Bolehkah Ibu Hamil Kerokan saat Masuk Angin? Ini Penjelasannya!
Saat memasuki waktu kehamilan, ibu hamil akan merasakan banyak perubahan dalam tubuhnya. Hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang mengganggu dan membutuhkan penanganan segera agar tidak mengganggu kehamilan secara keseluruhan.
Hal yang biasanya terasa adalah rasa sakit yang terasa di beberapa bagian badan, bahkan sering terasa seperti masuk angin. Ada Moms yang menggunakan minuman herbal untuk membuat rileks, tapi ada juga lebih memilih untuk dipijat, akupuntur, atau bahkan kerokan.
Masyarakat Indonesia tentunya tidak aneh lagi dengan kerokan. Biasa menjadi alternatif untuk memijat, kerokan sering dilakukan saat seseorang merasa masuk angina tau tidak enak badan. Ternyata, kerokan adalah salah satu teknik pijat kuno alternatif yang disebut Gua Sha dari Tiongkok.
Meski dipercaya turun temurun dan banyak testimoni positif tentang itu, tapi bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin? Sebab, ada perubahan tubuh yang sedang terjadi saat itu dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi perkembangan janin dan ibu hamil.
Sebelum mengetahui jawaban bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin, Moms bisa mempelajari dahulu beberapa hal tentang kerokan yang bisa dijadikan pertimbangan.
Baca Juga: Mengatasi Radang Tenggorokan Saat Hamil
Mengenal Kerokan
Foto: Cityacupunturecircle.com
Kerokan atau Gua Sha adalah terapi alternatif alami yang melibatkan pengikisan kulit dengan alat pijat untuk meningkatkan sirkulasi darah. Orang yang melakukan kerokan akan mengikis kulit dengan pukulan pendek atau panjang untuk merangsang mikrosirkulasi jaringan lunak, yang meningkatkan aliran darah.
Orang tersebut membuat pukulan-pukulan dengan alat khusus seperti batu. Caranya, pemijat akan mengoleskan minyak pijat ke kulit kemudian menggunakan alat tersebut untuk berulang kali dengan cara mengikis dan memberikan penekanan di atas kulit dengan gerakan ke bawah.
Dalam Gua Sha, teknik tersebut dimaksudkan untuk mengatasi energi stagnan yang disebut chi, di dalam tubuh yang diyakini bisa bertanggung jawab atas adanya peradangan. Karena peradangan adalah penyebab dari beberapa kondisi yang berhubungan dengan nyeri kronis.
Mengikis permukaan kulit dianggap membantu memecah energi ini, mengurangi peradangan, dan mempercepat penyembuhan. Kerokan umumnya dilakukan di punggung, bokong, leher, lengan, dan kaki. Versi lembutnya bahkan digunakan pada wajah sebagai teknik pijatan wajah. Prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tanda merah biasanya hilang dalam waktu 3 - 5 hari.
Jadi, apakah boleh ibu hamil kerokan saat masuk angin? Temukan jawabannya di bawah ini ya Moms.
Baca Juga: Tak Perlu Takut, Pijat Kehamilan Ternyata Banyak Manfaatnya
Manfaat Kerokan
Foto: Lubbock.momcollective.com
Kerokan dipercaya dapat mengurangi peradangan, sehingga sering digunakan untuk mengobati penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, seperti artritis dan fibromyalgia, serta yang memicu nyeri otot dan sendi.
Ternyata, ada beberapa manfaat lain dari kerokan yang mendapat dukungan ilmiah, seperti:
1. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan hati, kerusakan hati, dan jaringan parut pada hati. Satu studi kasus di International Journal of Clinical Chemistry mengamati seorang pria dengan enzim hati yang tinggi, indikator peradangan hati.
Setelah 48 jam perawatan dengan Gua Sha, dia mengalami penurunan enzim hati. Hal ini membuat para peneliti percaya bahwa Gua Sha memiliki kemampuan untuk memperbaiki peradangan hati, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan hati.
2. Sakit Kepala atau Migrain
Jika sakit kepala Moms tidak merespons obat yang dijual bebas, mungkin Gua Sha dapat membantu. Penelitian Forchende Komplementarmedizin pada perempuan 72 tahun yang hidup dengan sakit kepala kronis, menemukan kondisinya yang membaik setelah mendapatkan perawatan Gua Sha selama 14 hari.
3. Pembengkakan Payudara
Moms mungkin masih bertanya-tanya bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin. Namun, untuk ibu menyusui, kerokan ternyata bisa sangat membantu lho.
