Vaksin yang Aman dan Berbahaya untuk Ibu Hamil
Vaksin dibutuhkan oleh hampir setiap orang, termasuk ibu hamil. Vaksin yang kita terima sebelum dan selama kehamilan tidak hanya menjaga kesehatan tubuh ibu hamil, tetapi juga kesehatan janin di dalam perut yang sedang tumbuh. Faktanya, kekebalan tubuh adalah garis pertahanan pertama bayi terhadap infeksi.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, manfaat dari memvaksinasi wanita hamil sangat besar. Kemungkinan risiko penyakit pada ibu dan janin akan berkurang dengan vaksin.
Namun alangkah baiknya jika Moms divaksinasi sebelum kehamilan, akan tetapi beberapa vaksin juga dapat diberikan selama kehamilan. Apa saja vaksin untuk ibu hamil yang aman? Yuk kita cari tahu Moms!
Baca Juga: 4 Vaksinasi Penting bagi Moms yang Sedang Merencanakan Kehamilan
Vaksin untuk Ibu Hamil
Beberapa vaksin yang dianjurkan bagi ibu hamil seperti vaksin flu yang tidak aktif dan vaksin hepatitis B, meningokokus, rabies, dan tetanus, difteri, dan pertusis (Tdap). Kedua vaksin Tdap dan flu direkomendasikan selama kehamilan.
1. Influenza
Wanita hamil berisiko tinggi terkena komplikasi berat yang disebabkan virus influenza. Perubahan fisiologis pada sistem pernapasan, sistem pertahanan tubuh, dan sistem jantung pembuluh darah diduga kuat sebagai penyebab yang meningkatkan risiko ini.
“Ibu hamil yang terserang virus influenza terancam dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, persalinan prematur, bayi dengan kondisi kecil untuk masa kehamilan tertentu, dan bayi lahir mati,” kata dr. Grace Valentine, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah.
American College of Obstetricians and Gynecologists dan the Advisory Committee on Immunization Practices menganjurkan pemberian vaksinasi influenza apabila terdapat pandemi.
Vaksinasi yang dianjurkan adalah vaksin yang tidak aktif karena terbukti aman dan efektif digunakan selama kehamilan.
Baca Juga: Ibu Hamil Menderita Hepatitis B, Apakah Menurun Pada Bayi?
2. Hepatitis B
Menurut dr. Grace Valentine, ibu yang mengalami hepatitis saat hamil sangat mungkin menularkan penyakit ini pada bayinya di dalam kandungan.
Jadi, sebaiknya lakukan imunisasi hepatitis B ketika masa kehamilan untuk mencegah terjadinya penyakit ini pada ibu dan janin.
Biasanya vaksin untuk ibu hamil ini dilakukan 3 kali di sepanjang usia kehamilan. Imunisasi kedua dan ketiga akan dilakukan setelah 1-6 bulan setelah imunisasi pertama dilakukan.
3. Tetanus diphteria pertusis (Tdap)
Tetanus merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian bayi, meski sebenarnya bisa dicegah. Setidaknya 130.000 bayi di seluruh dunia meninggal akibat tetanus pada 2004.
Kasus terbanyak dilaporkan dari negara dengan populasi manusia yang padat seperti India dan Nigeria. Di Asia Tenggara, kasus kematian bayi baru lahir akibat tetanus diperkirakan menyumbang 4 persen.
Vaksin Tdap ini dilakukan untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, dan pertusis pada ibu hamil dan janin. Pemberian vaksin ini dianjurkan diberikan pada usia kehamilan 27-36 Minggu.
Sebelum melakukan imunisasi apapun pada kehamilan, sebaiknya Ibu mendiskusikan kondisi dan keinginan Anda terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Gusi Ibu Hamil
Vaksin yang Tidak Dianjurkan
Ada vaksin yang aman untuk ibu hamil, ada juga vaksin yang tidak dianjurkan pada ibu hamil. Dilansir dari Akron Children’s Hospital, ada vaksin tertentu yang tidak boleh diberikan selama kehamilan karena mengandung virus, meskipun dilemahkan, seperti:
- Vaksin campak, gondong dan rubela (MMR)
- Vaksin Human Papillomavirus (HPV)
- Vaksin cacar air (varisela)
Itu dia beberapa vaksin yang aman dan berbahaya untuk ibu hamil. Selalu konsultasikan pada dokter kandungan sebelum Moms melalukan vaksinasi ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.