Prosedur Operasi Caesar, Ketahui Persiapan, Proses, Hingga Perawatan Setelah Operasi
Persalinan caesar atau dikenal sebagai prosedur operasi caesar adalah proses melahirkan bayi dengan cara operasi.
Ini membutuhkan 1 sayatan di perut Moms dan sayatan lainnya di rahim.
Bagi Moms yang sedang hamil, tentu berharap dapat melahirkan dengan persalinan normal. Selain biaya yang tergolong lebih murah, penyembuhannya juga terbilang cepat.
Namun, tahukah Moms bahwa terdapat beberapa kondisi dimana persalinan normal tidak dapat dilakukan?
Artinya Moms harus memilih persalinan dengan cara persalinan caesar.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, prosedur operasi caesar sangat umum digunakan untuk melahirkan hampir sepertiga bayi di Negeri Paman Sam.
Pada dasarnya, bedah caesar dihindari sebelum kehamilan 39 minggu agar Si Kecil memiliki waktu yang tepat untuk berkembang di dalam rahim.
Namun, komplikasi bisa muncul kapan saja dan dapat membuat kelahiran dengan bedah caesar harus dilakukan sebelum 39 minggu.
Baca Juga: Mengenal Osteomielitis, Infeksi Pasca Caesar yang Menyerang Tulang dan Sumsum
Prosedur Operasi Caesar di Rumah Sakit
Foto: pasien di rumah sakit (Orami Photo Stock)
Persalinan caesar biasanya diputuskan ketika persalinan normal tidak mungkin dilakukan karena komplikasi dari kehamilan atau ada kondisi yang membahayakan ibu atau anaknya.
Meskipun, terkadang beberapa orang memang merencanakan kelahiran caesar sejak awal kehamilan.
Dalam prosedur operasi caesar di rumah sakit, biasanya dokter akan memberikan penjelasan secara detail tentang kondisi kehamilan Moms dan bagaimana proses caesar dapat dilakukan.
Baca Juga: Bayi yang Lahir Caesar Cenderung Miliki Berat Badan Berlebih?
Kondisi Medis yang Menjadi Alasan untuk Operasi Caesar
Foto: rumah sakit (Orami Photo Stock)
Prosedur operasi caesar yang pertama adalah mencari alasan kenapa proses ini harus dipilih.
Dikutip dari Healthline, operasi caesar biasa dilakukan oleh dokter karena menimbang beberapa hal seperti:
- Kepala bayi yang terlalu besar.
- Kondisi bayi sungsang.
- Ibu yang mengalami hipertensi dan penyakit jantung.
- Riwayat kelahiran caesar pada kehamilan sebelumnya.
- Masalah pada plasenta dan tali pusar sehingga pasokan oksigen untuk bayi berkurang.
- Komplikasi awal kehamilan atau gawat janin.
- Persalinan transversal.
- Proses lahiran normal yang tidak maju.
- Hamil kembar atau lebih dari satu.
Baca Juga Melahirkan Normal Atau Caesar?
Risiko Operasi Caesar
Foto: risiko operasi caesar (Orami Photo Stock)
Sebagai salah satu prosedur operasi caesar di rumah sakit, dokter akan memberi tahu apa resiko dari pilihan yang diambil ini.
Berdasarkan penelitian Plos One, persalinan caesar menjadi jenis persalinan yang lebih umum di seluruh dunia.
Tetapi masih merupakan operasi besar yang membawa risiko bagi ibu dan anak.
Ini membuktikan bahwa melahirkan secara normal, tetap menjadi pilihan yang terbaik karena memiliki risiko komplikasi terendah.
Adapun risiko persalinan caesar yang harus Moms ketahui yaitu:
- Pendarahan.
- Masalah pernapasan bagi bayi yang dikeluarkan sebelum masa kehamilan berusia 39 minggu.
- Peningkatan risiko dikehamilan selanjutnya.
- Infeksi atau kemungkinan cedera pada anak selama operasi.
- Waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan lahiran normal.
- Organ lain yang berpotensi cedera karena pembedahan.
- Adhesi, hernia, dan komplikasi lain dari operasi perut.
Dokter di rumah sakit akan membahas opsi persalinan yang harus Moms pilih sebelum tanggal hari prediksi lahiran (HPL).
Dokter kandungan Moms juga akan menentukan apakah Moms atau Si Kecil menunjukkan tanda-tanda komplikasi yang memerlukan prosedur operasi caesar atau tidak.
