4 Manfaat Vitamin K2 untuk Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Jantung!
Moms mungkin familiar dengan vitamin B atau C. Namun, tahukah bahwa vitamin K2 juga tak kalah penting bagi tubuh?
Secara umum, vitamin K adalah vitamin esensial yang mendukung pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Vitamin ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu vitamin K1 dan K2.
Vitamin K2 umumnya terkandung dalam protein hewani dan makanan fermentasi.
Bakteri dalam usus manusia juga menghasilkan sejumlah kecil vitamin ini.
Baca juga: 7 Makanan yang Mengandung Vitamin D, Catat Moms!
Apa Itu Vitamin K2?
Foto: healthline.com
Vitamin K2 merupakan vitamin larut dalam lemak yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein yang disebut protrombin.
Protein ini dapat meningkatkan pembekuan darah dan mengatur metabolisme tulang.
Nama lain dari vitamin K2 adalah menaquinone.
Vitamin ini memiliki beberapa subtipe, yang disebut menaquinones (MKs).
Para ahli mengklasifikasikannya menjadi MK-4 hingga MK-13, berdasarkan panjang rantai sampingnya.
Karena vitamin K larut dalam lemak, mengonsumsi lemak makanan, seperti mentega atau minyak nabati, dapat meningkatkan penyerapan vitamin K1 dari tanaman oleh tubuh.
Bakteri di usus dapat mensintesis vitamin K1 menjadi vitamin K2.
Selain itu, makanan fermentasi, daging, dan produk susu mengandung vitamin K2 dalam jumlah sedang.
Tubuh menyimpan vitamin K1 dan K2 secara berbeda.
Jika vitamin K1 terakumulasi di hati, jantung, dan pankreas, K2 terkonsentrasi tinggi di otak dan ginjal.
Manfaat Vitamin K2 untuk Kesehatan
Selain perannya yang penting dalam pembekuan darah dan penyembuhan luka, vitamin K2 memiliki sejumlah manfaat kesehatan lainnya.
Berikut ini beberapa manfaat vitamin ini bagi kesehatan:
1. Baik untuk Kesehatan Jantung
Foto: Orami Photo Stock
Vitamin K2 dapat menurunkan risiko kerusakan kardiovaskular dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Hal ini diungkapkan dalam ulasan pada 2015 di Integrative Medicine: A Clinician’s Journal.
Diketahui bahwa vitamin ini dapat mengaktifkan protein yang mencegah pembentukan endapan kalsium di dinding pembuluh darah.
Para peneliti mengutip temuan yang menunjukkan bahwa diet tinggi vitamin K2 alami mampu menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Baca juga: Apa yang Terjadi Akibat Kekurangan Vitamin K? Simak Penjelasannya!
2. Menjaga Kesehatan Tulang
Foto: Orami Photo Stock
Vitamin K2 dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang yang sehat.
Dengan cara mengkarboksilasi osteocalcin, protein yang mengikat kalsium ke tulang.
Asupan vitamin ini juga dipercaya dapat menurunkan risiko patah tulang karena osteoporosis pada wanita menopause.
3. Menurunkan Risiko Gangguan Kecemasan dan Depresi
Foto: Orami Photo Stock
Kadar glukosa darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan kognitif.
Vitamin K2 dapat membantu menormalkan kadar glukosa darah dan mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
Namun, penelitian lebih lanjut mengenai ini masih diperlukan.
4. Mencegah Kanker
Foto: Orami Photo Stock
Vitamin K2 memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari pertumbuhan sel kanker.
Sebuah penelitian menemukan bahwa vitamin ini dapat menekan proses genetik yang mengarah pada pertumbuhan tumor.
Selain itu, studi pada 2019 di International Journal of Molecular Sciences juga menemukan hal serupa.
Diketahui bahwa vitamin K2 secara signifikan bisa mengurangi aktivitas faktor 1-alfa yang diinduksi hipoksia (HIF-1A) dalam sel karsinoma hepatoseluler.
HIF-1A merupakan target penting untuk terapi obat kanker.
Makanan yang Mengandung Vitamin K2
Foto: Orami Photo Stock
Vitamin K2 dapat diproduksi oleh bakteri usus di usus besar.
Kebanyakan makanan yang mengandung vitamin K merupakan sumber vitamin K1.
Cukup jarang yang mengandung vitamin K2.
Tubuh dapat mengubah sebagian vitamin K1 menjadi K2.
Hal ini berguna, karena jumlah vitamin K1 dalam makanan biasa adalah sepuluh kali lipat dari vitamin K2.
Namun, bukti saat ini menunjukkan bahwa proses konversi tidak efisien.
Akibatnya, Moms mungkin mendapat manfaat lebih banyak dari mengonsumsi vitamin K2 secara langsung.
