Anxiety Attack: Gejala, Penyebab, dan Ragam Pengobatannya
Pernahkah Moms mendengar kata anxiety attack?
Anxiety merupakan istilah dalam psikologis yang ditandai dengan kecemasan berlebih pada seseorang.
Mengutip Psychalive, kecemasan atau anxiety ini bisa menjadi kondisi psikologis serius yang membatasi seseorang dalam interaksi, perkembangan, dan keadaan pikiran secara umum.
Dalam beberapa kasus, anxiety attack atau kecemasan ini muncul secara konstan sehingga memicu alarm di otak untuk mengkhawatirkan setiap hal-hal kecil yang sebenarnya mungkin tidak perlu.
Bagi orang lain, seseorang yang mengalami anxiety attack mungkin hampir tidak memperhatikan adanya rasa cemas berlebih.
Namun, pengidap anxiety mungkin akan mendapati dirinya sendiri menarik diri dari hal-hal yang membuatnya sedikit tidak nyaman tanpa sadar.
Lalu, apakah anxiety ini berbahaya? Apa saja yang dapat menjadi tanda-tanda anxiety dan adakah cara untuk mengatasi anxiety attack?
Simak penjelasannya di bawah ini ya, Moms.
Baca Juga: Tes Kepribadian MBTI: Manfaat, Cara dan Penjelasannya
Apa Itu Anxiety Attack?
Melansir StatPearls Journal, anxiety attack adalah suatu serangan ketakutan yang intens atau kuat, yang akan memicu berbagai gejala fisik yang parah padahal tidak ada bahaya yang nyata atau penyebab yang jelas.
Serangan panik dirasakan sangat menakutkan, karena kita merasa kehilangan kontrol, seakan-akan mengalami serangan jantung atau stroke, bahkan seperti sedang menghadapi kematian.
Tidak jarang penderita panik melakukan “doctor shopping” dan berulang kali meminta dibawa ke UGD karena merasakan adanya keluhan-keluhan fisik yang dahsyat.
Berbagai pemeriksaan laboratorium, hingga pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih rumit seperti endoskopi, CT-Scan, MRI pun dilakukan dengan hasil umumnya normal.
Namun setiap serangan akan selalu mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan ulang.
Seakan sulit untuk menerima penjelasan dokter bahwa kondisi mereka sesungguhnya normal.
Sebagian orang hanya mengalami satu atau dua kali anxiety attack seumur hidupnya.
Namun cukup banyak yang berulang kali mengalami serangan yang tidak terduga tersebut, mereka pun hidup dalam lingkaran ketakutan terus-menerus.
Meski secara umum anxiety attack bukan gangguan mental yang membahayakan nyawa, kondisi ini bisa terasa menakutkan bagi orang yang mengalaminya.
Belum lagi, kondisi ini bisa mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Baca Juga: 3 Manfaat Omega 3 untuk Ibu Hamil, Mencegah Depresi!
Gejala atau Ciri-ciri Anxiety Attack
Adapun tanda-tanda yang termasuk ke dalam anxiety.
Beberapa tanda anxiety attack atau kecemasan berlebih yang perlu Moms pahami, antara lain:
- Takut luar biasa dengan tiba-tiba
- Berkeringat
- Gemetar
- Sesak napas
- Rasa tersedak
- Nyeri pada dada
- Mual
- Pusing
- Sebuah perasaan terlepas dari dunia (derealisasi)
- Takut mati
- Mati rasa atau kesemutan di anggota badan atau seluruh tubuh
- Kedinginan atau muka memerah
Jika Moms mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda di atas, mungkin saja kondisi tersebut menandakan adanya anxiety attack.
Jadi, Moms sebaiknya memahaminya dan segera mencari cara atau bantuan professional bila perlu untuk mengatasi anxiety, ya.
Penyebab Anxiety Attack
Rasa cemas yang berlebihan dan muncul secara tiba-tiba dalam jangka waktu cukup sering, anxiety attack ini tak terjadi tanpa sebab, lho.
Namun, salah satu hal terpenting yang harus disadari tentang kecemasan adalah bahwa keadaan cemas sering kali didorong oleh proses berpikir di dalam hati dan pikiran yang merusak diri sendiri atau lebih dikenal sebagai "suara batin kritis".
Dalam beberapa kasus, suara ini bekerja secara halus. Bahkan mungkin terdengar ramah, karena membujuk seseorang keluar dari tantangan dalam mengejar tujuan.
