Tips Menjalani Program Hamil Setelah Keguguran
Moms, simak tips menjalani program hamil setelah keguguran dari Dr. David Mayndra Utama, Sp.OG, Klinik Fertilitas Bocah Indonesia ini, yuk.
Keguguran adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Keguguran dalam bahasa medis disebut juga abortus. Perdarahan dan nyeri perut adalah tanda-tanda utama dari keguguran. Namun, apabila hal tersebut terjadi, belum tentu menunjukkan kematian janin.
"Keadaan di mana janin dan kehamilan masih dapat dipertahankan walaupun ada tanda-tanda keguguran yang terjadi disebut dengan ‘ancaman keguguran’ atau abortus iminen," kata dr. David.
Kemungkinan terjadinya keguguran lebih tinggi dari perkiraan banyak orang. Keguguran dapat terjadi pada kira-kira 1-2 orang dari 10 ibu hamil yang menyadari kehamilannya.
Diperkirakan sekitar 8 dari 10 kasus keguguran terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Mengetahui gejala-gejala keguguran sangatlah penting bagi ibu hamil dan pasangannya.
Baca Juga: Program Hamil dengan Inseminasi Intrauterin (IUI), Ini Faktanya
Apakah Penyebab Keguguran Terjadi?
Foto: pregnancyafterlosssupport.org
Walau penyebab pastinya belum diketahui, para pakar memperkirakan terdapat sekitar 70 persen kasus keguguran yang disebabkan oleh adanya keabnormalan pada kromosom bayi.
Gangguan genetik pada embrio sering dianggap sebagai faktor utama penyebab keguguran. Gangguan genetik membuat perkembangan bayi untuk tumbuh normal terhambat sehingga tidak mampu bertahan hidup.
"Masalah genetik ini sendiri umumnya murni terjadi pada embrio dan bukan berasal dari genetik sang ibu," terang dr. David lagi.
Faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran :
- Usia sang ibu. Risiko keguguran akan meningkat seiring usia ibu yang menua.
- Penyakit jangka panjang (kronis), misalnya hipertensi yang parah, gangguan ginjal,lupus, atau diabetes.
- Pengaruh infeksi tertentu, seperti malaria, toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus,chlamydia (klamidia), gonore, atau sifilis.
- Pengaruh masalah kesehatan sang ibu, misalnya karena ada masalah pada plasenta, memiliki struktur rahim yang abnormal, leher rahim yang lemah, atau menderita sindrom ovarium polikistik.
- Konsumsi obat-obatan atau zat yang berefek samping pada janin
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Program Hamil?
Bagaimana Tips Menjalani Program Hamil Setelah Keguguran?
Foto: mommabe.com
Hal yang paling penting untuk dilakukan dalam menjalani program hamil setelah keguguran adalah menurunkan risiko keguguran pada calon ibu, yaitu:
- Menerapkan pola makan sehat dan seimbang, terutama meningkatkan konsumsi serat.
- Tidak merokok, mengonsumsi minuman keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
- Menghindari infeksi-infeksi yang mungkin terjadi, misalnya dengan memeriksakan diri untuk penyakit menular seksual, TORCH dan mengobatinya hingga sembuh sebelum hamil.
- Menjaga berat badan yang sehat sebelum dan saat hamil.
Untuk penyebab keguguran yang dapat ditangani, misalnya otot serviks yang lemah, sebaiknya ditangani secepatnya.
Misalnya, serviks yang lemah bisa dioperasi untuk mengencangkan otot serviks sehingga dapat menurunkan risiko keguguran.
Jika calon ibu menderita penyakit kronis misalnya diabetes, sebaiknya diobati dan dikendalikan dengan baik sebelum hamil.
Itulah tips untuk menjalani program hamil setelah keguguran. Jadi, Moms jangan patah semangat setelah keguguran. Dengan pola hidup yang tepat, semoga Moms dan Dads segera mendapatkan buah hati yang didamba-dambakan, ya.
Baca Juga: Apa yang Harus Dipersiapkan untuk Program Hamil di Usia 32 Tahun?
(*)
Artikel ini dibuat bekerja sama dengan Klinik Fertilitas Bocah Indonesia.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.