8 Cara Menghitung Usia Kehamilan agar Tahu Kapan Waktu HPL!
Penting untuk mengetahui usia kehamilan. Namun, sudahkah Moms tahu cara menghitung usia kehamilan?
Saat pertama kali mengetahui sedang hamil, hal pertama yang mungkin dipertanyakan adalah: sudah memasuki usia kehamilan berapa?
Mengetahui usia kehamilan penting untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk persalinan nantinya.
Hal ini bisa dengan mudah diketahui melalui cara manual ataupun dengan bantuan rumus atau HPHT, lho.
Baca Juga: Mengenal Fungsi Plasenta, Sumber Asupan Nutrisi Janin
Cara Menghitung Usia Kehamilan
Berikut adalah beberapa cara menghitung usia kehamilan, baik secara alami atau menggunakan rumus:
1. Ketahui Masa HPHT
Pada dasarnya, cara menghitung usia kehamilan bisa dilakukan dengan mengetahui hari pertama siklus haid terakhir (HPHT).
Ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki masa menstruasi teratur setiap bulannya.
"Ada dua cara untuk mengetahui usia kehamilan, yaitu melalui HPHT (hari pertama haid terakhir) atau pemeriksaan USG di trimester 1," jelas dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.
Dengan kata ini, cara menghitung usia kehamilan dimulai dari hari pertama haid terakhir ke tanggal saat ini.
2. Lakukan Pemeriksaan Janin
Mengutip Medlineplus, kehamilan normal dapat berkisar antara 38-42 minggu.
Bayi yang lahir sebelum 37 minggu dianggap bayi prematur. Sementara itu, bayi yang lahir setelah 42 minggu dianggap post-mature.
Sebelum lahir, dokter akan menggunakan ultrasonografi untuk mengukur ukuran kepala, perut, dan tulang paha bayi.
Ini memberikan gambaran tentang seberapa baik bayi tumbuh di dalam rahim.
Dalam dunia medis pun, ini bisa dipakai sebagai cara menghitung usia kehamilan, lho.
Jika usia kehamilan bayi cocok dengan hitungan kalender, bayi tersebut dikatakan appropriate for gestational age (AGA).
Diketahui, bayi AGA memiliki tingkat masalah dan kematian yang lebih rendah.
Baca Juga: USG Payudara: Pengertian, Manfaat, Hingga Prosedurnya
3. Pakai Rumus Naegele
Menghitung usia kehamilan dengan rumus Naegele ini bisa jadi solusi.
Gunakan rumus ini untuk mengetahui perkiraan hari persalinan Si Kecil nantinya.
Nah, rumus menghitung usia kehamilan perlu dengan mengetahui HPHT pada Moms.
Selanjutnya, gunakan rumus menghitung usia kalender kehamilan Naegele berikut:
(Tanggal HPHT + 7), (Bulan haid terakhir - 3), (Tahun pada saat haid terakhir + 1)
Misalnya, jika HPTP Moms adalah tanggal 14 Juli 2020, maka: (14 + 7), (7 - 3), (2020 + 1) = 21, 4, 2021
Artinya, hari perkiraan lahir sesuai rumus Naegele dan HPHT tersebut yakni 21 April 2021.
4. Pakai Perhitungan Sederhana
Ada wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur, dan secara konsisten lebih lama dari siklus rata-rata 28 hari.
Dalam kasus ini, cara untuk menghitung usia kehamilan perlu menggunakan beberapa perhitungan sederhana.
Jika siklus menstruasi biasanya 35 hari dan HPHT adalah 1 November, maka tambahkan 21 hari untuk perkiraan ovulasi.
Setelah hasilnya didapati tanggal 22 November, lalu, kurangi 14 hari untuk menemukan tanggal HPHT. Didapati tanggalnya adalah 8 November.
Dari tanggal 8 November ini, Moms bisa langsung menyesuaikan dengan usia kehamilan di trimester 1, 2, dan 3.
5. Periksa USG Kehamilan
Mengutip American Pregnancy Association, dalam kasus wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, perlu dilakukan dengan pemeriksaan USG.
Masa kehamilan normal pada manusia berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 39 minggu.
Bayi dapat diukur paling cepat 5-6 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Mengukur bayi menggunakan ultrasonografi paling akurat pada awal kehamilan, dan kurang akurat di akhir kehamilan.