Baca Juga: Ketahui Jenis Operasi Caesar dan Metode Penutupan Lukanya
Mempersiapkan Persalinan dengan Operasi Caesar
Foto: persiapan melahirkan (Orami Photo Stock)
Jika Moms dan dokter sudah memutuskan bahwa persalinan caesar adalah pilihan terbaik untuk melahirkan, dokter akan memberi Moms petunjuk lengkap.
Petunjuk ini biasanya tentang apa yang dapat Moms lakukan untuk menurunkan risiko komplikasi sehingga persalinan caesar ini berhasil.
Tentu saja ini sesuai prosedur operasi caesar yang ditetapkan di seluruh pusat kesehatan atau rumah sakit.
Seperti halnya operasi lainnya, rencana bedah caesar akan melibatkan banyak pemeriksaan.
Ini termasuk tes darah dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan kesehatan Moms dan kemungkinan menjalani persalinan caesar.
Dokter akan memastikan untuk mencatat golongan darah Moms jika pada kondisi darurat memerlukan transfusi darah selama operasi.
Transfusi darah jarang diperlukan selama persalinan caesar, tetapi dokter tentu saja akan siap untuk segala komplikasi yang mungkin terjadi.
Tidak hanya itu, dokter spesialis obgyn yang Moms percayai juga akan berkonsultasi dengan dokter spesialis anastesi tentang kondisi medis pasien.
Bahkan jika Moms tidak berencana untuk melahirkan melalui prosedur operasi caesar, Moms harus selalu bersiap untuk hal-hal yang tidak terduga.
Pada perjanjian pranatal dengan dokter, biasanya akan didiskusikan faktor-faktor risiko dari apa yang harus dilakukan untuk menurunkannya.
Baca Juga: 5 Persiapan Mental Menghadapi Proses Kelahiran Caesar
Proses Persalinan Caesar
Foto: periksa kehamilan (Orami Photo Stocks)
Dalam prosedur operasi caesar, biasanya Moms sebagai pasien dijadwalkan untuk tinggal di rumah sakit selama 3-4 hari atau hingga Moms pulih dari operasi.
Sebelum operasi, area sekitar perut Moms akan dibersihkan dan tangan Moms juga siap untuk menerima cairan intravena (IV).
Ini memungkinkan dokter untuk memberikan cairan dan segala jenis obat yang mungkin Moms butuhkan.
Dokter juga harus memasukkan kateter untuk menjaga kandung kemih tetap kosong selama operasi.
Ada 3 jenis anestesi yang ditawarkan kepada Moms yang akan melahirkan:
- Spinal: anestesi yang disuntikkan langsung ke kantung yang mengelilingi sumsum tulang belakang
- Epidural: anestesi umum untuk persalinan normal dan caesar, yang disuntikkan ke punggung bagian bawah di luar kantung sumsum tulang belakang
- Anastesi umum: anastesi umum atau bius total adalah prosedur yang melibatkan pemberian obat bius untuk membuat pasien tertidur dan selama operasi
Saat Moms telah diberi obat dan mati rasa sesuai dengan seharusnya, dokter akan membuat sayatan tepat di atas garis rambut kemaluan. Ini biasanya horizontal melintasi panggul.
Namun dalam situasi darurat, sayatan mungkin saja dibuat secara vertikal.
Setelah sayatan ke perut dibuat, dokter akan membuat sayatan ke dalam rahim. Si Kecil akan dikeluarkan setelah sayatan pada semua lapisan rahim dilakukan.
Setelah Si Kecil keluar, maka dokter akan merawat Si Kecil terlebih dahulu dengan membersihkan hidung dan cairan di mulut, serta memotong tali pusar.
Jika sudah selesai, Si Kecil kemudian akan diberikan kepada staf atau dokter anak yang menangani.
Mereka akan memastikan buah hati Moms ini bernapas dengan normal dan mendekatkannya pada Moms yang terbaring lemah untuk pertama kalinya.
Proses terakhir, dokter akan memperbaiki rahim Moms dengan cara menutup sayatan perut Moms melalui jahitan.
Baca Juga: 4 Makanan yang Harus Dihindari setelah Operasi Caesar
Perawatan Pasca Operasi Caesar
Foto: setelah operasi caesar (Orami Photo Stock)
Prosedur operasi caesar di rumah sakit yang terakhir adalah kewajiban bagi Moms dan Si Kecil yang baru lahir untuk tinggal di rumah sakit selama sekitar 3 hari.
