Apakah Stres Bisa Menular? Berikut Penjelasan Lengkapnya!
Pernahkah Moms merasa stres meskipun tidak ada alasan yang jelas? Ternyata, stres bisa menular dan berdampak signifikan pada kesehatan kita, lho.
Fenomena ini dikenal sebagai stres yang menular, di mana seseorang dapat mengalami stres hanya dengan berinteraksi dengan orang lain yang sedang dalam keadaan stres.
Ini bisa terjadi baik secara langsung maupun melalui media sosial, dan penularan stres ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita.
Studi tentang topik bahwa stres bisa menular telah dibuktikan oleh para peneliti dari University of British Columbia.
Peneliti ini mengumpulkan sampel air liur 400 siswa SD dan menemukan bahwa guru yang merasa lelah berperan dalam meningkatkan hormon kortisol (hormon stres) pada siswa-siswanya.
Untuk memahami lebih lanjut tentang kondisi ini, simak penjelasan beriku sampai akhir, ya!
Baca Juga: Gangguan Tidur karena Stres, Apa Penyebabnya?
Apakah Stres Bisa Menular?
Menurut definisi WHO, stres dapat diartikan sebagai keadaan khawatir atau ketegangan mental yang disebabkan oleh situasi yang sulit.
Sementara itu menurut Medline Plus, stres dapat disebabkan oleh peristiwa atau pikiran apa pun yang membuat Moms merasa frustrasi, marah, atau gugup.
Stres adalah respons fisiologis dan psikologis yang timbul ketika individu menghadapi tuntutan atau tekanan yang berlebihan.
Penelitian oleh Max Planck Institute for Cognitive and Brain Sciences and the Technische Universität Dresden, menemukan bahwa berada di sekitar orang stres, entah teman dekat atau orang asing sekalipun, bisa membuat orang lain stres juga.
Hal ini bisa diukur secara fisik.
Dalam penelitian ini, subjek yang diteliti dipasangkan dengan pasangan masing-masing dan orang asing dari lawan jenis kemudian dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok diberi pertanyaan aritmatika menantang, kemudian langsung diwawancara untuk menimbulkan stres.
Sementara, kelompok lainnya dengan 211 pengamat hanya melihat tes dan wawancara tersebut melalui cermin satu arah dan juga transmisi video.
Hasilnya menunjukkan bahwa 95% subjek tes yang ditimpa stres secara langsung menunjukkan gejala stres.
Sementara itu, 26% dari pengamat mengalami peningkatan produksi kortisol sebagai hasil dari stres empatik.
Dampak stres meningkat sebanyak 40% pada subjek tes yang tengah mengamati pasangannya yang berada dalam situasi stres.
Sedangkan terhadap orang asing pengaruh stres meningkat sebanyak 10%.
Ketika para pengamat menyaksikan situasi stres tersebut melalui kaca satu arah, 30% dari pengamat menunjukkan respon stres.
24% lagi mengalami stres ketika mereka menonton situasi yang menekan tersebut melalui video, Moms.
Duh, ternyata stres benar-benar bisa menular, ya, Moms?
Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!
Gejala Fisik Saat Stres Menular
Ketika stres bisa menular, ada beberapa gejala yang akan Moms alami.
Yuk, kenali lebih dini gejalanya agar stres dapat segera diatasi, Moms!
1. Mudah Lelah
Melansir dari Web MD, salah satu gejala stres adalah mudah merasa lelah atau cepat kehabisan energi.
Saat kita mengalami stres, tubuh kita mengalami peningkatan aktivitas sistem saraf dan pelepasan hormon stres seperti kortisol.
Respon stres ini dapat mempengaruhi tingkat energi dan membuat kita merasa cepat lelah.
Stres yang berkepanjangan atau kronis dapat menguras energi secara bertahap. Kondisi ini dapat membuat kita merasa lelah, bahkan setelah istirahat yang cukup.
2. Sakit Kepala
Dilansir dari Cleveland Clinic, sakit kepala bisa jadi pertanda Moms mengalami stres.
Stres dapat memicu terjadinya ketegangan otot di daerah kepala, leher, dan bahu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sakit kepala tegang atau sakit kepala berdenyut.