Pada saat-saat ini, seseorang mungkin mulai memiliki pikiran yang tampak ramah dan memikat seperti:
- “Kamu tidak benar-benar ingin menjadi dokter, jadi mengapa tetap di sekolah kedokteran?”
- “Lagipula kamu tidak terlalu menyukainya, jadi jangan repot-repot mengajaknya kencan.”
- “Kamu harus meninggalkannya sebelum dia meninggalkanmu. Meski sendiri, kamu akan baik-baik saja. Jadi, tak perlu takut menjadi lajang."
Dalam kasus yang lebih ekstrim atau langsung, seseorang mungkin akan mengalami kecemasan yang intens atau kecenderungan untuk mengalami stres secara dramatis atau bahkan serangan panik.
Ketika pola ini terjadi, pikiran yang mengabadikan kecemasan pun memperingatkan tubuh bahwa diri sendiri akan merasa cemas, menyebabkan antisipasi dan kecemasan meningkat.
Begitulah cara sederhana yang menyebabkan seseorang mengalami anxiety attack.
Semakin banyak Moms mendengarkan suara hati dan pesan-pesan yang menghancurkan dan peringatan yang menipu, maka akan semakin kuat pula kecemasan di dalam diri.
Jika Moms berusaha memaksa atau menarik diri untuk menghindari perasaan tidak menyenangkan ini, ketakutan atau rasa cemas yang ingin dihindari justru akan semakin tumbuh.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan kecemasan, yaitu:
- Stres di tempat kerja
- Stres di sekolah
- Stres dalam hubungan pribadi seperti pernikahan
- Stres terhadap keuangan
- Stres akibat trauma emosional seperti kematian orang yang dicintai
- Stres akibat penyakit medis yang serius
- Efek samping pengobatan
- Penggunaan obat terlarang, seperti kokain
- Gejala dari penyakit medis (seperti serangan jantung, stroke panas, hipoglikemia)
- Kekurangan oksigen, seperti penyakit emfisema, atau emboli paru (bekuan darah dengan pembuluh paru-paru)
- Tipe kepribadian tertentu
Perbedaan Anxiety Disorder dan Panic Attack
Panic attack terkadang menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan anxiety disorder, seperti jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, hingga gelisah.
Karena gejalanya yang sangat mirip ini, sebagian besar orang merasa kesulitan membedakan keduanya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara anxiety disorder dan panic attack, dari definisi secara medis, gejala, dan pemicunya.
1. Perbedaan Definisi Medis
Panic attack atau serangan panik adalah episode dari rasa takut yang teramat sangat sehingga menyebabkan reaksi fisik tertentu pada orang yang mengalaminya.
Kondisi ini biasanya terjadi secara spontan dan bukan reaksi dari situasi yang penuh tekanan.
Panic attack terjadi tanpa alasan dan tidak dapat diprediksi.
Sementara itu, anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan payung besar yang melingkupi berbagai macam gangguan psikologis, seperti:
- Generalized anxiety disorder (GAD)
- Gangguan panik (panic disorder)
- Obsessive-compulsive disorder (OCD)
- Social anxiety disorder
- Fobia spesifik
- Post-traumatic disorder (PTSD)
Moms mungkin juga mengenal istilah anxiety attack atau serangan cemas.
Meski begitu, kondisi ini tidak didefinisikan dalam DSM-5 sehingga dokter atau psikolog tidak akan mendiagnosisnya.
Selain melalui definisi secara medis, anxiety dan panic disorder dapat dibedakan berdasarkan gejala dan pemicu timbulnya gejala tersebut.
2. Perbedaan Pemicu Timbulnya Gejala
Hal yang menjadi pembeda antara panic attack dan anxiety ialah pemicu timbulnya gejala. Beberapa orang bisa mengenali pemicu kondisinya, tapi banyak pula yang tidak.
Panic attack umumnya muncul secara spontan dan bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.
Gejala yang timbul akan memuncak, lalu mereda dalam beberapa saat.
Sebagai contoh, saat berbelanja di swalayan, Moms bisa secara tiba-tiba dilanda kepanikan seperti akan didatangi sebuah musibah besar.
Jantung berdebar kencang sampai terasa menyakitkan, diikuti keringat dingin, perasaan mau pingsan, atau bahkan seperti akan mati.