Setelah operasi, Moms akan tetap menggunakan infus.
Tingkat obat penghilang rasa sakit akan disesuaikan dan dokter akan mendorong Moms untuk mulai latihan bangun dan berjalan.
Ini dapat membantu mencegah pembekuan darah dan sembelit pasca operasi.
Perawat atau bidan akan mengajarkan Moms bagaimana posisi yang baik dan nyaman saat menyusui agar tidak ada rasa sakit berlebih pada daerah sayatan caesar.
Dokter akan menyarankan beberapa hal selama pasca operasi tersebut, yaitu:
- Tenang dan istirahat, terutama untuk beberapa minggu pertama.
- Menggunakan postur tubuh yang benar untuk menopang perut.
- Minum banyak untuk menggantikan cairan yang hilang selama persalinan caesar.
- Hindari seks selama 4-6 minggu.
- Minum obat pereda nyeri sesuai kebutuhan.
- Mencari bantuan jika Moms mengalami gejala depresi pascapersalinan, seperti perubahan suasana hati yang parah atau kelelahan yang luar biasa.
Baca Juga Bagaimana Cara Menyembuhkan Luka Keloid Bekas Operasi Caesar?
Prosedur Operasi Caesar dengan BPJS
Foto: kartu BPJS (Orami Photo Stock)
Jika Moms sudah tau bagaimana prosedur operasi caesar secara medis di rumah sakit, maka Moms juga harus tahu bagaimana prosedur operasi caesar di rumah sakit dengan menggunakan jaminan BPJS Kesehatan.
Menggunakan jaminan kesehatan milik pemerintah ini bisa sangat membantu menekan pengeluaran biaya kelahiran.
Mengingat biaya operasi caesar yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan biaya persalinan normal.
Lantas, apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi prosedur operasi caesar di rumah sakit dengan BPJS Kesehatan?
1. Indikasi Medis yang Ditetapkan Dokter
Dikutip dari Duwitmu, Moms yang menggunakan BPJS saat hamil, akan mendapatkan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) dan Pemeriksaan Pasca Melahirkan (PNC).
Moms wajib memeriksakan kehamilan (ANC) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (Faskes I) yang tertera di kartu identitas peserta BPJS Kesehatan yang Moms miliki.
Peserta yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan di Faskes I tidak bisa melahirkan dengan jaminan BPJS kesehatan.
Ini merupakan dasar dari prosedur persalinan secara normal dan juga prosedur persalinan caesar di rumah sakit.
Bagi Moms yang memang memiliki masalah pada kehamilan dan tidak bisa diatasi oleh Faskes I karena keterbatasan fasilitas, akan dirujuk oleh bidan atau dokter di Faskes I untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit atau dokter spesialis.
Dengan sistem rujukan berjenjang ini, Moms akan mendapatkan pelayanan persalinan yang dijamin oleh BPJS termasuk jika harus melakukan operasi caesar di rumah sakit.
Sesuai prosedur operasi caesar dengan BPJS Kesehatan, biaya akan ditanggung apabila kondisi medis Moms memang mengindikasikan harus dilakukannya operasi caesar.
Sebaliknya, layanan jaminan kesehatan ini tidak bisa digunakan apabila operasi caesar dilakukan karena keinginan pribadi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, biasanya indikasi medis ini ditegakan oleh dokter di rumah sakit rujukan. Indikasinya antara lain:
- Gawat janin
- Bayi sungsang
- Masalah pada plasenta
- Kondisi darurat lainnya
Baca juga Ibu Hamil Dengan Kondisi Ini Sebaiknya Melahirkan Secara Caesar
2. Kondisi Medis Darurat
Lantas bagaimana prosedur operasi caesar yang dilakukan karena darurat?
Moms bisa bersyukur karena peserta BPJS Kesehatan yang terjebak dalam kondisi darurat, bisa langsung pergi ke rumah sakit.
Asal, Moms memang mengalami kondisi yang mengancam keselamatan Moms dan Si Kecil.
Kriteria kondisi gawat darurat yang diperbolehkan tanpa rujukan ini antara lain:
- Terjadi perdarahan
- Kejang
- Gawat janin
- Ketuban pecah dini
- Kondisi lain yang mengancam jiwa Moms dan Si Kecil
3. Syarat Administratif
Prosedur operasi caesar lainnya yang tidak boleh terlewat untuk dipersiapkan adalah syarat administratif atau dokumen.
