15 Oktober 2024

Radang Vagina: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Radang vagina adalah hal yang biasa dialami wanita

Moms pasti pernah mendengar berbagai kondisi atau gangguan kesehatan pada organ reproduksi wanita. Tapi, tahukah Moms soal radang vagina?

Radang vagina atau vaginitis merupakan salah satu kondisi kesehatan reproduksi wanita yang sangat umum.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, setidaknya sepertiga wanita menunjukkan gejala vaginitis beberapa kali sepanjang hidup mereka.

Radang vagina adalah infeksi yang menyerang wanita dari segala usia, meskipun paling sering terjadi selama tahun-tahun reproduksi mereka.

Karena prevalensi radang vagina pada wanita sangat tinggi, penting untuk mengetahui tanda-tanda untuk mengetahuinya dan mengobatinya sebelum terlambat.

Radang vagina menggambarkan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan infeksi atau peradangan pada vagina seorang wanita.

Baca Juga: 7 Gambar Vagina Sebagai Organ Reproduksi Wanita

Apa Itu Radang Vagina?

Radang vagina atau vaginitis adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan jamur dan bakteri yang biasanya hidup di vagina.

Seiring dengan ketidaknyamanan, wanita mungkin memerhatikan ada bau yang berbeda dari biasanya.

Seorang wanita mungkin mengalami radang vagina yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus.

Bahan kimia dalam sabun, semprotan, atau bahkan pakaian yang bersentuhan dengan area bakteri sehingga dapat mengiritasi kulit dan jaringan halus.

Namun, tidak selalu mudah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan dokter untuk menyelesaikannya dan memilih perawatan yang tepat.

Baca Juga: 13 Bahan Alami Mengencangkan Vagina agar Terasa Rapat!

Jenis dan Gejala Radang Vagina

Ilustrasi Radang Vagina (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Radang Vagina (Orami Photo Stock)

Dikutip dari Web MD, dokter menyebutkan terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan infeksi atau radang vagina.

Vagina biasanya akan mengeluarkan cairan yang biasanya bening atau sedikit keruh.

Pada sebagian besar wanita, begitulah cara vagina membersihkan dirinya sendiri secara alami. Namun, cairan normal ini tidak berbau dan menimbulkan gatal, Moms.

Sementara, salah satu tanda atau gejala radang vagina adalah munculnya keputihan.

Bedanya dengan keputihan normal adalah bau yang menyengat dan biasanya timbul rasa gatal.

Penderita radang vagina mungkin merasakan iritasi kapan saja dalam waktu sepanjang hari, tetapi biasanya itu akan benar-benar mengganggu di malam hari.

Tidak hanya itu, berhubungan seks juga dapat memperburuk beberapa gejala.

Seorang wanita yang mengalami radang vagina, dianjurkan menghubungi dokter pada saat:

  • Keputihan berubah warna
  • Keputihan berbau menyengat atau seperti bau busuk
  • Vagina terasa gatal, terbakar, bengkak, atau nyeri baik di sekitar atau luar vagina dan pangkal paha
  • Area kemaluan atau vagina seperti terbakar saat buang air kecil
  • Seks menjadi tidak nyaman

Baca Juga: 20 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

Penyebab Radang Vagina

Ilustrasi Radang Vagina (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Radang Vagina (Orami Photo Stock)

Penyebab radang vagina akan tergantung pada jenis peradangan yang dialami, yaitu:

1. Radang Vagina Bakterialis

Penyebab paling umum dari radang vagina ini adalah perubahan bakteri normal yang ditemukan di vagina seseorang.

Sehingga pertumbuhannya menjadi berlebih dari salah satu organisme lain.

Bakteri yang biasanya ditemukan di vagina (lactobacilli) kalah jumlah dengan bakteri lain (anaerob) di vagina.

Jika bakteri anaerob menjadi terlalu banyak, mereka mengganggu keseimbangan dan menyebabkan radang vagina bakterialis.

Jenis vaginitis ini tampaknya terkait dengan hubungan seksual, terutama jika Moms memiliki banyak pasangan seks atau pasangan baru.

Namun, kondisi radang vagina bakterialis juga bisa terjadi pada wanita yang tidak aktif secara seksual.

2. Infeksi Jamur

Ini terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari organisme jamur yaitu, C. albicans di vagina seseorang.

C. albicans juga menyebabkan infeksi di area lembap lainnya pada tubuh, seperti:

  • Di mulut (sariawan)
  • Lipatan kulit
  • Bantalan kuku

C. albians biasanya juga bisa menyebabkan ruam popok.

Penting diketahui, melansir dari jurnal Vaginal Candidiasis, kondisi ini pernah dialami oleh 70% perempuan yang mengalami masalah vagina di beberapa titik dalah hidup mereka.

3. Trikomoniasis

Infeksi menular seksual yang umum ini disebabkan oleh parasit bersel satu mikroskopis yang disebut Trichomonas vaginalis.

Organisme ini menyebar selama hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi.