Sebaliknya, orang yang mengalami anxiety disorder pada umumnya sudah mengetahui pemicu timbulnya kecemasan, misalnya fobia ketinggian atau keramaian.
Kondisi ini membuat tubuh menggigil, bulu kuduk merinding, jantung berdebar kencang, perut terasa mulas, dan pikiran kalut bercampur aduk.
3. Perbedaan Gejala yang Muncul
Terkadang, anxiety disorder dan panic attack sering dianggap sama karena memiliki gejala yang serupa, seperti sesak napas, sakit pada bagian dada, dan gejala fisik lainnya.
Namun, sebenarnya keduanya memiliki beberapa gejala yang juga berbeda.
Pada anxiety disorder, gejala yang dialami bisa berupa gangguan tidur, nyeri otot, dan sebagainya.
Namun, pada panic attack, terdapat gejala lain yang tidak dialami oleh pengidap anxiety disorder.
Misalnya, rasa takut hebat seolah akan mati, merasa kehilangan kendali atau menjadi gila, serta mengalami kesadaran yang lepas dari lingkungan sekitarnya (depersonalisasi).
Cara Mengatasi Anxiety Attack
Apabila Moms merasakan tanda-tanda anxiety attack dan merasa terganggu sehingga kehidupan menjadi tidak nyaman, mungkin dapat mencoba beberapa cara berikut untuk mengatasinya:
1. Obat-Obatan
Obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala yang terkait dengan serangan panik serta depresi.
Beberapa jenis obat yang telah terbukti efektif dalam mengatasi gejala-gejala serangan panik, yaitu:
- Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
SSRI biasanya direkomendasikan sebagai obat pertama dalam mengatasi serangan panik.
- Serotonin and norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI)
SNRI adalah obat golongan antidepresan.
- Benzodiazepine
Benzodiazepine merupakan obat penenang yang bersifat antidepresan.
Biasanya, obat ini tidak digunakan untuk jangka pendek karena bisa memicu ketergantungan.
Oleh sebab itu, benzodiazepine juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan riwayat penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Harap diingat bahwa benzodiazepine dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, dan menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Jika dinilai kurang efektif, dokter mungkin saja mengganti obat-obatan yang diberikan atau mengombinasikanya.
2. Meditasi
Melansir Journal of Clinical Psychiatry, salah satu jenis terapi berbasis meditasi yang disebut pengurangan stres berbasis kesadaran terbukti dapat mengurangi gejala pada orang dengan gangguan kecemasan berlebih.
Jika Moms merasakan anxiety attack dan ingin lepas dari rasa cemas berlebih, meditasi mungkin dapat dicoba.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi membantu mengelola kecemasan, depresi, dan rasa sakit.
Dengan memusatkan perhatian pada napas melalui meditasi, Moms akan lebih mampu untuk mengatasi kecemasan di dalam diri.
Menurut ahli neurobiologi interpersonal Dr. Daniel Siegel, “Latihan meditasi ini telah terbukti meningkatkan sistem kekebalan. Mereka telah terbukti mengubah cara otak berfungsi dengan cara yang sehat menuju ketahanan dan menghadapi tantangan daripada menarik diri darinya.”
Ketika merasa cemas, psikolog Dr. Lisa Firestone sangat menyarankan untuk mencoba pola pernapasan 4-7-8.
Moms dapat melakukannya dengan cara menarik napas selama 4 hitungan, tahan napas selama 7 detik, dan keluarkan napas selama 8 hitungan. Ulangi siklus ini selama lima kali.
Praktik ini telah terbukti melepaskan serotonin di otak yang secara alami menenangkan tubuh dari rasa cemas.
Dr. Lisa Firestone juga merekomendasikan untuk meletakkan satu tangan di dada dan tangan lainnya di perut saat bernapas.
Hal ini akan membantu jantung kembali tersinkronisasi dengan baik.
3. Lakukan Self-Compassion
Dalam mengatasi anxiety attack, Moms juga dapat mencoba untuk melakukan self-compassion.
Menurut Dr. Kristin Neff, self-compassion adalah sikap terbuka dan tergeraknya hati oleh penderitaan yang dialami, rasa untuk peduli dan kasih sayang pada diri sendiri.
Ini adalah cara memahami tanpa menghakimi tentang kekurangan dan kegagalan diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan serta menyadari bahwa pengalaman yang kurang lebih sama juga dialami oleh orang lain.
