Masa Nifas: Durasi, Tahapan, Hingga Ragam Larangan
Nifas adalah sebuah fase yang pasti akan dialami oleh ibu yang baru melahirkan.
Masa ini bisa menjadi hal yang menantang karena perubahan hormonal serta Moms yang kini tengah disibukkan merawat Si Kecil.
Lantas, apa saja tahap-tahapan nifas? Yuk, simak penjelasan lebih lengkap mengenai nifas di bawah ini Moms!
Baca Juga: 85 Ucapan Selamat Melahirkan yang Indah dan Menyentuh
Berapa Lama Masa Nifas?
Sebelum mengetahui tahapan nifas, Moms juga harus paham berapa lama hal tersebut terjadi.
Dilansir dari jurnal Postpartum Period: Three Distinct But Continuous Phases, masa nifas sendiri sebenarnya bisa dirasakan hingga 6 bulan lamanya.
Pada umumnya, fase ini berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Tapi tahukah Moms hal yang lebih menakjubkan?
Memiliki periode terpanjang dalam hidup Moms, aliran darah yang lebih hebat dan lebih lama dari siklus menstruasi ini disebut lochia atau lokia, yang berasal dari kata Yunani lokheíos, yang artinya "melahirkan anak."
Rahim kembali ke ukuran semula dalam waktu sekitar 6-8 minggu.
Namun, dalam 6 minggu tersebut Moms membutuhkan kesabaran dan perawatan dalam setiap tahapan nifas atau lokia tersebut.
Dalam Islam dan menurut beberapa pendapat, masa nifas memiliki rentang waktu keluar kurang lebih 40 hari.
Sebenarnya, para ulama sendiri memiliki perbedaan pendapat terkait batas maksimal dan minimal masa nifas.
Beberapa berpendapat bahwa tidak ada batas minimal maupun maksimal untuk masa nifas.
Namun, 40 hari merupakan batas umum dinyatakan oleh banyak hadis.
Ini berarti, jika darah nifas ini terus keluar lebih dari 40 hari, tapi sudah mulai berkurang dan ada tanda akan berhenti dalam waktu dekat, maka Moms harus menunggu sampai berhenti.
Tapi jika tidak ada tanda-tanda tersebut, 40 hari adalah batasnya agar langsung mandi wajib.
Baca Juga: 15 Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Jarang Disadari
Mengapa Harus Menunggu 40 Hari Setelah Melahirkan?
Pada dasarnya, menunggu hingga 6 minggu atau 42 hari setelah melahirkan adalah periode waktu untuk rahim kembali pulih setelah mengandung.
Pada masa kehamilan, dinding rahim mengalami penebalan dan menciptakan kondisi dalam kandungan untuk tumbuh kembang janin.
Setelah melahirkan, dinding rahim kemudian mengalami peluruhan.
Tubuh membuang darah, lendir, dan jaringan yang tersisa pada rahim melalui vagina berupa lokia.
Kemudian, jika proses pemulihan rahim telah kembali normal, tanda selesai nifas ditandai dengan dimulai kembalinya ovulasi dan masa menstruasi seperti sediakala.
Lama keluarnya darah nifas dapat berbeda-beda pada setiap ibu.
Biasanya, darah nifas akan keluar cukup deras dalam beberapa hari pertama.
Apabila volume darah nifas tidak berkurang setelah tiga hari, maka sebaiknya Moms segera menghubungi dokter, ya.
Baca Juga: Memahami Darah Istihadah, Ini Bedanya dengan Haid dan Nifas
Tahapan Masa Nifas
Karena tahapan nifas bervariasi pada setiap wanita, hal yang paling penting untuk diingat adalah lochia harus meruncing dalam volume dan kecerahan.
Volume harus berubah dari berat menjadi ringan.
Warna darah harus berubah dari merah dengan beberapa gumpalan menjadi merah muda, cokelat, lalu menjadi putih.
Moms akan melewati beberapa tahapan nifas yang normal. Ini dia tahapannya!
1. Lochia Rubra
Tahapan nifas ini berlangsung selama 2-4 hari pertama setelah melahirkan.
Pada tahap ini, kram signifikan akan mulai menyusut.
Hal ini terjadi karena Moms menjalani proses menyusui yang melepaskan oksitosin, sehingga membantu rahim kontraksi.
Pada tahap ini, darah akan berwarna merah terang dan mirip dengan aliran menstruasi yang sangat berat.