Selain rujukan dari Faskes I, Moms tentu saja juga harus memastikan kartu BPJS Kesehatan yang masih aktif atau tidak memiliki tunggakan.
Jika Moms memiliki tunggakan sehingga kartu tidak aktif, maka Moms wajib menyelesaikan tunggakan tersebut beserta denda yang dibebankan.
Perlu Moms ketahui bahwa peserta biasanya harus menunggu sekitar 30 hari ke depan agar kartu kembali aktif.
Oleh karena itu, pastikan kartu BPJS Kesehatan masih aktif agar siap digunakan kapan saja. Selain itu, jangan lupa persiapkan:
- Kartu Keluarga (KK)
- Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Buku catatan medis kesehatan Ibu dan Anak
Baca Juga: Ketahui Jenis Operasi Caesar dan Metode Penutupan Lukanya
Biaya Tanggungan Operasi Caesar oleh BPJS Kesehatan
Foto: BPJS Kesehatan (Orami Photo Stock)
Karena Moms dalam indikasi medis yang memenuhi prosedur operasi caesar oleh BPJS Kesehatan, maka biayanya juga akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Namun, perlu Moms perhatikan bahwa biaya persalinan di rumah sakit berbeda tergantung pada:
- Regional rumah sakit
- Kelas rumah sakit
- Berat dan ringannya kasus
- Kelas dan fasilitas penunjang perawatan
Dikutip dari PanduanBPJS, adapun nominal biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan untuk operasi caesar, yaitu:
1. Operasi Caesar Ringan
- Kelas 3 (Rp5.257.900)
- Kelas 2 (Rp6.285.500)
- Kelas 1 (Rp7.333.000)
2. Operasi Caesar Sedang
- Kelas 3 (Rp5.780.000)
- Kelas 2 (Rp6.936.000)
- Kelas 1 (Rp8.092.000)
3. Operasi Caesar Berat
- Kelas 3 (Rp7.915.300)
- Kelas 2 (Rp9.498.300)
- Kelas 1 (Rp11.081.400)
Lantas bagaimana bila tarif sebenarnya melebihi standar tarif yang ditetapkan BPJS Kesehatan?
Dilansir dari BPJS-KIs, peraturan menetapkan bahwa pasien tidak boleh ditarik selisih biaya jika sudah sesuai prosedur dan tidak naik kelas perawatan.
Baca Juga: Perkiraan Biaya Melahirkan Normal dan Caesar di Rumah Sakit Jabodetabek
Mendaftarkan Si Kecil sebagai Peserta BPJS Kesehatan
Foto: anak bayi (Orami Photo Stock)
Untuk langkah antisipasi ketika terjadi hal yang tidak diinginkan pada saat Si Kecil baru lahir, Moms maka mendaftarkannya sebagai anggota BPJS Kesehatan.
Moms dan pasangan yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dapat ikut mendaftarkan Si Kecil ketika dia masih berbentuk janin atau bisa didaftarkan paling lambat lambat 14 hari sebelum kelahiran.
Syaratnya Moms harus membawa kelengkapan sebagai berikut:
- Surat Keterangan dari dokter atau bidan yang tergabung dalam jaringan BPJS serta menyatakan adanya denyut jantung pada janin tersebut, perkiraan usia janin dan perkiraan hari kelahiranya
- Formulir Pendaftaran yang diisi orang tua
- Menandatangani surat persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan BPJS yang berlaku
- Membayar iuran BPJS paling lambat 30 hari setelah bayi lahir
- Melakukan perbaruan data bayi paling lambat 3 bulan sejak dilahirkan
- Melakukan pendaftaran ulang
Perlu Moms ketahui juga, jika Si Kecil didaftarkan setelah lahir, maka akan berlaku aturan seperti orang dewasa dimana virtual account akan aktif dalam waktu 14 hari.
Itu dia Moms, serba-serbi tentang prosedur operasi caesar. Semoga proses melahirkan Moms lancar, dan ibu serta bayi selalu sehat, ya!
- http://www.bpjs-kis.info/2015/09/biaya-persalinan-yang-ditanggung-bpjs-kesehatan.html?m=1
- https://www.panduanbpjs.com/informasi-biaya-persalinan-yang-ditanggung-bpjs-kesehatan/
- https://duwitmu.com/asuransi/tanya-jawab-melahirkan-pakai-bpjs-kesehatan/amp/
- https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0148343
- https://www.healthline.com/health/c-section#reasons
- https://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr67/nvsr67_01.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.