Karena itu, waktu terbaik untuk memperkirakan usia kehamilan menggunakan ultrasonografi adalah antara 8-18 minggu kehamilan.
Baca Juga: Benarkah Pijat Payudara saat Hamil Dapat Meningkatkan ASI?
6. Pakai Alat Scan
Ada juga kasus lain, di mana Moms mungkin lupa menandai HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Dikutip dari American Journal of Obstetrics and Gynecology, alat scan dapat digunakan sebagai cara menghitung usia kehamilan ini.
Metode ultrasound atau dating scan ini didasarkan pada serangkaian pengukuran kantung kehamilan atau embrio.
"Misalnya, jika estimasi trimester pertama dari ultrasound jatuh dalam 1 minggu dari perkiraan HPHT, maka cara perhitungan dengan HPHT dapat dilakukan untuk menentukan due date dan usia kehamilan," terang Dr. Anne Davis, Direktur Konsultasi Medis Dokter untuk Kesehatan Reproduksi.
Namun, jika estimasi oleh ultrasound berbeda lebih dari satu minggu dari perkiraan HPHT, maka dibutuhkan cara manual lain.
7. Pemeriksaan Fisik
Selain dari kalender kehamilan, menghitung usia kehamilan juga bisa diketahui dengan pemeriksaan fisik atau manual.
Selama pemeriksaan panggul, rahim dapat dirasakan melewati tulang kemaluan sekitar 12 minggu dari periode menstruasi terakhir.
"Rahim kemudian biasanya naik di atas pusar sekitar satu sentimeter seminggu setelahnya," ujar Dr. Anne Davis.
Tetapi, pemeriksaan fisik bisa tidak terlalu akurat karena faktor seperti hamil kembar, tumor rahim, atau obesitas.
Rumus ini pun tidak dianjurkan untuk menghitung usia kehamilan jika tersedia alat USG.
8. Pakai Kalkulator Khusus
Cara menghitung usia kehamilan dengan menggunakan kalkulator salah satu tren yang saat ini dijalani.
Apa sih kalkulator kehamilan itu dan apa saja gunanya?
Kalkulator kehamilan adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengetahui informasi seputar kehamilan.
Baik mengenai usia kandungan sampai perkembangan bayi.
Kalkulator kehamilan pun bisa digunakan untuk memantau berat badan ibu dari waktu ke waktu, lho.
Oleh karena itu, ini bisa digunakan agar asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil bisa terjaga.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Sunscreen untuk Bayi yang Kandungannya Aman
Manfaat Pakai Kalkulator Kehamilan
Lalu, apa saja manfaat menggunakan kalkulator kehamilan untuk menghitung usia bayi dalam kandungan?
Berikut beberapa manfaat yang bisa dirasakan, antara lain:
1. Menghitung Usia Kehamilan
Pada umumnya, lama kehamilan setiap wanitaatau manusia adalah 38 minggu. Masa itu sudah terhitung dari masa pembuahan.
Namun ternyata, tak semua wanita menyadari proses pembuahan yang terjadi pada tubuhnya.
Hal itu membuat masa pembuahan bisa dihitung dari hari pertama terakhir haid.
Jadi, kalkulator kehamilan bisa digunakan sebagai cara menghitung usia kehamilan.
2. Memprediksi Perkiraan Hari Kelahiran
Penggunaan kalkulator kehamilan juga bisa sebagai prediksi perkiraan hari kelahiran.
Hal itu tentu saja bertujuan agar sang ibu bisa mempersiapkan persalinan dengan baik.
Selain kalkulator kehamilan, HPL juga bisa ditentukan dengan menggunakan rumus Naegele.
Baca Juga: 13+ Macam Nutrisi Ibu Hamil yang Wajib Dikonsumsi, Penting!
3. Memperkirakan Kenaikan Berat Badan Ibu
Pada umumnya, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1 sampai 2 kilogram pada tiga bulan pertama kehamilan.
Selanjutnya, ibu hamil biasanya akan mengalami kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kg setiap minggu.
Pemantauan berat badan normal ketika hamil sangat penting agar terhindar dari kelebihan berat badan.
Hal ini penting untuk dijaga karena melahirkan dengan kondisi berat badan yang berlebihan.
Tak jarang, obesitas bisa membuat ibu berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau diabetes.
