5 Penyebab Vagina Bau yang Harus Diwaspadai!
Menjaga kesehatan vagina penting untuk dilakukan agar fungsinya tetap berjalan dengan normal.
Nah, berhubungan dengan kesehatan organ reproduksi wanita ini, Moms mungkin sering merasa vagina berbau khas.
Tenang, seperti halnya dengan keringat, vagina pun memiliki bau yang khas.
Namun, lain halnya ketika bau vagina tiba-tiba menjadi tidak sedap atau cenderung menyengat.
Hal ini harus menjadi perhatian Moms karena bisa menjadi gejala dari kondisi tertentu. Bahkan, bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan pada vagina.
Baca Juga: Vagina Bau? Begini 5 Cara Mengatasinya
Penyebab Vagina Bau
Nah, ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab vagina mengeluarkan bau tak sedap, di antaranya:
1. Masa Menstruasi
Foto: newsbreak.ng
Vagina dapat berbau ketika Moms sedang menstruasi. Hal tersebut masih normal terjadi dan perubahan bisa menghilang ketika hari menstruasi sudah berakhir.
“Bau vagina sedikit lebih tajam ketika menstruasi. Alasannya, darah memiliki pH yang tinggi dan itu dapat membuang flora vagina sedikit selama menstruasi,” ujar Dr. Jessica Shepherd, asisten profesor kebidanan dan ginekologi dari Chicago.
Untuk itu, jangan pernah lupa untuk menjaga kebersihan vagina saat menstruasi.
Jurnal yang diterbitkan oleh BMC Infectious Diseases mengungkapkan dampak berbahaya jika tidak menjaga kebersihan vagina saat menstruasi.
Risikonya bisa mulai dari keputihan abnormal, infeksi vagina, hingga parahnya radang panggul.
2. Salah Memakai Pakaian Dalam
Foto: her.ie
Jenis pakaian dalam yang dipakai sebaiknya terbuat dari katun sehingga dapat menyerap keringat dengan baik.
Nah, salah memilih celana dalam bisa membuat area vagina menjadi panas dan lembap.
Hal ini memengaruhi keseimbangan pH vagina yang akhirnya membuat bau vagina jadi tidak sedap.
Jadi, pilih pakaian dalam yang dengan jenis bahan yang tepat, ya!
Baca Juga: Pakaian Dalam Pria Bisa Memengaruhi Kualitas Sperma
3. Alami Bacterial Vaginosis
Foto: newtimes.co.rw
Vagina bau bisa menjadi indikasi penyakit, seperti bacterial vaginosis (BV). Infeksi vagina ini paling umum terjadi di usia 15-44 tahun dan terjadi ketika terlalu banyak bakteri tertentu di vagina.
Gejala lainnya adalah keputihan dengan bau yang tidak sedap, nyeri saat buang air kecil, dan vagina terasa gatal serta iritasi.
“BV biasanya terjadi pada orang-orang yang aktif secara seksual. Orang yang melakukan douche juga berisiko tinggi alami infeksi vagina ini. Pengobatan harus segera dilakukan bisa dengan mengonsumsi antibiotik dan menjaga kesehatan vagina dengan baik,” ungkap Dr. Lauren Streicher, dokter kandungan dari Feinberg School of Medicine.
4. Gejala Trikomoniasis
Foto: clicks.co.za
Bau tidak sedap pada vagina bisa menjadi gejala dari trikomoniasis. Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang dapat menyerang pria maupun wanita. Penyakit ini disebabkan infeksi dari parasit Trichomonas vaginalis.
Dilansir dari Mayo Clinic, wanita yang alami trikomoniasis memiliki gejala seperti keputihan yang berbau busuk, buang air kecil terasa menyakitkan, dan vagina terasa sangat gatal. Segera periksakan ke dokter ya, Moms ketika alami gejala tersebut.
Baca Juga: Vagina Anak Bau, Apa yang Harus Dilakukan?
5. Tanda dari Penyakit Radang Panggul
Foto: regencyhealthcare.in
Radang panggul terjadi ketika bakteri ditularkan secara seksual atau bisa juga dari infeksi gonore yang tidak diobati, berpindah dari vagina ke rahim, ovarium, atau saluran tuba.
Selain bau vagina tidak sedap, gejala lainnya adalah rasa sakit di perut bagian bawah dan daerah panggul, pendarahan saat atau setelah berhubungan seks, demam, dan nyeri saat buang air kecil.
Segera obati kondisi ini karena bisa berbahaya dan mengakibatkan komplikasi berbahaya hingga ketidaksuburan pada wanita.
Moms, itulah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan vagina memiliki bau tidak sedap. Selain kebiasaan-kebiasaan tertentu, vagina bau dapat terjadi karena infeksi bakteri atau jamur.
Setiap wanita mungkin akan mengalami kondisi yang berbeda, jadi pastikan Moms mendapatkan diagnosis yang tepat, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.