Saat mengalami stres, tubuh kita melepaskan hormon stres dan sistem saraf teraktifasi, termasuk sistem saraf otonom.
Aktivasi sistem saraf otonom ini dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah di sekitar kepala dan leher, dan mengganggu sirkulasi darah normal.
Hal ini dapat memicu terjadinya sakit kepala.
Baca Juga: Paracetamol untuk Ibu Menyusui, Ketahui Efek Sampingnya!
3. Masalah Pencernaan
Stres bisa menular dan dapat berdampak signifikan pada sistem pencernaan, dan masalah pencernaan merupakan salah satu gejala yang terkait dengan stres.
Ketika Moms mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol yang dapat mempengaruhi fungsi normal sistem pencernaan.
Salah satu masalah pencernaan yang sering terjadi akibat stres adalah sindrom iritasi usus atau IBS (Irritable Bowel Syndrome).
4. Sulit Tidur
Sulit tidur atau insomnia dapat menjadi salah satu gejala yang terkait dengan stres.
Ketika Moms mengalami stres, pikiran seringkali terisi dengan kekhawatiran, kecemasan, atau tekanan yang dapat mengganggu proses tidur yang normal.
Stres dapat memicu reaksi tubuh yang meningkatkan tingkat kewaspadaan, membuat kita sulit untuk rileks dan memasuki fase tidur.
Pikiran yang terus-menerus terjaga atau sulit untuk tenang dapat mengganggu inisiasi tidur atau menyebabkan terbangun di tengah malam dan kesulitan untuk kembali tidur.
Baca Juga: 4 Posisi Tidur yang Baik untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
5. Pusing dan Gemetar
Pusing dan gemetar dapat menjadi gejala fisik yang terkait dengan stres.
Ketika Moms tertular stres, tubuh akan merespons dengan peningkatan aktivitas sistem saraf dan pelepasan hormon stres seperti adrenalin.
Hal ini dapat mempengaruhi berbagai sistem dalam tubuh, termasuk sistem kardiovaskular dan saraf.
Selain itu, stres juga dapat memicu ketegangan otot di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan gemetar atau tremor.
Cara Menghindari Penularan Stres
Meskipun faktanya stres bisa menular, namun ada beberapa langkah preventif yang bisa Moms lakukan.
Salah satunya dengan menjaga jarak.
Jarak berperan besar dalam hal penularan. Ketika melihat gelagat orang stres, cara mengatasi stres adalah dengan menjauh.
Ketika sudah mengalami stres, penting untuk tidak merespon stres orang lain dengan pengalaman stres kita sendiri.
Ini hanya akan memperparah dampak stres pada diri kita.
Dalam situasi seperti kantor, penting untuk menjaga energi positif kita agar tidak mudah terpengaruh stres dari orang lain.
Izin ke toilet, misalnya, adalah solusi yang paling mudah.
Tarik nafas perlahan dan ingatkan diri untuk bertahan dalam situasi tersebut tanpa meresponnya.
Sebuah solusi yang diajukan oleh Dr. Orloff kepada pasiennya adalah, “membayangkan ada penangkis yang melindungi kita dari negatif emosi orang lain.”
Penting untuk selalu diingat bahwa Moms bisa terkena stres karena berusaha untuk keluar dari situasi yang membahayakan diri, atau karena berusaha menolong orang lain untuk keluar dari situasi membahayakan tersebut.
Jadi, arahkan pemikiran Moms untuk ‘keluar dari masalah’ atau ‘bantu orang lain keluar dari masalah’ supaya bisa segera terlepas dari stres.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Frustasi, Salah Satunya Meditasi
Nah, itulah penjelasan mengapa stres bisa menular.
Semoga Moms bisa lebih menghindari stres dengan cara menjauhi pemicunya, ya!
- https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/stress
- https://medlineplus.gov/ency/article/003211.htm
- https://cognition.maxplanckschools.org/en/about-us/partner
- https://www.webmd.com/balance/stress-management/stress-symptoms-effects_of-stress-on-the-body
- https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11874-stress
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.