Kenali Obat Clozapine, Antipsikotik untuk Mengobati Gejala Skizofrenia
Clozapine termasuk salah satu obat untuk atasi masalah kejiwaan parah, yaitu skizofrenia.
Obat ini tak boleh dikonsumsi sembaranga apalagi menambah dosis hanya untuk supaya obat bekerja lebih cepat.
Untuk itu, kenali dulu aturan minum dan berbagai informasi lainnya seputar clozapine.
Fungsi Clozapine
Clozapine adalah obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati skizofrenia setelah pengobatan lainnya gagal dilakukan.
Obat ini tidak bisa digunakan sembarangan dan hanya tersedia di apotek bersertifikat.
Obat ini biasanya berfungsi untuk mengurangi risiko perilaku bunuh diri pada orang dengan skizofrenia atau gangguan serupa yang juga cenderung melukai diri sendiri.
Kandungan di dalamnya membantu mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu (neurotransmitter) di otak.
Obat ini membantu seseorang untuk berpikir lebih jernih dan positif tentang diri mereka sendiri, mengurangi rasa gugup, dan mendorong untuk bisa beraktivitas normal.
Namun, obat ini banyak digunakan oleh dokter untuk manfaat lain yang tidak tercantum di dalam aturan pemakaiannya.
Baca Juga: 5 Efek Skizofrenia pada Kehamilan, Simak di Sini Moms
Dosis dan Aturan Pakai Clozapine
Foto: Orami Photo Stock
Clozapine tersedia dalam sediaan tablet, tablet disintegrasi oral (tablet yang larut cepat di mulut), dan suspensi oral (cair) untuk diminum.
Biasanya, obat ini diresepkan untuk diminum 1-2 kali sehari.
Usahakan untuk minum obat di waktu yang sama setiap harinya.
Ikuti petunjuk pada label kemasan dengan hati-hati dan minta apoteker untuk menjelaskan seluruh bagian yang tidak dimengerti.
Jangan melebihkan atau mengurangi dosis dari yang disarankan dokter.
Sementara itu, perhatikan jika mendapatkan tablet yang mudah larut.
Setelah kemasannya dibuka, segera letakkan di lidah.
Tablet akan cepat larut dan dapat ditelan dengan air liur tanpa perlu menggunakan air.
Nah untuk mengukur obat dengan sediaan suspensi oral atau cairan, ikuti langkah-langkah berikut melansir dari laman Medlineplus.
- Sebelum digunakan, kocok botol ke atas dan ke bawah selama 10 detik.
- Lepaskan tutup botol dengan menekan tutupnya. Lalu, putar berlawanan arah jarum jari ( ke kiri).
- Saat pertama kali membuka botol baru, dorong adaptor dalam botol sehingga bagian atas adaptor sejajar dengan bagian atas botol.
- Jika dosis adalah 1 ml atau kurang, gunakan jarum suntik oral yang lebih kecil. Jika lebih dari 1 ml, gunakan jarum yang lebih besar atau berukuran (9 ml).
- Isi spuit oral dengan udara untuk menarik kembali plunger. Masukkan ujung spuit oral yang terbuka ke dalam adaptor. Dorong semua udara dari jarum suntik oral ke dalam botol dengan menekan plunger.
- Sambil memegang jarum suntik oral di tempatnya, balikkan botol dengan hati-hati. Tarik sebagian obat dari botol ke dalam spuit oral dengan menarik kembali penyedotnya. Berhati-hati untuk tidak menarik plunger sepenuhnya.
- Moms akan melihat sedikit udara di dekat ujung plunger di dalam spuit oral. Tekan plunger sehingga obat kembali ke dalam botol dan udaranya hilang.
- Tarik kembali plunger untuk menarik dosis obat yang benar ke dalam jarum suntik oral.
- Saat masih memegang jarum suntik oral di dalam botol, putar botol dengan hati-hati ke atas sehingga jarum suntik berada di atas. Lepaskan spuit oral dari adaptor leher botol tanpa mendorong plunger.
- Minum obat tepat setelah memasukkannya ke dalam jarum suntik oral. Jangan menyiapkan dosis dan menyimpannya dalam jarum suntik untuk digunakan nanti.
- Tempatkan ujung spuit oral yang terbuka ke salah satu sisi mulut. Tutup rapat bibir di sekitar jarum suntik oral dan dorong plunger perlahan saat cairan masuk ke mulut. Telan obat secara perlahan saat masuk ke mulut.
- Tinggalkan adaptor di dalam botol. Pasang kembali tutup botol dan putar searah jarum jam (ke kanan) untuk mengencangkannya.
- Bilas jarum suntik oral dengan air keran hangat setelah digunakan. Isi cangkir dengan air dan tempatkan ujung jarum suntik oral ke dalam air di cangkir. Tarik kembali plunger dan tarik air ke dalam spuit oral.
- Tekan plunger untuk menyemprotkan air ke wastafel atau wadah terpisah sampai jarum suntik oral bersih. Biarkan spuit oral mengering dan buang sisa air bilasan.
Perlu diketahui, clozapine mampu mengontrol gejala skizofrenia tetapi tidak menyembuhkannya.
Mungkin diperlukan beberapa minggu atau lebih sebelum merasakan manfaat penuh dari clozapine.
Lanjutkan minum clozapine bahkan jika merasa sehat.