Makanan fermentasi adalah sumber vitamin K2 yang baik.
Selain itu, karena larut dalam lemak, jeroan, dan produk susu berlemak tinggi mengandung vitamin ini dalam jumlah yang cukup besar.
Namun, daging tanpa lemak, seperti unggas, bukanlah sumber vitamin K2 yang baik.
Baca juga: 13+ Makanan Penambah Berat Badan yang Enak dan Bernutrisi!
Lebih jelasnya, berikut ini beberapa makanan sumber vitamin K2:
- Natto (hidangan tradisional jepang dari kedelai yang difermentasi).
- Sauerkraut.
- Produk susu, terutama keju yang keras.
- Hati dan daging organ lainnya.
- Daging sapi.
- Daging babi.
- Kuning telur.
- Ikan berlemak, seperti salmon.
Selain itu, karena vitamin K2 bisa diperoleh dari konversi vitamin K1, berikut ini beberapa makanan sumber vitamin K1 yang bisa dikonsumsi:
- Sayuran berdaun hijau gelap, seperti bayam, kangkung, dan sawi.
- Selada.
- Lobak.
- Brokoli.
- Wortel.
- Minyak sayur.
- Bluberi.
- Anggur.
Jadi, jika ingin mendapatkan asupan vitamin K2, Moms juga bisa mengonsumsi makanan sumber vitamin K1.
Sebab, seperti dijelaskan tadi, vitamin K1 juga bisa diubah menjadi K2 di dalam tubuh.
Rekomendasi Asupan Vitamin K2 Harian
Foto: Orami Photo Stock
Jumlah asupan vitamin K harian yang direkomendasikan adalah 120 mikrogram (mcg) untuk untuk pria dewasa dan 90 mcg untuk wanita dewasa.
Tidak ada rekomendasi khusus untuk vitamin K2.
Karena vitamin ini penting untuk tubuh, defisiensi atau kekurangan vitamin K perlu diwaspadai.
Namun, kasus defisiensi vitamin K2 sebenarnya sangat jarang terjadi.
Kondisi ini biasanya berisiko terjadi pada bayi baru lahir dan orang-orang dengan gangguan pencernaan tertentu.
Misalnya penyakit Celiac dan kolitis ulserativa, risiko kekurangan vitamin K bisa jadi lebih tinggi.
Jika terjadi defisiensi vitamin K yang parah, proses pembekuan darah dalam tubuh bisa memakan waktu lebih lama.
Hal ini dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap memar dan meningkatkan risiko perdarahan.
Kekurangan vitamin juga dapat mengurangi mineralisasi tulang, yang dapat menyebabkan osteoporosis.
Baca juga: 13 Manfaat Kulit Semangka, Baik untuk Kesehatan dan Kecantikan Lho!
Perlu diketahui bahwa defisiensi vitamin K juga bisa terjadi karena konsumsi obat-obatan tertentu.
Misalnya, pemberian antibiotik jangka panjang, dapat membunuh bakteri usus yang memproduksi vitamin K.
Beberapa obat penurun kolesterol juga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin K.
Pengencer darah, seperti warfarin, dapat berinteraksi secara berbahaya dengan vitamin tersebut.
Penting bagi orang yang memakai obat ini untuk mengonsumsi jumlah vitamin K dari makanan yang sama setiap hari.
Bicarakan juga dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau membuat perubahan pola makan.
Bisakah Vitamin K2 Didapatkan dari Suplemen?
Foto: Orami Photo Stock
Seperti dijelaskan tadi, kasus defisiensi vitamin K sebenarnya sangat jarang terjadi.
Kebanyakan orang mendapatkan cukup vitamin dari makanan mereka.
Namun, pada beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko kekurangan, konsumsi suplemen bisa jadi solusi.
Banyak multivitamin mengandung kedua bentuk vitamin K.
Moms juga dapat membeli vitamin K sebagai suplemen tunggal atau dalam kombinasi dengan vitamin dan mineral lainnya.
Di antaranya, seperti vitamin D, kalsium, atau magnesium .
Baca juga: 14 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan Tubuh yang Tak Terduga
Jenis vitamin K yang umum tersedia dalam suplemen makanan adalah:
- Vitamin K1, dalam bentuk phylloquinone atau bentuk sintetis yang disebut phytonadione.
- Vitamin K2, dalam bentuk MK-4 atau MK-7
Konsentrasi vitamin K1 dan K2 bisa bervariasi, tergantung pada suplemen.
Selalu periksa label nutrisi sebelum membeli suplemen ya, Moms.
Lebih baik lagi jika bicarakan dengan dokter terlebih dahulu, apakah perlu suplemen vitamin K dikonsumsi.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4566462/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6429062/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/325059
- https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-k2
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.