“Self-compassion ini dapat membantu seseorang dalam mengatas kecemasan dan depresi sehingga lebih banyak kebahagiaan, optimisme, dan emosi positif" jelas Dr. Neff.
Self-compassion terdiri dari tiga elemen utama, yaitu:
- Self-kindness
Self-kindness merupakan sikap untuk memberikan kebaikan pada diri dan memahami diri sendiri dengan tidak mengkritik atau menghakimi ketika mengalami penderitaan.
Dalam hal ini seseorang lebih memilih untuk tetap memperlakukan diri dengan baik dan menghargai diri daripada menilai diri dengan kasar atas kegagalan yang dialami.
- Common Humanity
Common humanity berarti sikap untuk melihat peristiwa yang dialami secara luas dan menganggapnya sebagai bagian dari pengalaman manusia yang umumnya terjadi.
Ada saat dimana diri sendiri merasa masalah yang terjadi merupakan masalah yang paling berat dan tidak ada orang lain yang mengalaminya.
Hal ini membuat diri merasa terasing dan terisolasi dari kenyataan.
Dengan self-compassion, seseorang akan memandang bahwa setiap masalah yang dialami merupakan bagian dari dinamika kehidupan.
- Mindfulness
Mindfulness berarti menyadari pikiran dan perasaan yang menyakitkan dan menyeimbangkan hal tersebut dengan tidak merespon secara berlebihan.
Saat menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, hadapilah dengan tidak melebih-lebihkan apa yang dirasakan dan tidak terfokus pada perasaan menyakitkan yang dialami.
Belajarlah untuk menerima dan berusaha memahami apa yang dirasakan tanpa memberikan penolakan.
Moms dapat mengadopsi prinsip-prinsip ini untuk mengambil pendekatan yang lebih baik dalam menghadapi anxiety attack.
Kecemasan adalah bagian dari kondisi manusia. Jadi, Moms seharusnya tidak pernah merasa sendirian atau berbeda dari orang lain.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Bipolar: Ciri, Jenis, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
4. Buat Hati dan Pikiran Lebih Positif
Cara untuk mengatasi anxiety attack berikutnya, adalah dengan membuat hati dan pikiran menjadi lebih positif.
Singkirkan suara atau bisikan batin dalam hati atau pikiran yang menyebabkan Moms anxiety.
Ketika rasa cemas berlebihan muncul pun, sebaiknya jangan mendengarkan suara hati dan pikiran negatif sehingga anxiety attack tidak semakin parah.
Cobalah untuk berani mengatasi anxiety yang muncul dalam diri.
Jangan sampai kalah dan menyerah karena akan merugikan diri sendiri.
Meski rasanya tak mudah, Moms pasti bisa melatih diri untuk selalu berpikiran positif.
Selain itu, meningkatkan ketahanan dan kecerdasan emosional juga sangat berharga bagi kesejahteraan diri secara keseluruhan, dan secara alami membantu Moms dalam menangani kecemasan.
5. Coba Hilangkan Anxiety dengan Olahraga
Penelitian terbaru telah memastikan bahwa olahraga dapat mengurangi gejala kecemasan.
Dikutip dari Mayo Clinic, olahraga bermanfaat dalam hal pengurangan kecemasan.
Hal ini karena dapat melepaskan bahan kimia otak, seperti endorfin, mengurangi bahan kimia sistem kekebalan yang dapat membuat seseorang merasa sedih dan meningkatkan suhu tubuh, yang dapat membantu diri merasa lebih tenang.
Secara psikologis, olahraga juga dapat membantu Moms merasa lebih percaya diri, mengalihkan perhatian dari kekhawatiran, meningkatkan interaksi sosial dan memungkinkan untuk mengatasi stres dengan cara yang sehat.
6. Meminta Bantuan Profesional
Apabila seluruh cara yang telah disebutkan di atas tak dapat membantu Moms mengatasi anxiety attack, sebaiknya segera meminta bantuan professional.
Moms perlu konsultasi dengan ahli sehingga masalah psikologis ini dapat teratasi.
Baca Juga: Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Mari Kenali Sebelum Konseling!
Itu dia Moms, serba-serbi tentang kondisi anxiety attack yang bisa diketahui. Semoga berguna!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430973/
- https://www.psychalive.org/anxiety/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23541163/
- https://www.psychalive.org/how-to-stop-anxiety/
- https://mentalhealth.org.nz/conditions/condition/panic-disorder
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/panic-attack
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.