Usus Turun atau Turun Berok: Penyebab dan Cara Mengobati
Mungkin beberapa Moms belum familiar dengan istilah usus turun. Namun, bagaimana dengan hernia?
Moms, usus turun adalah istilah lain dari kondisi medis yang dikenal sebagai hernia.
Hernia umum terjadi, biasanya disebabkan oleh tekanan tinggi di rongga perut atau kelemahan otot perut.
Usus turun juga sering disebutkan sebagai turun berok.
Kondisi tersebut dijelaskan oleh dr. Adianto Nugroho, Sp.B, Subsp. B.D. (K),FACS, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif, RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Usus turun atau hernia dapat disebabkan oleh kelemahan dinding perut maupun bawaan lahir," jelas dr. Adianto.
"Untuk hernia yang disebabkan bawaan lahir, biasanya terjadi pada anak-anak," sambungnya.
Melansir Mayo Clinic, kondisi ini bisa membuat perut (usus) menonjol.
Tonjolan ini bisa menimbulkan rasa sakit, terutama saat batuk, membungkuk, atau mengangkat benda berat.
Namun, kebanyakan orang bisa tidak merasakan gejala dari usus turun.
Meskipun turun berok mungkin tidak selalu berbahaya, pengobatan di rumah sakit dianjurkan untuk mencegah komplikasi.
Simak serba-serbi turun berok di sini, yuk, Moms!
Baca Juga: Hernia Femoralis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Ciri-ciri atau Gejala Usus Turun
Seperti yang sudah disinggung, gejala usus turun bisa berbeda pada setiap orang.
Bahkan, tidak jarang, kondisi ini tak menimbulkan gejala apa pun pada penderitanya.
Meski begitu, Cleveland Clinic mengatakan bahwa turun berok bisa menyebabkan munculnya benjolan atau sensasi mengganjal di daerah selangkangan.
Jika tidur, benjolan tidak akan terlihat. Tapi, saat disentuh, akan terasa adanya benjolan di area tersebut.
Tidak hanya itu, dr. Adianto mengatakan bahwa turun berok juga bisa menyebabkan gejala-gejala berikut:
- Adanya rasa tidak nyaman
- Adanya rasa yang mengganjal
- Terlihat benjolan yang semakin nyata saat berdiri dan hilang saat tiduran
- Tonjolan di daerah selangkangan, di kedua sisi tulang kemaluan dan bisa masuk ke skrotum atau labia.
- Perasaan adanya tekanan di selangkangan
- Nyeri di selangkangan, terutama saat mengejan, mengangkat benda berat, batuk, dan membungkuk
- Nyeri dan sensasi terbakar yang bisa menyebar ke area panggul atau kaki.
Selain itu, kondisi ini juga bisa ditandai dengan tonjolan pada tulang kemaluan, lipatan paha, pusar, atau kantong buah zakar.
Sebagai tambahan, hernia atau turun berok bisa dialami oleh individu berusia 40 tahun ke atas, anak-anak, dan bahkan bayi yang baru lahir.
Jika dialami oleh anak-anak atau bayi baru lahir, kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelemahan pada dinding perut akibat cacat lahir.
Gejala usus turun pada bayi, termasuk tidak nafsu makan, terus-menerus menangis, batuk, atau mengejan kuat saat buang air besar.
Pada anak-anak yang lebih besar, gejala turun berok seperti benjolan mungkin lebih terlihat saat mereka batuk, mengejan ketika buang air besar, atau berdiri dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Kenali 8 Gangguan Sistem Pencernaan serta Penanganannya
Penyebab Usus Turun
Menurut dr. Adianto, penyebab usus turun yang paling sering adalah kelemahan dinding perut.
Kondisi ini pun bisa terjadi akibat tekanan tinggi dan berulang di perut.
