Perbedaan Sariawan dan Herpes Pada Balita, Jangan Tertukar!
Supaya tidak bingung dan tertukar lagi, mari perhatikan dulu perbedaan sariawan dan herpes berikut ini ya, Moms.
Meski sama-sama terjadi di area mulut, sariawan dan herpes pada balita sebenarnya adalah dua kondisi yang sangat berbeda penyebab, gejala, dan pengobatannya.
Penyebab Sariawan pada Balita
Foto: parenting.firstcry.com
Perbedaan sariawan dan herpes pada balita yang pertama terletak pada penyebabnya. Kalau menurut informasi dalam situs University of Michigan, sariawan adalah kondisi tidak menular yang penyebabnya ternyata belum diketahui secara pasti.
Namun, diduga dipicu oleh berbagai faktor, seperti trauma fisik (misal: tidak sengaja tergigit), alergi makanan, kurang vitamin, infeksi virus, atau kebersihan mulut yang kurang baik.
Baca Juga: Penyebab Sariawan di Lidah dan Cara Mengatasinya
Penyebab Herpes pada Balita
Foto: cutebabyblog.com
Sedangkan dijelaskan dalam ensiklopedia kesehatan University of Rochester Medical Center, kalau herpes oral atau cold sores pada balita adalah kondisi menular yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks 1 (HSV-1).
Penularan HSV pada balita biasanya terjadi melalui ciuman di area pipi dan bibir ataupun berbagi peralatan makan dan handuk dengan orang yang sudah terinfeksi. Jadi sebaiknya jangan biarkan Si Kecil dicium oleh sembarang orang ya, Moms.
Gejala Sariawan pada Balita
Foto: momjunction.com
Perbedaan sariawan dan herpes pada balita juga terlihat dari gejala dan letaknya lho, Moms.
Seperti dituliskan oleh Jill Seladi-Schullman, PhD, sariawan hanya terjadi pada selaput lendir di dalam mulut, seperti gusi, bagian dalam pipi atau bibir, lidah, atau bagian belakang langit-langit mulut.
Luka sariawan sendiri berbentuk lingkaran atau oval berwarna putih keabuan di bagian tengah, dengan tepi yang berwarna kemerahan. Biasanya akan terasa sakit bila bersentuhan dengan makanan atau gigi selama 3-4 hari.
Baca Juga: 7 Cara Mengobati Sariawan dengan Bahan Alami
Gejala Herpes pada Balita
Foto: momjunction.com
Berbeda dengan sariawan, herpes oral lebih banyak terjadi di bagian luar mulut atau sekitar area bibir. Pada balita yang baru pertama kali mengalaminya, gejala herpes terkadang berada di dalam mulut sehingga sering dikira sariawan.
Gejala utama herpes sendiri adalah blister atau luka lepuh berisi cairan, yang bisa muncul satuan atau berkelompok.
Luka herpes pada mulut balita biasanya terasa gatal, panas, dan terkadang mengeluarkan cairan selama masa infeksi, yaitu sekitar 7 sampai 10 hari. Setelah itu luka akan terlihat mengering dan berkerak.
Pada balita yang baru pertama kali mengalami herpes oral, gejala luka lepuh di area bibir seringkali disertai juga dengan demam.
Pengobatan Sariawan pada Balita
Foto: healthline.com
Sariawan pada balita umumnya bisa sembuh sendiri tanpa diobati kok, Moms. Namun untuk luka yang cukup besar bisa diobati dengan menggunakan krim yang mengandung zat aktif seperti benzocaine, hidrogen peroksida, atau fluocinonide.
Baca Juga: Sering Sariawan? Mungkin ini Penyebabnya!
Pengobatan Herpes Pada Balita
Foto: singaporemotherhood.com
Menurut American Academy of Pediatrics, sayangnya sampai saat ini belum ada pengobatan yang bisa menghilangkan virus penyebab herpes. Bahkan setelah gejala diredakan dengan krim atau obat , HSV-1 akan tetap ada di saraf tubuh balita.
Gejala herpes bisa kembali kambuh bila dipicu faktor seperti paparan sinar matahari yang menyengat, suhu terlalu panas atau dingin, demam, atau stress.
Setelah tahu perbedaan sariawan dan herpes pada balita, jangan segan memeriksakan Si Kecil ke dokter kalau tidak yakin apa yang harus dilakukan ya, Moms.
Nah, apa Moms pernah punya pengalaman menghadapi balita yang sariawan atau herpes?
(WA/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.