Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk Menurut Dokter Anak
Perbedaan stunting dan gizi buruk terletak pada penyebabnya, Moms. Namun, keduanya memang kerap disamakan.
Meski kerap disamakan, stunting dan gizi buruk adalah dua kondisi yang berbeda, Moms.
Kedua kondisi ini merupakan isu kesehatan masyarakat yang penting, terutama di negara-negara berkembang.
Penyebabnya bisa karena akses terhadap nutrisi yang memadai sering kali terbatas.
Stunting, atau pertumbuhan terhambat, adalah kondisi yang terjadi ketika anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar untuk usianya.
Kondisi ini merupakan hasil dari kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode kritis pertumbuhan.
Terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Stunting tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada beberapa hal, seperti:
- Perkembangan otak
- Kemampuan belajar
- Produktivitas di kemudian hari
Di sisi lain, gizi buruk mengacu pada kondisi di mana anak kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan yang optimal.
Gizi buruk dapat terjadi dalam bentuk kekurangan berat badan (underweight), wasting (berat badan sangat rendah dibandingkan dengan tinggi badan), dan kekurangan mikronutrien spesifik.
Nah, untuk itu, yuk simak perbedaan stunting dan gizi buruk sesuai dengan penjelasan dokter.
Baca Juga: Berapa Banyak Porsi Makanan Bayi 6 Bulan? Ini Kata dokter!
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk
Senada dengan penjelasan dr. Radhian Amandito, Sp. A, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, perbedaan stunting dan gizi buruk terletak pada penyebabnya.
Gizi buruk adalah proporsi berat badan yang rendah dibandingkan dengan panjang atau tinggi badannya.
Jadi, kondisi ini bisa terjadi karena kurang asupan atau banyaknya pengeluaran kalori.
Nah, bisa juga karena sakit berat, jadi anak tidak mau makan sehingga berdampak pada kehilangan massa lemak atau otot.
"Gizi buruk yang berkepanjangan ini, bisa akhirnya menyebabkan stunting.
Jadi, stunting ini bisa terjadi karena masalah gizi atau masalah kesehatan kronis jangka panjang," jelas dr. Radhian Amandito.
Penyebab gizi buruk juga bisa karena asupan kalori yang kurang dan penyerapan nutrisi yang tidak kuat serta peningkatan metabolisme tubuh.
"Untuk kalori yang kurang biasanya terjadi karena kurangnya suplai ASI atau pelekatan yang kurang efektif.
Kemudian pemberian susu formula yang tidak tepat, kemudian adanya gangguan menyusu mekanik seperti adanya flip atau sumbing terhadap anak.
Kemudian adanya gangguan lainnya seperti peningkatan kadar timbal sehingga menyebabkan anorexia, hingga nyeri abdomen," ungkap dr. Radhian Amandito.
Stunting dan gizi buruk dalam jangka pendek bisa menyebabkan gangguan fisik, gangguan perkembangan anak, dan gangguan metabolisme tubuh.
"Untuk jangka panjang bisa perawakan pendek, akademis yang rendah, kualitas hidup rendah, dan peningkatan risiko penyakit metabolik seperti diabetes, melitus dan penyakit jantung koroner," tambahnya.
Berikut rincian perbedaan stunting dan gizi buruk seperti mengutip dari Indonesia Baik, agar Moms lebih paham
Ciri-ciri:
- Gizi Buruk: Ciri-cirinya meliputi kulit yang kering, pengurangan lemak di bawah kulit, dan otot yang mengecil. Pada tahap lanjut, perut anak bisa menjadi buncit.
- Stunting: Ditandai dengan pertumbuhan yang melambat, tubuh yang lebih pendek, dan penampilan yang tampak lebih muda dibandingkan teman sebaya. Pubertas pada anak stunting sering terlambat.
Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi
Penyebab:
- Gizi Buruk: Disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu singkat.
- Stunting: Umumnya diakibatkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, khususnya selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Dampak:
- Gizi Buruk: Menyebabkan infeksi karena rendahnya kekebalan tubuh dan memiliki dampak pada inteligensi. Dalam jangka panjang, bisa menyebabkan pertumbuhan anak berhenti sebelum waktunya, wasting, dan stunting.
- Stunting: Berdampak pada gangguan metabolisme, rendahnya kekebalan tubuh, dan ukuran fisik yang tidak optimal
Gejala Stunting
- Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
- Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
- Berat badan rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda
Gejala Gizi Buruk
- Berat Badan Rendah: Anak memiliki berat badan yang jauh di bawah standar normal untuk usia mereka.
- Pertumbuhan Fisik Terhambat: Pertumbuhan anak lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
- Kulit dan Rambut yang Tidak Sehat: Kulit bisa menjadi kering dan bersisik, sedangkan rambut bisa menjadi tipis, rapuh, dan mudah rontok.
- Perut Buncit: Dalam kasus gizi buruk yang parah, anak bisa mengalami pembesaran perut.
- Kekurangan Energi dan Lethargi: Anak sering terlihat lemah dan tidak memiliki energi untuk bermain atau beraktivitas.
- Sistem Imun Lemah: Anak lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Kesulitan Konsentrasi dan Pembelajaran: Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi fungsi otak, sehingga anak mengalami kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi.
- Iritabilitas dan Perubahan Mood: Anak mungkin sering terlihat murung atau mudah marah.
- Keterlambatan Perkembangan Mental dan Motorik: Anak mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan seperti berjalan atau berbicara.
- Pembengkakan pada Bagian Tubuh: Dalam beberapa kasus, kekurangan nutrisi tertentu dapat menyebabkan pembengkakan pada bagian tubuh seperti kaki dan tangan.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita
Indikator Anak Disebut Stunting dan Gizi Buruk
Setelah Moms mengetahui perbedaan stunting dan gizi buruk, apa indikator seorang anak disebutkan mengalami gizi buruk dan stunting?
Untuk mengidentifikasi anak yang mengalami stunting, WHO menggunakan indikator Tinggi Badan untuk Umur (TB/U) anak dengan rincian:
- Seorang anak mengalami stunting jika tinggi badan untuk umur anak berada di bawah minus 2 standar deviasi atau kurang dari persentil ke-2 dari median referensi pertumbuhan WHO.
- Seorang anak disebut mengalami stunting parah jika tinggi badan untuk umur anak berada di bawah minus 3 standar deviasi atau kurang dari persentil ke-1 dari median referensi pertumbuhan WHO.
Itulah informasi seputar perbedaan stunting dan gizi buruk yang bisa Moms ketahui.
Semoga Moms semakin mudah untuk melihat perbedaan stunting dan gizi buruk, ya!
- https://indonesiabaik.id/infografis/serupa-tapi-tak-sama-kenali-beda-stunting-dan-gizi-buruk
- https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486#:~:text=Penyebab%20Stunting&text=Kurang%20gizi%20kronis%20dalam%20waktu,hormon%20yang%20dipicu%20oleh%20stres
- https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/stunting-wasting-sama-atau-beda?gclid=Cj0KCQiA7aSsBhCiARIsALFvovyDmD7bj9imh9J8T4y-5xQ2U7I9j5uofchvhf_AOxEioGCHNAGRV6QaAqFAEALw_wcB
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.