Baca Juga: 7+ Aturan Islam dan Sunnah Bayi Baru Lahir, Jangan Diabaikan!
4. Mengetahui Berat Badan Bayi Sesuai dengan Usia Kandungan
Lewat kalkulator kehamilan, Moms juga bisa mengetahui berat badan bayi yang sesuai dengan usia kandungan.
Lagi, tentu saja itu bertujuan agar proses kehamilan dan persalinan akan lancar tanpa hambatan.
Ketika dalam masa kehamilan, Moms pasti disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bernutrisi, bukan?
Hal itu bertujuan agar Moms bisa mencukupi kebutuhan asupan pada bayi.
Dengan mengetahui berat badan Si Kecil dalam kandungan, ini akan mengetahui jenis asupan yang dibutuhkan untuk perkembangan janin.
Apakah Dokter Bisa Mengubah Due Date?
Due date bisa diubah dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Ini bisa diperoleh dari mengetahui usia kehamilan dengan manual atau rumus sebelumnya.
Istilah due date ini mengacu pada minggu terakhir menjelang persalinan.
Dalam jurnal Human Reproduction, sebagian besar kehamilan akan berlangsung sekitar 40 minggu ketika menggunakan usia kehamilan untuk memperkirakan due date.
Tetapi, usia kehamilan sekitar 38-42 minggu juga dianggap normal.
Melansir jurnal Gynecologic Endocrinology and Reproductive Medicine alasan mengapa usia kehamilan sering digunakan adalah karena pada sebagian besar kehamilan, jarang diketahui secara tepat kapan pembuahan terjadi.
Baca Juga: Payudara Sakit Saat Hamil Berapa Minggu? Simak Jawabannya
Faktor-Faktor Due Date Berubah
Sebagian besar dokter akan melihat berbagai faktor untuk memastikan bahwa due date masih akurat.
Tetapi, di satu sisi, dokter juga bisa mengubah due date kehamilan. Mengutip What to Expect, berikut beberapa faktornya:
1. Menstruasi Tidak Teratur
Mungkin akan sangat sulit untuk menentukan due date untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur.
Itulah sebabnya penggunaan ultrasound sering diperlukan untuk menentukan usia kehamilan.
Ultrasonografi dini, biasanya dilakukan sekitar 6-9 minggu.
Untuk dapat memberikan perkiraan tanggal due date yang paling akurat, ini dengan mengukur ukuran embrio atau janin.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Telat Haid agar Cepat Menstruasi
2. USG Pertama pada Trimester Kedua
Apakah Moms mendapatkan USG pertama pada trimester kedua? Jika iya, itu bisa jadi alasan due date berubah.
Ultrasound yang dilakukan selama trimester pertama memberikan prediksi due date yang paling akurat.
Trimester kedua ditandai apabila usia kehamilan memasuki usia 13-28 minggu kehamilan atau sekitar 4 bulan ke atas.
Apabila memasuki trimester ketiga, artinya usia kehamilan telah mendekati 39 minggu kehamilan.
3. Tinggi Fundus di Atas Rata-rata
Setiap kali Moms berkonsultasi dengan dokter, akan lakukan pengukuran fundus.
Fundus ini merupakan jarak dari bagian atas tulang kemaluan ke bagian atas rahim.
Dokter mungkin memperhatikan bahwa ukuran rahim tidak selaras dengan grafik pertumbuhan standar.
Jika hal ini terjadi selama tiga minggu atau lebih, maka dokter dapat mengubah due date.
Contoh lain yang mungkin mengubah perhitungan usia kehamilan adalah bila ditemukan kehamilan kembar, anomali uterus, gangguan berat badan ibu, dan sebagainya.
Baca Juga: Mengenal Fibroadenoma, Benjolan Payudara yang Tidak Nyeri
Itu dia Moms beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghitung usia kehamilan. Sekarang Moms tidak bingung lagi, kan?
Semoga kesehatan Moms selalu terjaga semasa hamil hingga bisa melahirkan dengan lancar, ya!
- https://www.ajog.org/article/S0002-9378(02)00487-8/fulltext
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/your-due-date#irregular-periods
- https://medlineplus.gov/ency/article/002367.htm
- https://www.i-med.ac.at/research-report/gynaecological-endocrinology-reproductive-medicine.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.