Serba-Serbi Vaksin Tetanus: Jenis, Dosis, dan Efek Samping
Tahukah Moms bahwa vaksin tetanus penting untuk diberikan pada anak dan juga orang dewasa?
Perlu diketahui bahwa orang yang terkena tetanus bisa mengalami kelumpuhan bahkan kematian.
Jadi, jangan sampai lupa untuk memberikan vaksin tetanus untuk Si Kecil, ya! Jika Moms atau Dads ternyata belum diberikan vaksin, segeralah mengatur jadwal untuk vaksin.
Nah, sebelum mengetahui lebih dalam mengenai vaksin tetanus, Moms perlu mengetahui mengenai penyakit tetanus itu sendiri.
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan vaksin tetanus sejak dini.
Orang lebih familiar mengenal penyakit ini sebagai "lockjaw."
Hal ini karena salah satu gejala paling umum adalah pengetatan yang menyakitkan pada otot-otot rahang sehingga sulit untuk membuka mulut, bernapas, atau menelan.
Mengutip Vaccines.gov, gejala tetanus lainnya dapat termasuk:
- Sakit kepala
- Demam dan berkeringat
- Otot-otot kaku
- Kejang (tiba-tiba, gerakan atau perilaku yang tidak biasa)
- Tekanan darah tinggi dan detak jantung yang cepat
Penyakit tetanus adalah penyakit yang tidak menular dan tidak berpindah dari orang ke orang, seperti melalui sentuhan atau ciuman.
Tetapi, bakteri yang menyebabkan tetanus bisa berada di tanah, debu, dan kotoran.
Biasanya, bakteri memasuki tubuh melalui kulit yang rusak, seperti luka biasa atau luka dalam, luka bakar atau sel kulit mati.
Ketahui apa saja informasi lebih lanjut tentang vaksin tetanus berikut ini yuk, Moms.
Baca Juga: Manfaat Vaksin DPT dalam Mencegah Tetanus
Apakah Orang Dewasa Harus Vaksin Tetanus?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menuliskan bahwa vaksin tetantus diperlukan untuk semua orang dewasa yang sudah berusia 19 tahun dan lebih tua.
Bahkan secara spesifik, CDC pun menuliskan kondisi orang dewasa yang sangat perlu menerima vaksin tetanus ini. Mereka adalah;
- Petugas kesehatan yang memiliki kontak langsung dengan pasien.
- Perawat yang bertugas mengurus bayi di bawah umur 1 tahun, orang tua, kakek dan nenek serta pengasuh bayi.
- Ibu baru yang belum pernah menerima Tdap.
- Perempuan hamil di usia kandungan trimester ketiga, yakni 27-36 minggu yang belum pernah menerima vaksin Tdap.
- Orang yang sering atau ingin pergi ke negara yang memiliki infeksi virus pertusis.
Vaksin tetanus ini juga biasanya diberikan untuk orang yang mengalami luka parah atau luka bakar namun belum pernah menerima vaksin.
Perlu diketahui bahawa jenis luka tersebut bisa meningkatkan risiko tetanus.
Nah, ternyata ada beberapa kondisi orang dewasa yang justru tidak bisa menerima vaksin tetanus nih, Moms. Memang mengherankan.
Namun, ini dia orang dewasa yang tak boleh menerima vaksin ini;
- Mengalami reaksi alergi yang serius pada salah satu bahan vaksin.
- Mengalami koma atau kejang dalam seminggu usai menerima vaksin untuk batuk rejan.
- Ketika Moms sedang tidak enak badan.
Nah, Jika Moms mengalami salah satu hal dari kejadian di atas, segera konsultasikan diri pada dokter mengenai jenis vaksin tetanus yang tepat untuk Moms dapatkan ya!
Baca Juga: 5 Gangguan dan Penyakit Penyebab Mimisan
Vaksin Tetanus untuk Ibu Hamil
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, vaksin tetanus juga diperlukan untuk ibu hamil karena risiko terinfeksi bisa terjadi ketika memutuskan tali pusat bayi yang baru lahir.
Jadi, vaksin tetanus pada ibu hamil memang sebaiknya dilakukan.
Infeksi yang berasal dari bakteri clostridium tetani ini menghasilkan racun yang dapat menyebabkan kaku otot, di mana dapat tertular pada bayi saat pemotongan tali pusar bayi.
Nah mungkin Moms ragu untuk melakukannya karena khawatir Si Kecil bisa lahir tidak sempurna. Namun bernahkah hal tersebut bisa terjadi?
Menurut Organization of Teratology Information Specialists (OTIS), dalam setiap kehamilan seorang perempuan memiliki kemungkinan dari 3-5% untuk memiliki bayi dengan cacat lahir.
Tetanus tidak bisa ditularkan dari orang ke orang. Meski demikian, tetanus dapat berakibat mematikan bagi seorang ibu hamil dan dapat menyebabkan kematian bayi.
Baca Juga: Infeksi Virus, Cari Tahu Jenis hingga Cara Mengatasinya
Jenis Vaksin Tetanus
Ada 4 jenis vaksin tetanus yang saat ini digunakan untuk melindungi tubuh terhadap bakteri tetanus, dan semua vaksin tetanus ini juga melindungi terhadap penyakit lain.
