Serba-serbi Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya
Pernah mendengar istilah quarter life crisis? Atau apakah sedang mengalami fase ini?
Menjadi dewasa memang keharusan, karena waktu terus bergerak maju.
Namun, tidak jarang hal tersebut menimbulkan krisis dalam diri, lho.
Satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah, mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
Salah satu cara yang dilakukan adalah, mengenali karakteristik quarter life crisis.
Di fase ini, akan muncul beberapa pertanyaan dalam pikiran seseorang.
Misalnya, apakah pekerjaan yang dijalani benar sesuai, muncul rasa bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, dan lain-lain.
Sejumlah pertanyaan tersebut biasanya mengarah pada tujuan hidup, akibat rasa tidak bahagia yang dialami.
Sebenarnya hal tersebut wajar terjadi. Apalagi di rentang usia yang masih bergulat tentang makna jati diri.
Baca Juga: 16 Rekomendasi Buku Self Healing untuk Mengurangi Anxiety
Quarter Life Crisis, Apakah Itu?
Dilansir dari Bradley University, quarter life crisis adalah periode pencarian jati diri yang terjadi pada seseorang di rentang usia 25-30 tahun.
Cirinya sendiri dapat terlihat dari kebingungan dan kebimbangan akan kehidupan yang dijalani, salah satunya oleh banyaknya pilihan jalan menentukan hidup.
Dilansir dari The Guardian, quarter life crisis merupakan kondisi yang memengaruhi 86 persen kaum milenial saat ini dengan gejala rasa tidak nyaman, kesepian, dan depresi.
Terlepas dari itu semua, quarter life crisis merupakan suatu hal yang penting untuk dialami.
Tujuannya untuk mengenali diri lebih dalam, sehingga mampu mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Quarter life crisis bukan suatu hal yang harus ditakutkan. Bisa dibilang, keadaan ini merupakan transisi menuju fase hidup berikutnya.
Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik agar dapat menjalani hidup yang lebih bahagia di kemudian.
Baca Juga: Sering Merasa Insecure? Kenali Penyebab dan Atasinya
Apa Saja Ciri Quarter Life Crisis yang Tampak?
Jika Moms masih bingung, berikut ini beberapa ciri quarter life crisis yang perlu diketahui:
1. Merasa Terjebak dengan Rutinitas
Dilansir dari The Guardian, perasaan terjebak biasanya terjadi pada pekerjaan, hubungan pribadi, atau keduanya.
Perasaan ini adalah ilusi. Padahal Moms bisa pergi, tetapi merasa terkunci pada suatu keadaan.
Seseorang dengan ciri quarter life crisis ini biasanya sudah matang dari segi finansial dan pekerjaan.
Namun, merasa bahwa rutinitas pekerjaan tersebut tidak membuat perasaan bahagia.
Hal tersebut dapat terjadi akibat Moms menjalaninya hanya karena ingin membahagiakan orang tua atau sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Mencemaskan Masa Depan
Mencemaskan masa depan biasanya dapat terjadi kapan pun, dan di mana pun.
Termasuk sedang nongkrong bersama teman-teman di kedai kopi.
Di sela-sela waktu, biasanya muncul pikiran dalam benak kekhawatiran tentang masa depan.
Pikiran bahkan bisa saja menghampiri meski sedang beristirahat.
3. Minder dengan Keberhasilan Teman
Minder dengan keberhasilan teman kerap muncul setelah melihat media sosial.
Entah keberhasilan dalam segi finansial atau kehidupan.
Apalagi jika teman terlihat bahagia dengan kehidupannya. Moms bisa saja minder akan hal tersebut.
Baca Juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma
4. Menyadari Hidup Tidak Seindah Mimpi
Saat kecil, menjadi dewasa adalah sesuatu yang diimpikan.
Mulai dari bebas bepergian, memiliki uang banyak, sampai menikah dengan orang yang disayang.
Hal tersebut mungkin saja terus-menerus melekat dalam pikiran, sampai Moms lupa jika hidup tidak seindah yang dibayangkan.
5. Tidak Bahagia Meski Memiliki Segalanya
Kondisi ini bisa saja terjadi saat Moms sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup, tetapi tidak merasa puas dan bahagia.
Hal tersebut bisa saja terjadi akibat lingkungan kerja yang tidak nyaman, atau bekerja tidak sesuai dengan passion.
Baca Juga: 10 Cara Agar Percaya Diri, Bikin Hidup Lebih Bahagia!
Jangan Terlarut, Begini Langkah Mengatasinya
Jika terlarut dalam quarter life crisis, kondisi tersebut dapat berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan semangat hidup seseorang, sehingga Moms tidak boleh berdiam diri dan harus segera bangkit.
Seseorang yang tengah memasuki fase quarter life crisis biasanya akan menarik diri dari pergaulan dan membatasi lingkup pertemanan.
Dilansir dari Life Hack, agar hidup menjadi lebih produktif dan positif, berikut ini beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi quarter life crisis:
1. Mengenali Diri Sendiri
Langkah pertama dalam mengatasi quarter life crisis adalah mengenali diri sendiri.
