Mengenal Relaktasi, Menyusui Kembali setelah Sempat Berhenti
Menyusui adalah hal yang didambakan oleh hampir semua ibu. Namun, pada kenyataannya tidak semua ibu bisa menyusui anaknya. Ada yang hanya bisa menyusui sebentar, ada juga yang memulai relaktasi setelah sempat berhenti menyusui.
“Aku mau anakku untuk menyusui langsung atau direct breastfeeding,” ucap salah satu anggota Orami Newborn, Diana Sari (27) ketika ditanya alasan melakukan relaktasi.
Selain itu, keinginan relaktasi juga diperkuat karena anaknya terlahir premature otomatis terpisah dalam perawatan dan rumah sakit mengajarinya untuk pemberian ASI adalah dot. Sehingga, ia pun bertekad untuk memperbaiki bonding dengan Si Kecil yang sempat hilang selama dua bulan awal kehidupannya.
Sebenarnya apa itu relaktasi? Dilansir dari centers for disease control and prevention, relaktasi adalah proses di mana orang tua membangun kembali laktasi setelah berhenti untuk beberapa waktu (minggu atau bulan).
Relaktasi juga dapat diterapkan pada orang tua yang sebelumnya menyusui (atau menyusui) anak kandung dan sekarang ingin membuat susu untuk anak angkat, anak pasangan, atau anak yang dilahirkan oleh ibu pengganti.
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui.
Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil.
Tahapan Melakukan Relaktasi
Saat Moms memulai kembali perjalanan dengan relaktasi, penting memahami bahwa semua orang berbeda dan menanggapi upaya relaktasi pun dengan tingkat kesuksesan yang berbeda.
Bahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan relaktasi yaitu:
1. Persiapkan Mental
Foto: Orami Photo Stock
Sebaiknya, Moms mendiskusikan terlebih dulu alasan-alasan yang memutuskan relaktasi, beritahu Dads dan ajaklah keluarga untuk membantu Moms mempersiapkan mental:
Bersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Moms alami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi.
Ada kemungkinan bayi menolak menyusu langsung dari payudara Moms, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai keluar.
Mintalah dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar Moms, selain suami dan keluarga. Misalnya, dokter, konsultan laktasi ataupun teman Moms yang pernah berhasil melakukan kegiatan relaktasi.
Mengatur mindset Moms. Sama halnya dengan ketika pertama kali mulai menyusui setelah melahirkan bayi Moms, confidence (kepercayaan diri) dan commitment (komitmen) adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi.
Percaya bahwa Moms akan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun Moms yakin bahwa perjuangan Moms akan membuahkan hasil yang manis, yaitu Air Susu Ibu.
2. Lakukan Persiapan Awal
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms dan Dads telah dengan mantap memutuskan untuk melakukan relaktasi, berikut adalah persiapan awal yang dapat Moms lakukan:
- Pastikan Moms cukup makan dan minum
Mulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan Moms sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi ASI.
- Mintalah obat kepada dokter
Minta obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI, atau mulai mengonsumsi jamu ataupun jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.
- Banyak beristirahat
Mulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa Moms delegasikan, karena Moms akan menghabiskan hampir seluruh waktu Moms bersama bayi Moms selama minggu-minggu pertama program relaktasi.
Kurangi jadwal kegiatan Moms diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin Moms menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi Moms.
- Tingkatkan skin to skin contact dengan bayi Moms
Tidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah buah hati Moms sesering mungkin.
Katakan kepadanya bahwa Moms sangat mencintainya, dan Moms ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, yaitu ASI.
Baca Juga: Cara Mensterilkan Dot Bayi dan Botol Susu yang Benar
Sebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi Moms dikerjakan oleh Moms sendiri. Memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya bermain.
Berlatih memposisikan bayi pada payudara Moms. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika Moms mulai menyusui.
3. Atur Waktu untuk Relaktasi
Foto: Orami Photo Stock
Berapa lama relaktasi bisa berhasil dilakukan? Tiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi. Namun, Moms dapat melihat beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba.
Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berhubungan sama dengan berapa lama sejak Moms disapih dari menyusui.
Dalam bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang ada, relaktasi penuh rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1 bulan bagi kebanyakan orang.
Panduan Melakukan Relaktasi
Foto: Orami Photo Stock
Berikut ini beberapa tips melakukan relaktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia:
1. Bila Bayi Mau Menyusu
Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam.
Gunakan kedua payudara, minimal 10-15 menit setiap payudara pada satu kesempatan menyusui. Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah baik.
Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi minimal 6 kali atau lebih dari sehari. Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi.
Metode finger yaitu memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi, biasanya digunakan untuk meningkatkan reflex menghisap bayi.
Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada payudara.
Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara ibu.
Metode drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System® (Lact- id International) Supplemental Nursing System® (Medela) juga dapat digunakan.
2. Bila Bayi Tidak Mau Menyusu
Pastikan Si Kecil dalam keadaan sehat. Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan menggunakan metode kangguru.
Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-20 menit, 8-12 kali sehari. Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu seperti suplemen.
Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks.
Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan bayi.
Tingkatkan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI (lactogogues/galactogogue) mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasi
Baca Juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu Baru
Tips Meningkatkan Produksi ASI saat Relaktasi
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun Moms mungkin pernah mendengar dari ibu-ibu lain yang bersumpah bahwa mereka meningkatkan produksi ASI dengan makan oatmeal setiap hari atau menyesap teh fenugreek, hanya ada sedikit bukti berkualitas tinggi di luar sana yang membuktikan bahwa makanan ini benar-benar manjur.
Berikut adalah lima makanan untuk meningkatkan suplai ASI saat relaktasi:
1. Konsumsi Fenugreek
Ramuan ini sering dikonsumsi dalam bentuk teh. Diperkirakan mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI.
Fenugreek umumnya dianggap aman untuk wanita menyusui, tetapi tanyakan kepada dokter atau konsultan laktasi Anda sebelum meminumnya, karena ini bukan untuk semua orang (seperti wanita dengan riwayat kanker sensitif hormon) dan dapat menyebabkan efek samping.
2. Konsumsi Biji Adas
Biji adas yang renyah dan beraroma licorice sering kali muncul dalam apa yang disebut kue laktasi karena dianggap mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai susu.
Sejumlah penelitian kecil menemukan bahwa konsumsi biji adas memang meningkatkan suplai ASI, serta menambah berat badan bayi. Tetapi penelitian lain belum menemukan manfaat apa pun.
3. Konsumsi Daging dan Unggas tanpa Lemak
Semua makanan ini kaya zat besi, yang merupakan kunci suplai susu. Tetapi tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu ketika relaktasi.
Berhubungan dengan konsultan laktasi atau dokter spesialis menyusui sangat penting saat Moms menangani relaktasi. Para profesional ini akan dapat memberikan tip kepada Moms berdasarkan riwayat kesehatan dan menyusui Moms sendiri.
Baca Juga: 9 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASI
Penting juga bagi Moms untuk tetap berhubungan dengan dokter anak Moms. Moms ingin memastikan Si Kecil terus tumbuh saat Moms beralih dari susu formula.
Sangat penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Moms mencoba berhubungan dengan Si Kecil. Moms dapat menghubungi organisasi sukarelawan menyusui untuk mendapatkan dukungan dan kemungkinan terhubung dengan ibu lokal lain yang telah relaktasi. Moms juga mungkin dapat menemukan ibu daring yang telah melakukan ini.
Saat ini, ada begitu banyak kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang senasib dengan Moms. Mereka dapat menyemangati Moms dan membuat Moms merasa tidak terlalu sendirian. Semangat relaktasi!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.