Moms juga mungkin melihat gumpalan darah, lendir, dan jaringan yang keluar dari vagina.
2. Lochia Serosa
Tahapan nifas ini berlangsung sekitar 4 hari hingga 1-2 minggu.
Aliran darah mulai berkurang, warnanya mulai berubah dari merah muda-cokelat ke kuning selama sekitar 1 minggu.
Cairan yang keluar dari vagina adalah sel darah merah dari luka plasenta dan sel darah putih yang merupakan lendir dari serviks.
Dilansir dari Journal of Obstertics and Gynaecology perempuan bisa mengalami fase ini selama 22 hari.
Baca Juga: 10+ Tips agar Cepat Melahirkan di Usia Kandungan 38 Minggu
3. Lochia Sanguilenta
Tahap lochia sanguilenta sendiri akan hadir setelah tahapan lochia serosa.
Tahap ini terjadi selama satu sampai 2 minggu berikutnya, di mana darah yang keluar berwarna merah dan berlendir.
4. Lochia Alba
Tahapan nifas ini berlangsung sekitar minggu 4-6 setelah melahirkan.
Cairan yang keluar dari vagina berwarna kuning muda atau putih kekuningan, dengan perdarahan hampir hilang.
Seharusnya, baunya seperti darah menstruasi biasa, tidak ada gumpalan.
Pada tahap ini rahim telah mengering, dan darah yang keluar sebagian besar adalah sel darah putih dan sel-sel dari lapisan rahim.
Baca Juga: Niat Mandi Nifas setelah Melahirkan, Lengkap dengan Caranya
Organ yang Berubah Saat Nifas
Ketika masa nifas, tubuh perempuan pastinya akan mengalami banyak perubahan.
Hal tersebut wajar karena biasanya tubuh perempuan akan kembali seperti sedia kala saat ia belum hamil.
Lalu, apa saja sih organ yang terdampak setelah melahirkan? Yuk, ketahui lebih dalam di sini!
1. Vagina
Salah satu organ perempuan yang mengalami perubahan adalah vagina.
Vagina yang mengalami peningkatan aliran darah pembengkakan usai melahirkan normal akan kembali pada ukuran dan bentuknya semula dalam 6-10 minggu.
Pada ibu yang menyusui, kembalinya vagina ke bentuknya yang semula memakan waktu lebih lama karena kadar esterogen yang rendah.
2. Rahim
Tahukah Moms ketika hamil, berat rahim kita bisa mencapai 1 kg? Ukuran rahim sendiri akan terus menyusut setelah melahirkan.
Berat rahim pun akan terus berkurang seiring berjalannya masa nifas.
Pada minggu ke-6 setelah melahirkan, berat rahim hanya sekitar 5-100 gr saja.
Tak hanya itu, darah yang keluar pun akan semakin berkurang. Warna darah yang keluar saat masa nifas akan berubah dari merah menjadi putih kekuningan, Moms!
3. Payudara
Payudara pun akan terasa lebih kencang dan penuh ketika masa nifas, Moms.
Bahkan jangan kaget kalau Moms juga akan merasakan perih.
Hal ini adalah proses yang wajar karena tubuh sedang mempersiapkan diri agar bisa menyusui Si Kecil.
Ketika masa nifas, Moms disarankan untuk menyusui Si Kecil dengan rutin agar ASI bisa tersalurkan pada bayi.
Nah, itu dia Moms bagian kewanitaan yang akan berubah ketika Moms sedang ada di fase nifas.
Ketika nifas, Moms juga mungkin akan merasakan emosi yang kerap berubah, seperti postpartum depression.
Moms bisa saja merasa bahagia namun beberapa saat kemudian, bisa merasa cemas dan lelah karena memiliki tanggung jawab baru.
Baca Juga: 12+ Tips Perawatan Masa Nifas di Rumah, Moms Wajib Tahu!
Larangan Selama Nifas
Berbagai hal yang penting untuk diperhatikan selama masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Mengangkat Barang yang Terlalu Berat
Moms juga tidak boleh mengangkat barang yang terlalu berat selama masa nifas.
Moms bisa membatasi beban barang yang Moms angkat sesuai dengan berat bayi.
Misalnya berat bayi Moms 3 kg, maka usahakan Moms tidak mengangkat barang yang beratnya lebih dari 3 kg.
