24 Oktober 2022

Cari Tahu Kadar Albumin Normal dan Pentingnya Pemeriksaan Protein dalam Darah

Seberapa penting melakukan pemeriksaan albumin?

Apakah Moms pernah mendengar tentang albumin? Albumin memang masih terasa asing didengar, namun ternyata manfaatnya sangat penting untuk organ tubuh, Moms.

Albumin adalah protein yang dibuat oleh hati yang merupakan salah satu unsur terpenting dalam struktur plasma darah.

Jumlah kadar albumin di dalam tubuh manusia dapat memengaruhi fungsi dan kerja plasma darah.

Albumin merupakan bagian dari protein plasma darah yang memiliki banyak peran, seperti:

Jika ingin mengetahui kadar albumin dalam darah, maka penting untuk melakukan tes dengan mengukur jumlah protein ini di bagian cairan darah yang bening.

Selain itu, albumin juga bisa diukur lewat urine, Moms.

Lantas, sebenarnya apa saja fungsi dan hal-hal yang harus diperhatikan seputar albumin? Simak ulasan berikut ini, ya!

Baca Juga: 5 Makanan Tinggi Protein Ini Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama

Pentingnya Pemeriksaan Albumin

Ilustrasi Pemeriksaan Albumin
Foto: Ilustrasi Pemeriksaan Albumin (Freepik.com)

Melihat fungsi albumin dalam darah yang penting bagi tubuh, ada baiknya Moms melakukan pengecekan atau pemeriksaan albumin secara berkala.

Sebab, beberapa penyakit kronis, seperti gangguan pada ginjal atau hati bisa terjadi akibat kadar albumin yang tidak normal.

Moms tidak perlu khawatir, karena umumnya pemeriksaan albumin sangat aman untuk dilakukan. Risiko yang terjadi akan sangat kecil untuk menjalani tes darah.

Jika tubuh menunjukkan indikasi adanya ketidakseimbangan kadar albumin, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan albumin.

Beberapa tanda yang menunjukkan penurunan kadar albumin adalah sebagai berikut:

  • Berat badan menurun drastis
  • Pembengkakan di beberapa lokasi tertentu pada tubuh, seperti perut (asites), mata, dan kaki
  • Mengalami penyakit kuning (jaundice)
  • Kelelahan parah yang bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari

Pada beberapaa kondisi, Moms mungkin mengalami sedikit rasa sakit atau memar di tempat jarum dimasukkan, tetapi kondisi tersebut akan segera cepat menghilang.

Nah, bagaimana cara pemeriksaan albumin yang dapat dilakukan?

Pertama-tama, tenaga medis akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan, dengan menggunakan jarum kecil.

Setelah jarum dimasukkan, sejumlah kecil darah akan dikumpulkan ke dalam tabung reaksi atau vial.

Ketika melakukan pemeriksaan, Moms mungkin merasa sedikit perih saat jarum masuk atau keluar. Hal ini biasanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit.

Lantas, adakah hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan albumin?

Nyatanya, Moms tidak memerlukan persiapan khusus untuk menguji albumin dalam darah.

Jika Moms diharuskan untuk melakukan tes darah lainnya, Moms mungkin perlu berpuasa selama beberapa jam sebelum pemeriksaan berlangsung.

Baca Juga: Manfaat Protein untuk Bayi dan Tumbuh Kembangnya

Kadar Normal Albumin dalam Darah

Ilustrasi Hasil Tes Albumin
Foto: Ilustrasi Hasil Tes Albumin (medicalnewstoday.com)

Setelah mengetahui penjelasan tentang albumin, lantas sebenarnya berapa kadar albumin dalam darah yang normal?

Dilansir dari laman UCSF Health, kisaran albumin yang normal adalah 3,4-5,4 g/dL (34-54 g/L).

Namun, kisaran nilai normal mungkin tidak sama di laboratorium yang berbeda.

Beberapa laboratorium menggunakan pengukuran atau menguji sampel yang berbeda.

Sebaiknya, bicarakan dengan petugas laboratorium tentang arti hasil tes spesifik albumin agar lebih jelas.

Nah, nyatanya ketika kadar albumin terlalu rendah atau tinggi, bisa menjadi tanda-tanda dari beberapa kondisi tertentu, seperti:

1. Kadar Albumin Rendah

Kadar albumin dalam darah yang lebih rendah dari normalnya, dapat menjadi tanda-tanda dari beberapa kondisi, seperti:

  • Penyakit ginjal
  • Penyakit hati (misalnya, hepatitis, atau sirosis yang dapat menyebabkan asites)

Penurunan albumin darah dapat terjadi ketika tubuh Moms tidak mendapatkan atau menyerap nutrisi yang cukup, seperti:

  • Setelah menjalani operasi yang menyebabkan penurunan berat badan
  • Mengalami penyakit Crohn (radang saluran pencernaan)
  • Menjalani diet rendah protein
  • Mengalami penyakit radang usus
  • Mengalami penyakit tiroid
  • Mengalami malnutrisi atau gizi yang tercukupi sesuai kebutuhan tubuh
  • Mengalami penyakit seliaka, yaitu kerusakan selaput usus kecil akibat mengonsumsi gluten
  • Mengalami penyakit Whipple

2. Kadar Albumin Tinggi

Sementara itu, apabila terjadi peningkatan albumin dalam darah, maka dapat menjadi tanda dari beberapa kondisi, seperti:

  • Mengalami dehidrasi
  • Sedang menjalani diet protein tinggi
  • Mengalami diare yang sudah kronis
  • Memasang tourniquet dalam waktu lama saat memberikan sampel darah
  • Minum terlalu banyak air (keracunan air)
  • Mengalami penyakit Wilson

Jika kadar albumin dalam darah tidak berada dalam kisaran normal, Moms tidak perlu khawatir.