Jangan berhenti minum clozapine tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Dokter mungkin akan mengurangi dosis secara bertahap jika sudah melihat perubahan.
Baca Juga: Bukan Cuma Narkoba, Cari Tahu Zat Adiktif yang Ada di Sekitar Kita!
Efek Samping Clozapine
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang sudah disebutkan, clozapine membuat tubuh jadi lebih rentan terkena infeksi.
Berikut ini tanda-tanda infeksi yang bisa muncul:
- Demam, gejala flu, serta kelelahan ekstrem
- Sariawan
- Batuk
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
Baca Juga: 8 Tanda Moms Butuh Psikolog, Simak Berikut Ini!
Adapun beberapa efek samping clozapine yang bisa muncul, yaitu:
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Detak jantung cepat
- Demam, kejang
- Nafsu makan bertambah
- Sembelit
- Heartburn
- Mual
- Air liur berlebihan terutama saat malam
- Muntah
- Masalah tidur
- Lebih banyak berkeringat
- Mulut kering
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
Sementara itu, dosis yang tinggi atau penggunaan jangka panjang clozapine bisa menyebabkan gangguan gerakan serius yang mungkin tidak dapat dipulihkan.
Semakin lama menggunakannya, semakin besar gangguan ini akan muncul.
Segera hubungi dokter jika mengalami beberapa gangguan, seperti:
- Gerakan otot yang tidak terkendali di wajah (menampar bibir, mengerutkan kening, gerakan lidah, berkedip, atau gerakan mata)
- Kejang
- Sembelit parah
- Buang air besar kering atau keras
- Mual, muntah, sakit perut, atau kembung
- Masalah jantung, seperti nyeri dada, detak jantung cepat, detak jantung lambat, dan pusing mendadak seperti akan pingsan
- Masalah hati, seperti kehilangan nafsu makan, sakit perut kanan atas, kelelahan, urine gelap, atau feses berwarna tanah liat
- Reaksi sistem saraf yang parah, seperti otot kaki, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung cepat atau tak beraturan, gemetar
- Adanya tanda bekuan darah di paru-paru seperti nyeri dada, batuk tiba-tiba, mengi, napas cepat, batuk darah
Baca Juga: Amfetamin, Obat Golongan Psikotropika yang Bantu Atasi ADHD
Peringatan sebelum Minum Obat Clozapine
Foto: Orami Photo Stock
Melansir dari laman University of Michigan Health, clozapine dapat meningkatkan risiko kematian pada orang dewasa atau lansia dengan psikosis yang memiliki demensia.
Selain itu, disarankan memberi tahu dokter jika sedang atau pernah berbagai masalah kesehatan berikut:
- Alergi terhadap kandungan obat
- Masalah jantung dan tekanan darah tinggi
- Serangan jantung atau stroke
- Mengalami ketidakseimbangan elektrolit (seperti kadar kalium atau magnesium yang rendah dalam darah Anda)
- Kejang, cedera kepala, atau tumor otak
- Diabetes atau memiliki faktor risiko seperti kelebihan berat badan atau memiliki riwayat keluarga dengan diabetes
- Kolesterol atau trigliserida tinggi
- Sembelit atau masalah buang air besar
- Penyakit hati atau ginjal
- Pembesaran prostat atau masalah buang air kecil
- Glaukoma
- Kekurangan gizi
- Dehidrasi
- Merokok
- Berusia di bawah 18 tahun
Selain itu, perlu beri tahu dokter jika sedang hamil dan menyusui.
Minum obat antipsikotik dalam 3 bulan terakhir kehamilan bisa menyebabkan masalah pernapasan hingga masalah makan pada bayi baru lahir.
Namun, Moms tidak bisa menghentikan pengobatan karena bisa muncul masalah lainnya.
Untuk itu, beri tahu dokter jika sedang hamil agar dokter menentukan pengobatan alternatif yang lebih aman.
Selain itu, ibu menyusui juga tidak disarankan menggunakan clozapine.
Obat bisa masuk ke dalam ASI dan berefek buruk pada Si Kecil.
Penting juga untuk diketahui, obat ini bisa memicu beragam masalah kesehatan, seperti:
- Melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi. Beri tahu dokter jika mengalami demam, sakit tenggorokan, lemas, atau kekurangan energi.
- Meningkatkan risiko masalah jantung. Hubungi dokter segera jika mengalami nyeri dada, kesulitan bernapas, detak jantung cepat, dan pusing mendadak.
Baca Juga: 6 Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak yang Bisa Moms Lakukan
Hal penting lain yang perlu diketahui sebelum minum obat yaitu hindari minum alkohol karena bisa memicu efek samping berat.
Tak hanya itu, kopi, teh, dan minuman berenergi yang mengandung kafein juga tidak disarankan.
Hindari mengemudi atau aktivitas berbahaya sampai tahu bagaimana clozapine akan memengaruhi tubuh.
Pusing atau kantuk dapat menyebabkan jatuh, kecelakaan, atau cedera parah.
Intinya, minum obat sesuai anjuran dokter dan segera konsultasikan diri jika mengalami gejala tak biasa.
- https://www.uofmhealth.org/health-library/d00199a1#:~:text=Clozapine%20is%20an%20antipsychotic%20medicine,with%20schizophrenia%20or%20similar%20disorders.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.