD pada anak, kebanyakan orang biasanya langsung membayangkan anak dengan karakter perfeksionis dan terobsesi pada keteraturan. Apa Moms juga begitu?

Walau anggapan tadi ada benarnya, kondisi obsessive compulsive disorder atau OCD pada anak sebenarnya tidak sesederhana itu.

Supaya bisa lebih mengenal OCD pada anak, simak dulu informasi yang sudah kami rangkum berikut ini ya, Moms.

Baca Juga : Bingung Menghadapi Anak Pemarah? Ini Solusinya!

Mengenal OCD Pada Anak

mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 1
Foto: mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 1
Foto : Aacap.org

Menurut American Psychiatric Association, OCD adalah gangguan kecemasan yang membuat anak memiliki pikiran, ide, atau sensasi yang tidak diinginkan secara berulang, sehingga harus melakukan sesuatu secara berulang.

Bila dilihat dari deskripsinya, OCD pada anak memiliki dua karakter yang tidak terpisahkan, yaitu:

1. Obsesi

Rasa takut atau cemas yang tidak bisa berhenti dipikirkan oleh anak dengan OCD. Walau terkadang tidak masuk akal, pikiran tersebut tidak bisa dihilangkan sebelum anak melakukan ritual tertentu.

2. Kompulsi atau Ritual

Perilaku yang harus dilakukan anak dengan OCD agar tidak lagi merasa cemas dan terobsesi.

Baca Juga : Gangguan Perilaku dan Emosi pada Anak, Haruskah ke Dokter?

Gejala OCD Pada Anak

mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 2
Foto: mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 2
Foto : irishtimes.com

Menurut International OCD Foundation, kondisi obsesif kompulsif disorder sebenarnya bisa terjadi pada anak dari segala usia.

Namun, gejala OCD pada anak paling sering muncul untuk pertama kalinya di usia 8-12 tahun.

Gejala obsesi dan kompulsi yang ditunjukkan oleh setiap anak itu tidak sama.

Ada yang cemas saat melihat susunan benda yang miring, ada juga yang takut monster jika tidak mengecek tempat tidur empat kali sebelum berbaring, dan semacamnya.

Sebenarnya obsesi dan kompulsi yang dirasakan anak tidak perlu dikhawatirkan, namun perlu dikonsultasikan pada psikiater atau dokter anak bila:

  • Mulai mengganggu aktivitas keseharian.
  • Membuatnya sulit bersenang-senang karena selalu merasa cemas.
  • Obsesi dan kompulsi terjadi selama lebih dari enam bulan.

Perawatan OCD Untuk Anak

mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 3
Foto: mengenal gangguan obsesif kompulsif (ocd) pada anak 3
Foto : Youthdynamics.org

Setelah positif didiagnosa memiliki kondisi OCD, anak biasanya akan memberikan obat oral berjenis selective serotonin reuptake inhibitors atau melakukan terapi perilaku kognitif.

Dalam terapi perilaku kognitif, anak diajarkan cara untuk melawan rasa takut dan menahan diri untuk tidak melakukan ritual untuk melemahkan siklus OCD.

Dukungan dari orang tua juga akan mendukung keberhasilan terapi OCD pada anak. Untuk itu, orang tua didorong untuk:

  • Memberikan semangat, dukungan, dan kasih sayang. Tahan diri untuk tidak mengkritik atau terlihat kesal dengan ritual yang dilakukan anak.
  • Memahami kecemasan atau obsesi yang dirasakan anak,dan membuka lebar kesempatan untuk berdiskusi bila anak membutuhkan.
  • Berperan aktif dalam terapi dengan menemani anak saat melakukan terapi serta melakukan hal yang direkomendasikan oleh terapis.
  • Mengajarkan anak cara meredekan kecemasan, seperti dengan meditasi, berbicara positif, mengalihkan perhatian, atau pergi ke tempat tenang.

Walau sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab OCD pada anak, namun sering muncul pada anak dari orang tua yang memiliki gangguan kecemasan atau anak yang mengalami peristiwa traumatis.

Apa Moms mau menambahkan hal lain agar semakin banyak orang tua yang mengenal OCD pada anak?

(WA)


Referensi:

International OCD Foundation
https://kids.iocdf.org/professionals/md/pediatric-ocd/

Kids Health
https://kidshealth.org/en/parents/ocd.html

Beyond OCD
http://beyondocd.org/information-for-parents/helping-a-child-who-has-ocd

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.