Ada beberapa penanganan yang biasanya dilakukan, tergantung pada penyebabnya masing-masing.

Di antaranya adalah mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu, termasuk:

  • Steroid
  • Insulin
  • Hormon
  • Pil KB

Terpenting adalah segera mengetahui penyebab terjadinya kadar albumin tidak berada dalam batasan normal.

Hal-hal yang bisa memegaruhi kadar albumin adalah:

  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Hamil
  • Memiliki luka bakar serius
  • Minum air terlalu banyak

Baca Juga: 5 Tanda Penyakit Ginjal Yang Mungkin Ada di Diri Kita

Peringatan Sebelum Menggunakan Albumin

Dokter Kandungan
Foto: Dokter Kandungan (Orami Photo Stock)

Albumin hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Moms perhatikan sebelum menggunakan albumin:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Moms miliki, terutama pada lateks
  • Beri tahu dokter jika sedang atau pernah menderita anemia berat, gagal jantung, hipertensi, hemofilia, dan edema paru
  • Beri tahu dokter bila memilikipenyakit ginjal atau sedang tidak bisa buang air kecil
  • Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui atau merencanakan kehamilan
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal
  • Segera ke dokter jika mengalami overdosis, reaksi alergi obat, atau efek samping yang serius

Baca Juga: Penyakit Albuminuria, Kondisi Ginjal Bocor yang Harus Diwaspadai!

Kadar Albumin pada Ibu Hamil

Albumin Bagi Ibu Hamil
Foto: Albumin Bagi Ibu Hamil (bellybelly.com.au)

Kadar albumin perlu diperhatikan bagi beberapa kelompok orang, salah satunya adalah ibu hamil.

Kehamilan bisa memengaruhi hasil pemeriksaan protein dalam darah.

Biasanya, hasil pengukuran tersebut menjadi kurang akurat karena jumlahnya menurun dari seharusnya.

Selama masa kehamilan, ada baiknya Moms memerhatikan seluruh aspek kesehatan secara menyeluruh. Termasuk kadar albumin dalam tubuh.

Selain mengantarkan nutrisi ke seluruh tubuh, albumin juga sangat penting untuk menjaga tumbuh kembang janin.

“Jadi, jika ibu hamil kebutuhan albuminnya terpenuhi, maka bayi itu akan berkembang secara cepat selama 9 bulan di dalam perut. Hal ini terjadi karena kebutuhan protein untuk bayi di dalam perut terpenuhi,” ungkap DR. Dr. Taufik Jamaan SpOG, Ahli Obsteri dan Ginekologi dari RSIA Bunda.

Menurut dr. Taufik, ibu hamil yang kekurangan albumin akan menyebabkan kondisi yang berbahaya dan berakibat fatal.

Hal ini bisa mengakibatkan janin kekurangan gizi, sehingga tumbuh kembangnya pun akan mengalami hambatan.

“Ada juga kasus di mana setelah melahirkan kadang ada kondisi ibu menderita kaki dan tangan bengkak, hal ini juga dapat disebabkan karena kekurangan albumin,” lanjut dr. Taufik.

Namun, banyak ibu hamil yang mengalami kekurangan albumin, salah satu penyebabnya adalah kekurangan makanan yang baik dan bergizi

Morning sick atau muntah-muntah seama kehamilan juga bisa menjadi salah satu penyebabnya, Moms.

Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Gejala Kanker Ginjal yang Harus Diwaspadai

Mendeteksi Ibu Hamil Kekurangan Albumin

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Ketika kadar albumin selama kehamilan tidak tercukupi, sebenarnya apa yang akan terjadi pada ibu hamil dan janin di dalam kandungannya?

Menurut dr. Taufik, setelah kehamilan memasuki usia 28 minggu, jika ibu kekurangan albumin maka akan terjadi hemodelusi atau darah encer.

Menurut dr. Taufik, tanda-tanda hemodelusi antara lain:

  • Ibu hamil terlihat mau pingsan
  • Kondisi lemah dan lesu
  • Kaki bengkak
  • Sesak napas

Maka dari itu, ibu hamil juga penting melakukan pemeriksaan albumin dalam darah secara rutin.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diketahui saat Pemeriksaan Kehamilan Pertama

Bagaimana Cara Mencukupi Albumin pada Ibu Hamil?

Memasak Ikan Gabus
Foto: Memasak Ikan Gabus (Freepik.com)

Nah, untuk memenuhi kebutuhan albumin dalam tubuh, ibu hamil dapat memakan makanan yang mengandung albumin seperti:

  • Ikan
  • Telur
  • Kacang-kacangan

“Protein itu banyak, di antaranya adalah protein nabati dan hewani. Nah, kadar albumin dalam ikan gabus itu menduduki peringkat pertama yang mengandung albumin paling tinggi. Untuk itu, akan sangat baik ibu hamil makan ikan gabus,” ujar dr. Taufik.

Menurut dr. Taufik, pengolahan ikan gabus untuk ibu hamil juga perlu disesuaikan agar nutrisinya tidak berkurang.

Hindari mengonsumsi ikan gabus dengan cara digoreng, karena kadar albuminnya sudah menurun.

Cara pengolahannya lebih baik untuk mengonsumsi ikan gabus dengan cara direbus.

Itulah penjelasan tentang kadar albumin dalam darah, serta cara mencukupinya agar nutrisi dalam tubuh tetap terjaga dengan baik.

  • https://www.medicinenet.com/disease_prevention_in_women_pictures_slideshow/article.htm
  • https://medlineplus.gov/lab-tests/albumin-blood-test/
  • https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/albumin-blood-(serum)-test
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459198/
  • https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contentid=albumin_blood

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.