Ada pula hal lain yang dapat meningkatkan risiko usus turun, yaitu:
- Otot perut yang lemah sejak lahir
- Penuaan dan ketegangan berulang di area perut dan selangkangan
- Terlalu banyak mengejan ketika buang air besar atau buang air kecil
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Aktivitas fisik yang terlalu berat
- Kehamilan
- Sering batuk dan bersin dengan kuat, atau batuk dan bersin kronis (berkepanjangan)
Baca Juga: Mengenal Intususepsi, Kondisi saat Usus Terlipat ke Bagian Usus Lain di Dekatnya
Bahaya Usus Turun
Mengutip Johns Hopkins Medicine, usus turun bisa berbahaya, karena cenderung membesar.
Kondisi tersebut juga bisa membuat usus terjebak di dalam tonjolan dan mengakibatkan terhambatnya suplai darah.
"Usus turun berbahaya bila terjadi jepitan pada usus tersebut," ucap dr. Adianto.
Jika tidak segera ditangani, penderitanya akan mengalami kematian usus.
Kondisi ini ditandai dengan adanya nyeri hebat, kemerahan di sekitar lokasi usus turun, demam, serta tidak bisa buang air besar.
Mengutip Inguinal Hernia pada National Library of Medicine, pengobatan usus turun adalah dengan tindakan operasi.
Pengobatan ini sangat umum dilakukan. Bahkan, terdapat lebih dari 800.000 tindakan operasi usus turun yang dilakukan setiap tahunnya.
Baca Juga: Waspada Usus Buntu Pecah, Ini Gejala dan Penyebabnya!
Operasi untuk Pengobatan Usus Turun
Berikut ini jenis-jenis operasi turun berok:
1. Open Hernia Repair
Prosedur ini dilakukan dengan anestesi lokal dan sedasi atau anestesi umum.
Dokter akan membuat sayatan di selangkangan dan mendorong organ yang menonjol kembali ke perut (ke posisi semula).
Tindakan akan dilanjutkan dengan menjahit area yang melemah. Biasanya, akan diperkuat dengan jaringan sintetis yang baru (hernioplasty).
Sayatan akan dijahit setelah semua prosedur telah selesai.
2. Minimally Invasive Hernia Repair
Operasi jenis ini menggunakan anestesi umum.
Sistem operasi ini menggunakan laparoskopi atau dengan pemberian gas untuk menggembungkan perut agar organ di dalam mudah terlihat.
Kemudian, laparoskopi atau selang berkamera akan memandu jalannya operasi di dalam perut.
Operasi jenis ini dipercaya bisa menghindari jaringan parut dari proses penyembuhan hernia.
3. Pemasangan Alat (Mesh)
Menurut dr. Adianto, pengobatan usus turun juga bisa dilakukan dengan operasi pemasangan alat.
"Usus turun dapat diatasi melalui operasi pemasangan alat bernama mesh, untuk menutup 'lubang' hernia sesuai prinsip 'tension free repair'," tutur dr. Adianto.
Baca Juga: 19 Makanan untuk Penderita Radang Usus yang Bagus Dikonsumsi
"Jika mengalami gejala hernia, sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif untuk mendapatkan penanganan yang tepat," pungkas dr. Adianto.
Meskipun banyak kasus hernia (usus turun) yang mungkin tidak menunjukkan gejala yang nyata.
Penting bagi seseorang yang didiagnosis menderita kondisi ini untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau perkembangan hernia dan memastikan bahwa kondisi tersebut tidak memburuk atau menyebabkan komplikasi.
Selain itu, pemeriksaan rutin juga membantu dokter untuk memberikan rekomendasi terkait gaya hidup atau kegiatan sehari-hari yang harus dihindari oleh penderita untuk mencegah kondisi hernia semakin parah.
Usus turun jangan dianggap sepele, ya, Moms. Sebab kondisi ini bisa sangat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hernias/inguinal-hernia#:~:text=Inguinal%20hernias%20are%20dangerous%20because,needed%20to%20correct%20the%20problem.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inguinal-hernia/diagnosis-treatment/drc-20351553
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16266-inguinal-hernia#symptoms-and-causes
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513332/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15757-hernia#symptoms-and-causes
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.