Benarkah Daging Kambing Penyebab Hipertensi? Ini Faktanya!
Banyak keyakinan di masyarakat bahwa daging kambing penyebab hipertensi. Benarkah demikian?
Menjelang Hari Raya Iduladha, konsumsi daging kambing biasanya meningkat.
Namun, di balik kelezatannya, beredar keyakinan di masyarakat bahwa daging kambing dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi para pecinta daging kambing, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi.
Faktanya, hubungan antara daging kambing dan hipertensi tidak sesederhana itu. Memang benar bahwa daging kambing mengandung lemak jenuh.
Namun, kadar lemak jenuh daging kambing justru lebih rendah dari daging sapi atau ayam.
Meski begitu, lemak jenuh memang menjadi salah satu penyebab meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
Artinya, kondisi inilah yang pada akhirnya dapat memicu hipertensi.
Untuk menjawab mitos dan kehawatiran kaitan daging kambing penyebab hipertensi, berikut penjelasan dari dr. Raphael Kosasih, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik di Rumah Sakit Permata Depok.
Baca Juga: 8 Resep Gulai Kambing Empuk, untuk Persiapan Idul Adha!
Nilai Gizi Daging Kambing
Daging kambing adalah sumber protein yang kaya dan memiliki kandungan gizi yang beragam.
Daging kambing mengandung protein yang relatif tinggi, sekitar 22-25 gram per 85 gram daging, serta kandungan vitamin B12, vitamin B6, dan vitamin B3 yang signifikan.
Selain itu, daging kambing juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi yang penting untuk kesehatan tulang, gigi, dan darah.
Daging kambing juga memiliki kandungan lemak jenuh yang relatif tinggi dibandingkan dengan daging sapi dan ayam.
Baca Juga: Batas Kadar Kolesterol Normal serta Cara Mengeceknya
Benarkah Daging Kambing Penyebab Hipertensi?
Mitos yang beredar bahwa daging kambing penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi) sejatinya tidak benar.
Menurut dr. Raphael, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan kaitan antara daging kambing dan hipertensi.
"Belum ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa konsumsi daging kambing secara langsung berdampak pada meningkatnya tekanan darah," tegasnya.
Sebaliknya, daging kambing justru memiliki kadar lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibanding daging ternak lainnya.
"Daging kambing tergolong daging yang memiliki kadar lemak dan kolesterol yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan daging unggas, babi, domba, dan daging sapi." sambungnya.
Ia juga mengatakan bahwa studi pada hewan yang menunjukkan bahwa konsumsi daging kambing tidak menunjukkan perbedaan tekanan darah bila dibandingkan dengan daging ayam.
Namun, konsumsi garam dan santan dalam olahan daging kambing berpotensi untuk meningkatkan tekanan darah.
Jadi, bukan daging kambingnya yang memicu hipertensi, melainkan olahan bumbu yang ada pada masakan itu, Moms.
Baca Juga: 7+ Manfaat Buah Alkesa bagi Kesehatan, Baik untuk Hipertensi!
Cara Mengolah Daging Kambing
Seperti dijelaskan sebelumnya, tidak ada bukti ilmiah bahwa daging kambing dapat memicu tekanan darah tinggi.
Namun, ada beberapa hal yang perlu Moms perhatikan saat mengolah daging kambing.
Dokter Raphael menjelaskan, ada beberapa jenis masakan yang berpotensi memicu naiknya tekanan darah.
"Sebaiknya daging kambing tidak diolah dengan menambahkan santan, garam, dan minyak goreng yang berlebihan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia juga menyarankan cara mengolah daging kambing yang lebih sehat dan ramah bagi penderita darah tinggi.
"Bagi penderita hipertensi, santan bisa diganti dengan krimer nabati dan menghindari penggunaan garam dapur berlebihan atau mengganti garam dapur dengan garam rendah natrium," sambungnya.
Masakan yang tidak terlalu banyak mengandung garam natrium, santan, dan minyak goreng relatif lebih ramah bagi penderita hipertensi.
Oleh karena itu, alih-alih menyalahkan daging kambing sebagai penyebab hipertensi, ada baiknya kita menghindari penggunaan bahan masakan yang juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Jika Moms terbiasa mengonsumsi masakan olahan daging kambing seperti tongseng dan gulai, Moms perlu waspada, ya.
Selain itu, dr. Raphael juga menjelaskan bahwa hipertensi pada dasarnya tidak memiliki gejala.
Namun, dalam beberapa kasus yang cukup parah, hipertensi dapat memicu nyeri kepala, mual, hingga penurunan berat badan.
"Meski tidak ada gejala, tetapi pasien dengan tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merasakan nyeri kepala hebat, pusing berputar, mual muntah, pandangan ganda atau buram, sesak, berdebar-debar, dan penurunan kesadaran," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Resep Sop Kambing, Dagingnya Empuk dan Tidak Bau!
Anjuran Konsumsi Daging Kambing
Meski memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang relatif rendah jika dibandingkan daging merah lainnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi.
Menurut penjelasannya, hal Ini berkaitan dengan bagian daging kambing yang mengandung lebih sedikit lemak.
"Penderita darah tinggi mungkin lebih aman apabila mengonsumsi bagian punggung bawah (loin) dan kaki belakang karena mengandung lebih sedikit lemak apabila dibandingkan dengan bagian bahu, dada, dan perut kambing," jelasnya.
Selain itu, penderita hipertensi juga disarankan untuk menghindari konsumsi jeroan dan otak kambing karena mengandung banyak lemak dan kolesterol.
Ia juga menambahkan, jika diolah dan dimasak dengan benar, konsumsi daging kambing memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk berperan dalam program penurunan berat badan.
"Apabila diolah dengan cara yang sehat, dibandingkan dengan daging ayam atau daging sapi, (daging kambing) dapat menjadi pilihan sumber protein hewani dalam program penurunan berat badan," jelasnya.
Tak hanya itu, konsumsi daging kambing juga dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah pada penderita anemia.
Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah yang tinggi serat, ini bisa mengurangi penyerapan lemak dan kolesterol berlebih dari masakan.
Penelitian menunjukkan konsumsi serat sekitar 25-30gram/hari dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Baca Juga: 10 Jenis Kambing di Indonesia dan Kisaran Harganya
Jadi kesimpulannya, daging kambing penyebab hipertensi tidaklah benar dan hanya mitos belaka, ya.
Moms atau Dads tetap bisa mengonsumsi daging kambing meski memiliki penyakit hipertensi, namun dengan olahan yang tepat.
Yuk, mulai sekarang mulai memperhatikan olahan masakan yang sehat salah satunya dengan mengurangi konsumsi garam!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.