Dengan mengenali diri sendiri lebih jauh, Moms akan mengetahui hal yang ingin dilakukan ke depannya.
Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, dan motivasi untuk menjalani hidup, serta mengetahui apa tujuan hidup sebenarnya.
2. Jangan Suka Memendam Masalah
Jangan memendam masalah menjadi tips mengatasi quarter life crisis selanjutnya.
Jika Moms memiliki keraguan akan suatu hal, coba ceritakan dengan orang terdekat.
Bisa saja orang tersebut memiliki jalan keluar dari masalah yang Moms alami.
Jangan berdiam diri di satu tempat saja, sebaiknya cari solusi terbaik.
Sebagai makhluk sosial, Moms juga membutuhkan bantuan orang lain untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
3. Jangan Membandingkan Diri Sendiri dan Orang Lain
Langkah selanjutnya dalam mengatasi quarter life crisis adalah jangan membandingkan diri dengan orang lain.
Jika dilakukan, hal tersebut tidak akan ada habisnya, karena akan ada banyak orang yang lebih baik dari kita.
Hal yang penting untuk dilakukan adalah, fokus terhadap pengembangan diri sendiri.
Jika sudah begitu Moms akan berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
Baca Juga: 16 Ciri-Ciri Depresi, dari Emosional hingga Ingin Bunuh Diri
4. Membuat Rencana Hidup
Membuat rencana hidup tidak perlu dilakukan terlalu jauh, cukup dengan rencana 5 tahun ke depan.
Rencanakan segala sesuatunya, termasuk ingin berada di mana dan sudah memiliki apa saja.
Selain itu, pikirkan dengan matang bagaimana Moms bisa meraih mimpi dalam waktu 5 tahun tersebut.
Selain itu, quarter life crisis juga bisa dihadapi dengan membuat perencanaan matang dalam hal finansial beberapa tahun ke depan.
Hal tersebut bertujuan agar Moms memiliki tabungan untuk masa depan, sehingga hidup dapat tertata dengan lebih baik.
5. Melakukan Hal yang Disukai
Jika Moms merasa tidak produktif, cobalah untuk melakukan hal yang disukai dengan aktivitas baru.
Aktivitas yang produktif mampu mengembangkan kemampuan dalam diri dan dapat membuat Moms merasa jauh lebih baik.
Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan adalah, mengikuti kursus, bersih-bersih rumah, pergi hangout bersama teman, atau sekadar berjalan-jalan berkeliling kota.
6. Temukan Support System
Memiliki sistem dukungan (support system) yang solid dari orang-orang sekitar dapat sangat membantu kita dalam melewati quarter life crisis.
Hal ini karena supprt system bisa memberikan tempat yang aman untuk berbagi perasaan, kekhawatiran, dan ketidakpastian yang Moms alami.
Mereka dapat mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan yang membuat Moms merasa didengar dan dipahami.
Selain itu, support system dapat memberikan dorongan yang diperlukan untuk melangkah maju dan mengambil tindakan dalam mencapai tujuan Moms.
7. Cari Bantuan Profesional
Dalam menghadapi quarter life crisis, dukungan profesional bisa sangat bermanfaat.
Oleh karenanya, Moms dapat menghubungi psikolog, konselor, atau terapis yang berpengalaman dalam membantu individu menghadapi quarter life crisis.
Terkadang hal ini sangat diperlukan, terutama jika perasaan keterpurukan, kebingungan, atau ketidakpuasan berlanjut dan memengaruhi kesejahteraan Moms secara keseluruhan.
Seorang profesional kesehatan mental dapat mengajarkan keterampilan dan strategi penanganan yang efektif untuk mengatasi stres, kecemasan, ketidakpastian, dan masalah lain yang mungkin muncul selama quarter life crisis.
Mereka juga dapat membantu Moms dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, pengaturan emosi, dan manajemen stres yang sehat.
Baca Juga: 10 Dampak Psikologis Anak Broken Home, Tak Hanya Kesepian!
Quarter life crisis menjadi salah satu fenomena yang umum dialami kaum milenial. Penyebab utamanya sendiri ternyata berasal dari diri dan lingkungan sekitar.
Dalam menghadapinya, dibutuhkan sikap yang positif agar dapat melalui hal-hal yang terjadi. Jangan lupa untuk segera mengatasi gejala yang muncul, ya.
Jika dibiarkan berlarut, bukan hanya kehidupan pribadi saja yang akan terganggu, relasi Moms dan lingkungan sosial pun bisa saja terputus.
- https://onlinedegrees.bradley.edu/blog/understanding-the-quarter-life-crisis/
- https://www.theguardian.com/society/2011/may/05/quarterlife-crisis-young-insecure-depressed
- https://www.forbes.com/sites/julesschroeder/2016/09/08/millennials-this-is-what-your-quarter-life-crisis-is-telling-you/
- https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/7-things-millenials-can-beat-the-quarter-life-crisis.html
- https://www.choosingtherapy.com/quarter-life-crisis/
- https://blog.zencare.co/quarter-life-crisis-coping/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.