1. Vaksin Difteri dan Tetanus (DT)
Vaksin tetanus jenis yang ini diberikan untuk anak usia di bawah 7 tahun untuk mencegah difteri dan tetanus.
Jadi, tak hanya bisa mencegah 1 infeksi saja nih, Moms!
Imunisasi difteri dna tetanus sendiri termasuk dalam 5 imunisasi wajib balita.
2. Vaksin DPT/HIB
Vaksin tetanus jenis ini adalah kombinasi yang digunakan pula untuk mencegah penyakit difteri dan pertusis. Jadi, tidak hanya spesifik untuk tetanus saja.
Untuk anak-anak vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali. Nah, 4 dosis awal diberikan ketika usia Si Kecil menginjak 2, 3 dan 4 bulan.
Setelah itu, pemberian vaksin ulangan atau yang dikenal sebagai booster bisa dilakukan ketika anak berusia 18 bulan dan juga 5 tahun.
Jangan sampai terlewat ya, Moms!
3. Vaksin TD
Nah, jenis yang terakhir adalah vaksin TD atau tetanus dan difteri. Vaksin ini juga bisa disebut TDaP alias vaksin tetanusm difteri, dan pertusis.
Vaksin ini adalah lanjutan dan diberikan sebagai dosis keenam dan juga ketujuh untuk anak yang sebelumnya sudah rutin mendapatkan vaksin DPT atau DPT/Hib nih Moms!
Biasanya vaksin TD sendiri diberiksan saat Si Kecil sudah menjelang remaja yakni 10-12 tahun serta ketika usianya 18 tahun.
Vaksin ini juga bisa diberikan untuk anak di usia 10 tahun serta orang dewasa yang sama sekali belum pernah menerima vaksin tetanus sebelumnya.
Nah, jika seseorang belum pernah mendapatkan vaksin ini, vaksin TD atau TDaP akan diberikan 1 kali dengan dosis pemberian TD ulang setiap 10 tahun.
Kombinasi vaksin yang ada pun tidak hanya 3 jenis seperti yang sudah dijelaskan di atas. Vaksin tetanus sendiri hadir dalam 5 kombinasi vaksin yakni vaksin DPT-HIB-HB.
Nah vaksin tersebut pun akan memberikan perlindungan pada tubuh dari penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B serta haemophilus influenza tipe B.
Mengenai jadwal pemberian, vaksin ini memiliki waktu yang sama dengan vaksin DPT/Hib.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa di beberapa negara, ada kombinasi vaksin dengan hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe B dan/atau IPV.
Baca Juga: 6 Alasan Orang Tua Menolak Pemberian Vaksin untuk Anaknya
Dosis Vaksin Tetanus
Pada jurnal Sari Pediatri dijelaskan dosis vaksin tetanus dengan urutan berikut ini:
Vaksin DTP dasar
Vaksin ini diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. DTP 1 diberikan umur 2-4 bulan, DTP 2 umur 3-5 bulan, dan DTP 3 umur 4-6 bulan.
DTP 4
Vaksin ulangan ini diberikan satu tahun setelah DTP 3 pada umur 18-24 bulan, dan DTP 5 disuntikkan saat masuk sekolah umur 5-7 tahun.
Vaksin ulangan ke-6
Vaksin ini diberikan pada 12 tahun.
Hal ini mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur >10 tahun. Di usia 12 tahun, diberikan vaksin dT (dosis dewasa), tetapi di Indonesia dT belum ada di pasaran.
Baca Juga: Agar Bisa Dicegah, Cari Tahu Waktu Terbaik Vaksin Cacar Air
Efek Samping Vaksin Tetanus
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, sebagian besar anak tidak memiliki efek samping apa pun dari vaksin tetanus seperti DTaP atau Tdap.
Bahkan bila ada efek samping, biasanya dalam tingkat ringan seperti:
- Kemerahan, bengkak, atau nyeri di lokasi suntikan
- Demam
- Muntah
Bisa terjadi efek samping yang lebih serius, tetapi sangat jarang terjadi, yang dapat meliputi:
- Demam lebih dari 40 derajat Celsius
- Menangis tanpa henti selama 3 jam atau lebih
- Kejang (menyentak, menggerakkan otot, atau menatap)
- Beberapa kelompok usia praremaja dan remaja mungkin pingsan setelah vaksin
Itu dia Moms, penjelasan tentang pentingnya memberikan vaksin tetanus kepada Si Kecil sejak dini untuk kesehatannya di masa depan.
Yuk, gunakan tools Imunisasi dari Orami Apps berikut ini agar jadwal vaksin anak Moms dan Dads terpantau secara tepat.
Jangan lupa imunisasi lengkap sesuai dengan usia Si Kecil, ya!
- https://mothertobaby.org/fact-sheets/tetanus-diphtheria-pertussis-tdap-vaccine-pregnancy/pdf/
- https://www.saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1057/982
- https://www.cdc.gov/vaccines/parents/diseases/tetanus.html
- https://www.who.int/ith/vaccines/tetanus/en/
- https://www.vaccines.gov/diseases/tetanus
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.