Selalu Marah saat Dikritik, Apa Penyebabnya?
Moms, terkadang perasaan sakit hati memang tidak dapat dihindari ketika mendapat sebuah kritikan.
Meskipun, kritikan dari orang lain tersebut bisa saja ada benarnya dan bertujuan untuk kebaikan Moms juga.
Menurut Dr. Martin Paulus, psikiater di University of California, sebenarnya ada dua bagian dari otak yang menentukan bagaimana seseorang merespons saat dikritik, yaitu amigdala dan korteks prefrontal medial.
“Amigdala menentukan apa yang kita anggap penting, sementara korteks prefrontal medial mengatur bagaimana kita bereaksi terhadap rangsangan emosional, seperti kritikan,” ungkap Dr. Martin.
Ketika Moms tidak disukai saat dikritik, maka amigdala yang berperan besar.
Namun, bagaimana ketika Moms selalu marah saat dikritik? Apa yang menjadi dasarnya? Ini ulasan selengkapnya.
Penyebab Marah saat Dikritik Berkaitan dengan Gangguan Mental
Foto: cleverism.com
Dilansir dari Anxiety and Depression Association of America, seseorang yang sangat sulit menerima kritikan bisa berkaitan dengan gangguan depresi dan kecemasan. Mengapa demikian? Begini penjelasan sederhananya, Moms.
Seseorang yang depresi cenderung sangat kritis terhadap diri sendiri dan kerap kali menghakimi dirinya sendiri.
Ketika mendapatkan sebuah kritikan, mereka akan menganggap itu peristiwa memalukan dan merasa dirinya sangat kurang.
Begitu pula dengan seseorang yang memiliki gangguan kecemasan akan merasa sangat terganggu saat mendapatkan kritikan.
Mereka cenderung merasa sangat takut untuk dihakimi dan dikritik karena menganggap itu sebuah ancaman.
Pada akhirnya, seseorang yang depresi dan punya gangguan kecemasan akan merasa sedih tapi juga marah pada diri sendiri saat dikritik.
Tentunya seseorang yang punya gangguan depresi dan kecemasan memiliki gejala lainnya.
Namun, ketika Moms menyadari mempunyai gangguan kesehatan mental tersebut, tidak mudah untuk bisa menerima sebuah kritikan.
Untuk itu, cara yang tepat tetap fokuskan untuk menenangkan diri sendiri dengan mengambil napas dalam-dalam yang lambat.
Fokus terhadap apa yang dikatakan oleh orang lain dan bukan menganggap hal ini sebagai sebuah ancaman.
Baca Juga: Gampang Marah pada Anak ? Ikuti Tips Meredam Amarah menurut Pandangan Islam
Berhubungan Juga dengan Gangguan Kepribadian Narsistik
Foto: freepik.com
Berbeda dengan seseorang yang mengalami depresi atau gangguan kecemasan, seseorang yang punya kepribadian narsistik akan marah saat dikritik.
Mereka tidak mampu untuk mempertahankan ketenangan emosional dan siap menyerang orang lain apabila mereka diganggu.
Dilansir dari Psychology Today, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik akan memiliki beberapa gejala di antaranya:
- Terus berusaha membuktikan bahwa mereka unggul
- Bersikap sangat egois dan tidak mampu berempati terhadap perasaan orang lain
- Sering merendahkan dan mempermalukan orang lain
“Narsisis terkenal sulit untuk dihadapi karena sangat pintar manipulasi. Mereka tahu perkataan atau perlakuan apa yang sekiranya mampu menekan orang lain,” ungkap Britt Frank, pekerja sosial master berlisensi.
Tentunya gangguan kepribadian narsistik tidak hanya sebatas marah saat dikritik, tapi jauh lebih kompleks daripada itu.
Jadi, coba kembali perhatikan apakah Moms menunjukkan gejala-gejala di atas?
Baca Juga: 3 Prinsip Peaceful Parenting, Mengasuh Anak Tanpa Marah-marah
Cara Hadapi Kritikan
Foto: aitp.org
Jika Moms tidak termasuk di antara gangguan kesehatan mental yang sudah disebutkan, maka bisa bernapas lega.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melatih diri agar mampu menerima kritikan. Ya, kritikan bisa berasal dari siapa saja, bahkan orang-orang terdekat kita.
Maka, cara terbaik meresponnya dengan tersenyum. Ya, tersenyum, bahkan senyum palsu, dapat membantu tubuh menjadi lebih rileks. Hal ini akan meningkatkan energi positif di dalam tubuh Moms.
Lalu, jangan langsung merespon kritik yang diberikan. Seringnya, respon yang langsung keluar datang dari perasaan marah atau terluka.
Coba tenangkan diri terlebih dahulu dan buang perlahan rasa amarah dalam pikiran kita.
Baca Juga: Gampang Marah? Ini 4 Tips Mengatasinya
Cara ini tentunya membutuhkan proses, Moms. Kalau mau berlatih, maka dapat meningkatkan kesehatan mental kita, lho!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.