Pada pria, organisme ini biasanya menginfeksi saluran kemih, tetapi seringkali tidak menimbulkan gejala.

Pada wanita, trikomoniasis biasanya menginfeksi vagina dan dapat menyebabkan gejala. Ini juga meningkatkan risiko wanita terkena infeksi menular seksual lainnya.

4. Radang Vagina Tidak Menular

Alat semprotan vagina, sabun beraroma, deterjen beraroma, dan produk spermisida dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi jaringan vulva dan vagina.

Benda asing, seperti kertas tisu atau tampon yang terlupa di dalam vagina juga dapat mengiritasi jaringan vagina.

5. Sindrom Menopause Genitourinari (Atrofi Vagina)

Kadar estrogen yang berkurang setelah menopause atau operasi pengangkatan ovarium dapat menyebabkan lapisan vagina menipis.

Terkadang mengakibatkan iritasi, rasa terbakar, dan kekeringan pada vagina.

Baca Juga: 20 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

Diagnosis Radang Vagina

Diagnosis Radang Vagina (Orami Photo Stock)
Foto: Diagnosis Radang Vagina (Orami Photo Stock)

Untuk mendiagnosis radang vagina, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan.

Khususnya infeksi menular seksual yang mungkin sudah dialami sebelumnya.

Dokter mungkin melakukan pemeriksaan panggul untuk memeriksa di dalam vagina apakah ada peradangan dan cairan berlebih.

Sampel cairan terkadang diambil dalam upaya untuk menentukan penyebab peradangan.

Penyebab radang vagina dapat didiagnosis dengan memeriksa:

  • Penampakan cairan vagina
  • Kadar pH vagina
  • Adanya amina yang mudah menguap (gas yang menyebabkan bau tidak sedap)
  • Deteksi mikroskopis dari sel-sel tertentu

Pengobatan Radang Vagina

Obat Radang Vagina
Foto: Obat Radang Vagina (Pexels.com)

Perawatan radang vagina yang harus diambil, akan tergantung pada penyebab dari penyakit tersebut, termasuk:

  • Penggunaan steroid topikal tingkat rendah yang dioleskan ke kulit
  • Antibiotik topikal atau oral
  • Antijamur
  • Krim antibakteri

Bakteri vaginitis (BV) atau Radang Vagina Bakterialis biasanya diobati dengan antibiotik, seperti metronidazole (Flagyl) atau klindamisin.

Sementara obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, biasanya adalah butokonazol dan klotrimazol.

Pilihan lainnya pada pengobatan radang vagina ini, yaitu:

  • Krim kortison untuk mengatasi iritasi parah
  • Antihistamin jika peradangan tampak berasal dari reaksi alergi
  • Krim estrogen topikal, jika vaginitis disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah

Perawatan untuk radang vagina umumnya akan sangat efektif. Diagnosis yang tepat akan membantu memastikan seseorang menerima perawatan yang tepat.

Jika seseorang memiliki gejala baru atau yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berbicara dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat dan pasti.

Selain itu, jika seorang wanita hamil mengalami gejala radang vagina, dia harus memastikan bahwa dokternya tahu akan hal tersebut.

Ini karena radang vagina dapat memengaruhi janin dan karena beberapa pilihan pengobatan mungkin tidak sesuai dengan kondisi kehamilan.

Baca Juga: Jerawat di Vagina: Penyebab, Cara Mencegah, dan Mengatasi

Mencegah Radang Vagina

Mencegah Radang Vagina (Orami Photo Stock)
Foto: Mencegah Radang Vagina (Orami Photo Stock)

Perlu diketahui bahwa tidak semua radang vagina bisa dicegah. Menggunakan kondom selama hubungan seksual akan membantu mencegah penyebaran IMS.

Ini juga akan menurunkan risiko kedua pasangan saling menularkan penyakit kelamin.

Menjaga kebersihan yang tepat juga dapat membantu mencegah beberapa radang vagina.

Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis radang vagina berulang dan dapat meredakan beberapa gejala radang. Upaya tersebut yaitu:

  • Hindari mandi di hot tub dan spa pusaran air
  • Hindari sumber iritasi termasuk tampon beraroma, pembalut, douche dan sabun beraroma
  • Bilas sabun pada area luar genital setelah mandi dan keringkan area tersebut
  • Jangan gunakan sabun mengandung deodoran, antibakteri atau mandi busa
  • Lap atau bersihkan toilet duduk yang akan digunakan dari depan ke belakang
  • Jangan gunakan douche karena vagina tidak membutuhkan pembersihan selain mandi biasa
  • Kenakan pakaian dalam dan pantyhose berbahan katun

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang radang vagina. Jika mengalami gejalanya, segera konsultasikan dengan dokter ya, Moms!

  • https://www.acog.org/womens-health/faqs/vaginitis?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn
  • https://www.webmd.com/women/guide/sexual-health-vaginal-infections
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginitis/symptoms-causes/syc-20354707
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9131-vaginitis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.