Jangan sungkan meminta bantuan orang lain untuk mengangkat keperluan Moms yang dirasa cukup berat seperti tumpukan baju kotor atau belanjaan kebutuhan sehari-hari.
2. Hindari Stres
Larangan masa nifas selanjutnya adalah menghindari stres.
Hal ini karena dapat menghambat proses pemulihan dan menimbulkan masalah lain. Misalnya saja ASI tidak keluar.
Untuk membantu Moms dalam mematuhi larangan masa nifas ini, ciptakan support system yang berasal dari keluarga dan suami.
3. Mengonsumsi Protein
Makan ikan, telur, dan aneka daging dipercaya bisa membuat jahitan sehabis melahirkan dengan operasi caesar maupun normal jadi basah terus.
Jahitan yang katanya akan susah kering ini, umumnya bisa membuat ibu jadi susah beraktivitas.
Faktanya, makan makanan yang kaya protein seperti ikan, telur dan daging boleh dimakan seusai melahirkan.
Ketiga makanan tersebut justru merupakan sumber makanan kaya protein yang baik untuk tubuh.
Protein berperan penting untuk membentuk sel baru di dalam tubuh.
Sel baru inilah yang akan mempercepat proses penyembuhan luka jahit ibu sehabis melahirkan atau selama masa nifas.
4. Menggunakan Tampon
Menggunakan tampon sebagai pengganti pembalut merupakan salah satu larangan saat nifas.
Mengutip dari Cleveland Clinic, 6 minggu setelah melahirkan, perdarahan dari vagina Moms mungkin akan sering terjadi.
Hal ini karena adanya proses dimana dinding rahim meluruh dan keluar menjadi darah seperti saat Moms menstruasi.
Selama hal itu terjadi, Moms tentu perlu menggunakan sesuatu untuk menampung darah yang keluar.
Sebaiknya, Moms menggunakan pembalut biasa daripada tampon.
Karena penggunaan tampon bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada vagina Moms.
5. Jaga Kondisi Kesehatan Tubuh
Di samping memperhatikan kondisi dan perkembangan si kecil, penting juga untuk menjaga kesehatan tubuh Moms sendiri di masa nifas.
Ibu yang baru melahirkan biasanya juga disibukkan dengan kegiatan mengurus bayi.
Akan tetapi, usahakan jangan lupa untuk senantiasa menjaga kesehatan diri sendiri.
Jam tidur bayi yang tidak teratur akan menyebabkan jam tidur Moms juga menjadi tidak teratur.
Jadi, cobalah ikut tidur ketika bayi sedang tidur agar tidak lemas karena kurang beristirahat.
Baca Juga: 11 Perawatan Tradisional Pasca Melahirkan, Tertarik Mencoba?
Pola Makan Sehat Selama Nifas
Masa nifas adalah periode penting bagi ibu untuk memulihkan kondisi tubuh pasca melahirkan. Pola makan yang sehat dan seimbang sangat berperan dalam proses penyembuhan ini.
Berikut ini beberapa pola makan sehat selama nifas yang perlu Moms perhatikan:
1. Penuhi Kebutuhan Kalori dan Nutrisi
Setelah melahirkan, tubuh Moms memerlukan lebih banyak kalori untuk pemulihan dan menyusui. Usahakan untuk mengonsumsi 2500-2700 kalori per hari.
Pastikan juga asupan protein mencapai 71 gram per hari untuk membantu memperbaiki jaringan tubuh.
Karbohidrat sekitar 225 gram per hari akan memberikan energi yang dibutuhkan, sementara lemak sebanyak 65 gram per hari penting untuk penyerapan vitamin.
Jangan lupa serat sebanyak 25-30 gram per hari untuk menjaga kesehatan pencernaan.
2. Perbanyak Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi
Zat besi sangat penting untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia setelah melahirkan.
Konsumsi makanan mengandung zat besi seperti daging merah, ayam, ikan, telur, serta sayuran hijau seperti bayam dan brokoli. Kacang-kacangan dan lentil juga merupakan sumber zat besi yang baik.
3. Pastikan Asupan Kalsium Cukup
Kalsium penting untuk kesehatan tulang dan gigi, baik untuk Moms maupun bayi yang disusui. Sumber kalsium yang baik termasuk susu, yogurt, keju, sarden, brokoli, dan kale.
4. Konsumsi Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks berperan penting dalam metabolisme energi, kesehatan saraf, dan produksi ASI.