Pembengkakan payudara adalah kondisi saat payudara dipenuhi dengan ASI dan biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama menyusui, atau jika ibu jauh dari bayi karena alasan apa pun. Payudara menjadi bengkak dan nyeri, sehingga bayi sulit untuk menyusu. Ini biasanya kondisi sementara.
Penelitian Hu Li Za Zhi The Journal of Nursing menunjukkan bahwa ibu menyusui yang mendapatkan perawatan Gua Sha dari hari kedua setelah melahirkan hingga meninggalkan rumah sakit dan menemukan bahwa banyak yang melaporkan lebih sedikit tentang pembengkakan payudara.
4. Sakit Leher
Teknik Gua Sha juga terbukti efektif untuk menyembuhkan sakit leher kronis. Untuk menentukan keefektifannya, Pain Medicine mengumpulkan 48 peserta studi yang dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok dirawat dengan Gua Sha dan kelompok lainnya menggunakan bantalan pemanas termal untuk mengobati sakit leher. Setelah satu minggu, peserta yang menerima Gua Sha melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima Gua Sha.
5. Sindrom Tourette
Sindrom Tourette melibatkan gerakan tak sadar seperti tics wajah, membersihkan tenggorokan, dan ledakan suara. Menurut satu studi kasus di Journal of Acupuncture and Meridian Studies, Gua Sha yang dikombinasikan dengan terapi lain mungkin telah membantu mengurangi gejala sindrom Tourette pada peserta penelitian.
6. Sindrom Perimenopause
Perimenopause terjadi saat perempuan mendekati menopause. Gejalanya meliputi:
- Insomnia.
- Periode menstruasi tidak teratur.
- Kegelisahan.
- Kelelahan.
- Hot flashes.
Namun, satu studi di National Center for Biotechnology Information, menemukan bahwa Gua Sha dapat mengurangi gejala perimenopause pada beberapa perempuan. Para peneliti percaya terapi Gua Sha mungkin merupakan obat yang aman dan efektif untuk sindrom ini.
Baca Juga: 4 Essential Oil untuk Pijat Hamil yang Aman dan Menenangkan
Bolehkah Ibu Hamil Kerokan saat Masuk Angin?
Foto: Freepik.com
Karena Kerokan umumnya dilakukan di punggung, bokong, leher, lengan, dan kaki, ada baiknya untuk memperhatikan keluhan apa yang dirasakan dan bagian mana yang terasa sakit atau linu. Sebab saat hamil, harus berhati-hati untuk melakukannya.
Jadi, bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin? Jika dilakukan di bagian-bagian tertentu dan bukan bagian perut atau bagian lain yang akan memicu kontraksi diperbolehkan. Apalagi setelah melihat beberapa manfaat kerokan, tentu saja akan sangat baik untuk ibu hamil jika bisa mendapatkan manfaat tersebut.
Karena termasuk dalam teknik tradisional sebagai obat penyembuhan alami, kerokan secara umum aman dilakukan bahkan untuk ibu hamil. Ini biasanya seharusnya menyakitkan, tetapi prosedurnya dapat mengubah penampilan kulit.
Ini karena melibatkan gosokan atau kikisan pada kulit akibat adanya pijatan atau tekanan dari batu atau alat bantu lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pembuluh darah kecil yang disebut kapiler di dekat permukaan kulit bisa pecah dan menyebabkan kulit memar dan pendarahan ringan.
Perbedaan kerokan dengan teknik lain bisa dilihat setidaknya dari 3 ciri yang membedakannya dengan terapi manual lainnya:
- Melakukan gerakan seperti mengikis kulit secara berulang dengan tekanan tertentu dengan alat khusus yang sengaja ditekankan ke dalam fasia.
- Penerapannya terutama dilakukan di sepanjang otot.
- Perawatan dengan sengaja menciptakan petechiae.
Moms yang saat hamil mengalami cedera juga bisa melakukan kerokan. Karena kerokan dapat juga bermanfaat untuk mengatasi nyeri sendi, nyeri otot, dan linu yang biasanya dirasakan di area tertentu saat hamil.
Namun tentu saja, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak dilakukan di area terlarang seperti perut. Untuk sedikit meredakan ketegangan otot, Moms bisa melakukan kerokan untuk membuat rileks bagian tubuh yang kaku.
Pertanyaan bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin telah memiliki jawaban, yang dilengkapi dengan penjelasan ilmiah. Mudah-mudahan ini bisa menghilangkan keraguan bagi Moms yang akan melakukannya. Tetap berhati-hati ya Moms.
Apakah Moms termasuk salah satu ibu hamil kerokan saat masuk angin? Yuk share pengalaman Moms di kolom komentar!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.