Makanan kaya vitamin B kompleks meliputi daging, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Pastikan makanan-makanan ini ada dalam menu harian Moms.
5. Perbanyak Minum Air Putih
Tetap terhidrasi sangat penting, terutama saat menyusui. Minumlah setidaknya 8 gelas air putih per hari. Air putih membantu melancarkan pencernaan dan mendukung produksi ASI.
6. Konsumsi Makanan Segar dan Beragam
Pilih makanan segar dan variasikan dari berbagai kelompok makanan untuk memastikan semua kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Hindari makanan olahan, makanan siap saji, serta makanan tinggi gula dan lemak jenuh untuk menjaga kesehatan tubuh.
7. Makan dengan Porsi Kecil dan Sering
Makan dalam porsi kecil namun lebih sering dapat membantu Moms menghindari rasa kenyang berlebihan dan menjaga pencernaan tetap lancar. Usahakan untuk makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang seimbang.
Baca Juga: 6 Larangan Masa Nifas, Termasuk Berenang dan Hubungan Seksual, Ibu Baru Wajib Tahu!
Tanda Bahaya Nifas yang Perlu Diwaspadai
Pada masa nifas, biasanya terjadi perdarahan dan rasa nyeri seperti haid. Namun, ada beberapa tanda bahaya nifas yang perlu diwaspadai.
Berikut tanda bahaya masa nifas yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Sakit Kepala Hebat
Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama masa nifas mungkin merupakan efek sisa pemberian obat anestesi saat melahirkan.
Namun, jika sakit kepala terasa sangat mengganggu disertai dengan penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya pergelangan kaki perlu diwaspadai.
Kondisi tersebut bisa menjadi tanda komplikasi, seperti preeklamsia pascamelahirkan.
2. Vagina Bengkak atau Bernanah
Kondisi vagina bengkak atau bernanah dapat terjadi pada ibu yang melahirkan secara normal.
Biasanya hal ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada jahitan sehabis melahirkan.
Hindari memencet bisul pada vagina karena akan memperparah infeksi pada vagina.
Selain itu, upayakan untuk tidak banyak bergerak dan gunakan celana dalam yang longgar agar kondisi ini tidak semakin parah.
Segera konsultasikan ke dokter agar segera mendapat pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Berapa Lama Jahitan Pasca Melahirkan Sembuh Total?
3. Perdarahan Berlebihan
Perdarahan umum terjadi pada masa nifas.
Namun jika perdarahan yang terjadi berlebihan, misalnya jika Moms sampai perlu mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam.
Waspadai juga apabila kondisi ini disertai dengan tanda bahaya lain, seperti pusing dan detak jantung menjadi tidak teratur.
Terlebih jika perdarahan berlebihan ini mulai terjadi sekitar 1-2 minggu setelah melahirkan.
Kondisi ini bisa terjadi karena mungkin ada sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
4. Infeksi
Nifas yang berbau busuk dapat menandakan adanya infeksi.
Masalah ini tidak boleh diabaikan karena bisa menyebabkan endometritis atau peradangan pada lapisan rahim.
Moms lebih mungkin mengalami infeksi setelah melahirkan apabila mengalami persalinan yang lama, operasi caesar, keluarnya mekonium selama persalinan, dan perdarahan postpartum.
5. Tekanan Darah Tinggi (Preeklamsia)
Setelah proses bersalin, kondisi tubuh Moms perlu dipantau secara rutin baik oleh dokter maupun perawat, seperti melakukan pengecekan suhu tubuh dan tekanan darah.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi infeksi maupun preeklampsia.
Meskipun jarang terjadi tapi kondisi ini dapat berakibat fatal.
Dilansir My Cleveland Clinic, preeklamsia adalah kondisi kenaikan tekanan darah secara drastis pasca-melahirkan.
Jika tidak segera tertangani, ini dapat berisiko menyebabkan strok, kejang bahkan kematian.
Baca Juga: Kapan Kembali Haid Setelah Melahirkan? Cek Penjelasannya!
Itulah penjelasan tentang nifas yang perlu Moms ketahui.
Jika Moms mengalami masalah nifas, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penangan yang tepat, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3279173/
- https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1471-0528.1986.tb07977.x
- https://www.healthline.com/health/postpartum-recovery-timeline
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17733-postpartum-preeclampsia
https://www.verywellfamily.com/what-is-lochia-5079613
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.